Bab 8

8.3K 700 77
                                    

Lima tahun telah berlalu. Indra semakin sibuk dengan bisnisnya. Sementara kedua anaknya mulai masuk ke sekolah dasar. Ya...mereka kini berusia 7 tahun. Dan telah siap masuk kebangku sekolah dasar.

Pagi ini Sarah nampak sibuk karena harus bangun lebih pagi lagi. Jam setengah lima Sarah bangun untuk membuat sarapan dan menyiapkan keperluan sekolah kembar dan keperluan kerja Indra.

Tak sempat bagi Sarah untuk sekedar cuci muka. Karena banyaknya kerjaan. Jujur Sarah masih mengantuk, karena baru bisa tidur jam 3 subuh. Karena harus menyetrika pakaian yang sudah menggunung.

Jujur Sarah lelah, tapi harus ia kerjakan dengan sebaik mungkin. Karena ia tak mau menjadi ibu dan istri yang gagal. Setelah membuat nasi goreng. Sarah langsung membangunkan kembar terlebih dahulu di kamar atas.

Ya... semenjak kembar berusia 6 tahun. Mereka tak lagi tidur satu kamar dengan Sarah dan Indra. Karena Sarah ingin mendidik anaknya untuk mandiri.

Sarah membangunkan Thea lalu Theo. Di kamar yang bersebelahan itu. Kamar Thea yang di dominasi warna pink. Itu juga Sarah yang memilihnya. Dan kamar Theo yang berwarna biru.

Mereka semua sudah bangun walau harus dengan susah payah.
"Kalian mandi bergantian ya, nanti mama ke sini lagi. Awas licin ya nak," ucap Sarah memperingati. Mereka pun mengangguk dengan malas.

Setelah selesai dengan kembar, Sarah buru-buru membangunkan Indra.
"Ayah, bangun yah...sudah pagi. Ayah ...."
"Hmm...." Indra bergumam. Namun tak lama bangun. Indra duduk dan menatap Sarah yang sibuk membereskan kamar tidurnya. Indra mendekat dan memeluk Sarah. Membuat Sarah terkejut.

"Morning kiss, mam," pinta Indra. Membuat Sarah kaget. Sarah menatap Indra dengan seribu pertanyaan tapi belum ada satupun yang di lontarkan. Indra sudah mengecup bibir Sarah. Menekannya dan sedikit melumatnya.

"Aku rindu Sar, main sebentar ya." Sarah langsung di tarik dan di rebahkan di ranjang. Indra buru-buru melepas celananya dan memainkan juniornya sebentar. Rok Sarah sudah ia lepas dan termasuk celana dalamnya.

Sarah hanya bisa diam, menanti. Karena ia pun ingin. Sudah lama Indra tak meminta jatah. Karena terlalu lelah setiap harinya. Indra meludah dan di oleskan pada juniornya lalu mulai menusuk milik Sarah. Membuat Sarah melenguh nikmat.

Sarah berpegangan pada sprei saat Indra mulai bergerak cepat. Karena mereka memang diburu waktu. Belum anak-anak yang sedang mandi di atas sana.

Indra bergerak semakin cepat dan cepat. Hingga mencapai pelepasan paginya. Indra buru-buru, mencabutnya dan lari ke kamar mandi. Membuat Sarah diam. Dan menatap pintu kamar mandi. Sarah bangun dari rebahan ya dan membenarkan pakaiannya. Lalu kembali membereskan kamar tidur.

Setitik air mata muncul, namun buru-buru ia seka. Ia tidak mau paginya muram karena tidak mendapat pelepasan. Yah...yang mendapat pelepasan hanya Indra, karena mereka bermain cepat. Intinya Sarah tak mendapat nikmat sama sekali. Hanya sebagai pelepas nafsu Indra.

🌼🌼🌼

Sarah menunggu kembar pulang sekolah, bersama dengan ibu-ibu lainnya. Hanya saja Sarah tidak terlalu mengenal para ibu-ibu muda itu. Sarah lebih banyak diam dan menyendiri. Dirinya tidak suka bila bergosip.

Tak lama bel pulang sekolah berbunyi, Sarah dan ibu lainnya sudah bersiap untuk menyambut anak-anak mereka. Sarah tersenyum saat melihat Thea dan Theo berjalan keluar pagar.

Sarah langsung menghampiri mereka dan menyapa hari mereka.
"Bagaimana di sekolah?" Tanya Sarah.
"Seru mama," jawab Theo antusias. Tapi Thea biasa saja. Melirik ke arah Sarah pun tidak. Sarah menggandeng tangan Thea dan tersenyum ke arahnya.

"Kabar Thea bagaimana? Sudah punya teman di sekolah?" Tanya Sarah lembut. Tapi Thea masih saja dia dan acuh.
"Mama, kak Thea tidak punya teman. Tadi di sekolah kak Thea hanya duduk saja, tidak mau menyapa siapapun. Bahkan Bu guru bertanya saja kak Thea tidak mau menjawab," adu Theo. Membuat Sarah kaget.

Sarah menatap Thea dan hendak menegurnya. Tapi Thea lebih dulu berjalan dengan santainya.
"Baru pertama sekolah, jadi wajarlah." Thea berjalan menjauh. Membuat Sarah dan Theo mengikutinya. Sarah melihat anak perempuannya yang berjalan dengan santai tanpa tengok kanan kiri. Benar-benar lurus ke depan. Terkadang Sarah berfikir. Thea ini sama tidak sih umurnya dengan Theo. Kenapa bisa berbeda sekali sifatnya.

Mereka sampai di rumah. Theo dan Thea langsung berhenti pakaian. Sarah memang selalu menekankan itu kepada mereka, walau mereka baru berusia 7 tahun, tapi mereka harus di didik cara bijak dan mandiri.

Mereka turun setelah berganti pakaian. Duduk di ruang makan dan menunggu Sarah selesai menyiapkan makan siang.
"Makanlah, kalian pasti lapar," ucap Sarah yang melihat kedua anaknya makan dengan lahap.

Thea selesai dan langsung merapihkan piring bekasnya. Ia taruh di tempat cucian piring dan pergi ke kamar. Sarah menghela nafas melihat kelakuan anak nya itu. Tak lama Theo juga sudah selesai
"Mama, makananku sudah habis." Sarah tersenyum dan mengusap kepala Theo.
"Taruh di tempat cucian piring ya, nanti mama cuci," ujar Sarah sembari bangkit dari duduknya.

"Jangan ma, Theo bisa kok cuci piring sendiri." Sarah terdiam. Lalu menatap anaknya. Theo tersenyum lebar.
"Kamu yakin?" Tanyanya. "Yakin, ma," jawab Theo mantap. Sarah tersenyum dan mengajak Theo ke dapur. Karena tubuhnya yang kecil, Sarah memberikan Theo bangku kecil agar Theo bisa sampai di tempat cucian piring.

Sarah melihat cara Theo mencuci piring. Piring untuk kembar memang bukan beling karena takut jika anaknya menjatuhkannya dan akhirnya bisa melukai mereka. Jadi untuk kembar Sarah khusus membelikan piring plastiknya berbentuk lucu.

Theo benar-benar melakukannya. Ia mengambil sabun dan spons. Lalu mulai mencucinya perlahan-lahan. Walau lama, tapi Theo berhasil mencuci piringnya sendiri. Bahkan piring bekas Thea ia cuci juga.

"Selesai, hebat kan ma."
"Hebat anak mama, sering-sering bantu ya hahaha."
"Siap mama, Theo siap bantu mama kapanpun dimanapun, karena Theo sayang mama."
Sarah terharu, ia memeluk Theo tanda apresiasi nya.
"Anak mama yang pintar pantas mendapat sebuah pelukan kasih sayang dari mama tercinta."

Theo tersenyum senang dan balas memeluk Sarah. Tanpa sarah dan Theo sadari. Thea melihat mereka dengan mata tak suka.
"Dasar anak manja !" Gumam Thea sebelum kembali naik ke kamarnya.

🌱🌱🌱🌱

Uluh uluh.... Si Thea mani judes pisan. Awas kaya si ayah loh. Hii cobaan banget kalau ia mah.

Ayah TerCuek (Tamat)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang