Bab 10

8.2K 810 227
                                    

Indra kesal sekali dengan Sarah, kenapa semua wanita hanya bisa menuntut dan menuntut tanpa tahu Betapa keras usaha Indra untuk membangun itu semua. Dikira, membangun bisnis hingga sebesar ini semudah mengurus anak di rumah? Semudah membereskan pekerjaan rumah? Mengantar antar sekolah? Mengerjakan pr anak?

Tidak semudah itu, sudah berapa tahun sih, Sarah dan Indra menikah? Kenapa Sarah masih tak paham juga dengan Indra. Apa harus di jelaskan bagaimana sikap Sarah seharusnya terhadap Indra? Bagaimana cara tutur kata yang baik terhadap suaminya. Kenapa harus membentak untuk masalah sepele seperti itu.

Kalau Indra harus bertanya kabar dan membantu anak mengerjakan pr dan bermain juga dengan mereka. Lalu tugas ibu apa? Hanya bersih-bersih dan memasak saja. Enak sekali.

Seharian ini Indra kesal sekali, tak menelpon tak juga bertanya kabar anaknya lewat Sarah. Indra sudah tak peduli, dirinya kesal sekali dengan Sarah. Hingga telepon dari Sarah pun tak Indra jawab. Biar saja, biar tahu kalau Indra juga bisa marah dan kecewa dengan sikapnya.

🍁🍁🍁

Jam 10 malam, semua pekerjaan Indra sudah beres dan bersiap untuk pulang. Tapi begitu ingat rasa kesal dengan Sarah, Indra mengurungkan niatnya dan memilih pergi ke tempat lain.

Indra menghentikan mobilnya dan melihat pemandangan alam yang indah. Yah...Indra memilih pergi ke puncak dari pada harus pulang ke rumah. Indra menghirup dalam-dalam udara malam yang bercampur dengan dedaunan di sana. Rasanya menenangkan.

Indra menyewa satu kamar di salah satu penginapan di sana. Dan merebahkan tubuhnya dengan santai. Ponsel ia matikan dan memilih memejamkan mata. Tapi baru semenit, Indra terbangun. Entah kenapa dirinya tak nyaman. Hatinya merasa ada yang salah, hingga khawatir menderanya.

Indra meraih ponselnya dan menyalakanya namun sayang. Ponselnya lowbet dan Indra tak membawa charger ponsel. Indra mengumpat kesal. Selalu begini, saat membutuhkam ponsel, ponselnya tak pernah mau bekerja sama.

Akhirnya Indra memilih pulang dan meraih kunci mobil dan pergi dari penginapan. Sayang sekali, padahal harga sewa satu kamar lumayan mahal. Indra melirik vila kita sekilas sebelum akhirnya benar-benar pergi.

🍂🍂🍂

Sarah menahan tangisnya saat melihat Theo tiba-tiba demam tinggi. Sarah membawa Theo ke rumah sakit seorang diri, karena orang tua Sarah sedang pulang ke kampung karena nenek di sana sakit.

Menelpon Indra sedari tadi, tak juga diangkat-angkat. Terakhir malah tidak aktif. Sarah bingung harus bagaimana tapi Sarah harus bisa mandiri. Tidak boleh terlalu bergantung dengan suami.

Sarah memesan Grab dan langsung membawa Theo dan thea kerumah sakit. Sarah menenangkan Theo yang tak berhenti memanggil sang ayah. Sarah hanya bisa bilang "ayah akan datang, nak." Berbohong ya. Tak apa yang penting anaknya tenang.

Thea melirik sang mama yang mulai meneteskan keringat di pelipisnya. Thea tahu betul bila sang mama sedang panik dan berbohong kepada Theo. Thea meraih ponsel di tas sang mama. Dan menekan tombol telepon.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan hubungi beberapa saat lagi.

Thea menghela nafas panjang. Dasar ayah tercuek !! Maki Thea karena kesal.

Sarah turun dari mobil setelah sampai di rumah sakit. Theo ia gendong walau sebenarnya berat. Tapi mau bagaimana lagi, anaknya benar-benar terlihat sangat lemas. Wajahnya pucat. Thea membawakan tas milik sang mama. Dan tanpa di komando Thea menuju administrasi.

Dengan bermodal kursi, dirinya naik dan meminta resepsionis melayaninya.
"Ada perlu apa dek?"
Tanpa menjawab Thea memberikan KTP sang mama dan beberapa lembar uang ratusan ribu. Membuat si mbak bingung.
"Ini apa dek?" Tanyanya membuat Thea kesal.
"Adik saya sakit, butuh perawatan. Ini data adik saya, data mama saya dan ini uangnya."

Si mbak kaget mendengar bentakan Thea.
"Sebentar ya, dek." Si mbak langsung meraih KTP Sarah dan meng-input nya. Beberapa berkas yang harus di isi, di isi oleh si mbak dengan bantuan Thea. Setelah selesai uang yang di atas meja langsung di ambil dan di hitung. Cukup ternyata.

"Ini, sudah selesai ya dek, kasih saja ke mama nya."
"Terima kasih." Thea langsung merapihkan semua nya dan turun dari kursi. Lalu menghampiri sang mama yang panik mencarinya.
"Mama."
"Thea dari mana kamu?" Tanya Sarah.
"Ini." Thea memberikan berkas yang sudah di isi dan tinggal memberikan ke suster untuk di tindak lanjuti. Sarah bengong.

"Buruan mama," bentak Thea. Sarah langsung buru-buru memberikan berkas kepada suster. Dan Theo langsung di tangani.

🍉🍉🍉

Sarah lega karena anaknya tak harus di rawat di rumah sakit. Theo sudah mulai tenang di kamar. Sarah menemaninya dan tidur di kamar Theo. Thea yang biasanya cuek mendadak berubah sedikit peka dan perhatian.

Membuat Sarah sedikit lebih lega. Setelah semua anaknya tertidur. Terdengar suara mobil masuk dan tak lama suara pintu yang terbuka dan suara langkah kaki. Sarah tau betul itu adalah langkah kaki suaminya. Tapi Sarah enggan sekedar bangun dan menyambut suaminya. Sarah terlalu kesal dengan sikap Indra yang seenaknya.

Sarah tetap tidur di samping Theo. Walau sebenarnya Sarah tidak bisa tidur, karena mengkhawatirkan kondisi sang anak dan juga suaminya. Bagaimana pun Sarah tetaplah seorang istri. Yang memiliki rasa sayang terhadap suaminya.

Akhirnya Sarah bangun dan hendak turun ke bawah, namun jemari Theo menahannya. Membuat Sarah tersentak. Sarah menoleh dan melihat Theo menatapnya dengan sorot mata sedih.
"Jangan pergi ma, aku takut sendiri." Sarah tak tega melihat Theo dan akhirnya kembali menemani sang anak.


Indra yang sedari tadi tak melihat Sarah langsung naik ke atas di mana kamar sang anak di sana. Indra membuka pintu kamar Thea, nampak Thea tertidur dengan lelap. Lalu ke kamar Theo dan sedikit terkejut di sana.

Karena melihat kening Theo yang sedang di kompres dan Sarah yang sedang menepuk-nepuk pantat Theo dengan lembut sembari bersenandung kecil dan mata terpejam. Wajah Sarah nampak lelah dan pucat. Indra menutup pintu perlahan dan mengusap wajahnya sendiri.

Menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Indra kembali masuk dan melihat Sarah yang sudah terlelap. Dengan Theo yang memeluk sang mama. Dada Indra berdenyut.

"Maafkan ayah, Theo. Ayah tidak tahu kamu sakit." Indra beralih ke Sarah. Mengusap wajah kusam dan pucat milik Sarah.
"Maafkan aku sayang, aku berulah lagi ya."
Indra duduk dan mengusap wajah Theo yang masih panas.

"Ayah." Indra tersentak dan menoleh ke belakang. Thea.
"Sayang, kamu terbangun?" Tanya Indra pada Thea pelan, takut Sarah dan Theo terbangun.
"Thea melambaikan tangannya. Meminta Indra mengikutinya. Indra pun menoleh kearah Theo dan Sarah Sejenak sebelum mengikuti Thea.

"Ada apa?" Tanya Indra saat sudah di luar kamar.
"Aku fikir ayah sudah pergi, kenapa kembali lagi?" Pertanyaan Thea bagaikan petir di siang bolong. Apa maksud sang anak?
"Apa maksud kamu?"
"Tidak ada, aku mau tidur lagi," ujarnya saat baru selangkah Thea kembali menoleh."jangan ganggu Theo dan mama, mereka lelah." Thea langsung masuk ke dalam kamar dan menutup pintu bahkan menguncinya.
Membuat Indra bengong dan tak tahu harus berkata apa.

Ada apa dengan Thea, anakku? Kenapa sifatnya seperti itu? Mirip siapa dia? Apa Sarah tak bisa mendidiknya menjadi lebih baik? Tidak sopan sama sekali padaku.

Indra menoleh ke arah pintu Theo. Mau masuk kembali tapi tertahan dengan ucapan Thea. Akhirnya Indra kembali ke kamarnya.

😒😒😒😒

Nggak sadar banget sih Lo, tuh sifat thea kaya siapa? Buset dah Indra ...Indra..
Greget gue. 
😪😪

Ayah TerCuek (Tamat)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang