PART 24

2.7K 175 5
                                    

⚠⚠⚠Mature conten⚠⚠⚠

Dimohon kebijaksanaannya dalam membaca chapter ini😊
.
.
.
Seulgi pov**

Ddrrtt...ddrrtt

Ku buka mataku saat mendengar ponselku berbunyi.

Ahhkk~~

Pahaku rasanya sakit saat di gerakan dan juga milikku.

Ddrrtt...ddrrtt...

Ku raih ponselku,

'Eomeoni' batinku

"Y..yeobeo!!"

"Hhahh...syukurlah"

"Waeyeo eomma!!"

"Seul ah!! Kau dari mana saja!! Eomma sudah beberapa kali menghubungi mu dan jimin, tapi tak ada jawaban. Kau tau aku sanagt khawatir"

"M..mianeyo eomma!! Saat itu aku tidak menelponmu dulu. Waktu eomma pergi, aku di bawa pulang oleh jimin. Mianeyo!!"

Aku merasakan pelukan dari pria di sebelahku yang masih tertidur

"Hhmmmm" gumamnya mengeratkan pelukannya di perutku

"Aku sangat khawatir!! Di mana dia??"

"Emm..dia masih tertidur"

"Mwo!! Masih tertidur!! Apa kalian tertidur sepanjang hari seul ahh..hhmm" ucapnya terkekeh pelan. Ungh!! Aku sangat malau

"Cepatlah bangun, ini sudah sore!! Tapi apa kalian sekarang ada di seoul??"

"Aniyo!! Kami masih berada di busan!! Karena saat kami mau pulang, hujan turun dengan lebat. Sekarang saja masih hujan. Jadi kami terjebak di sini"

"Aigoo!! Seul ah!! Aku khawatir dengan kondisi mu. Kau dimana sekarang??"

"Di hotel."

"Ahh baiklah. Apa pahamu masih sakit?"

"Emm sedikit"

"Seul ah!! Kau harus banyak berjalan jalan agar lukamu cepat sembuh arraseo!! Dan gantilah perbanmu"

"Nee eommeoni"

"Baiklah eomma tutup nee. Anyeong"

"Anyeong"

Eungh!! Kapan hujannya reda. Aku mengecek ponselku, melihat cuaca hari ini di dalam aplikasi ponselku.

'Ommo!! Ternyata busan sedang di guyur hujan lebat sekarang, Kalau begini kapan kita bisa pulang' batinku.

Aku melirik pria di sebelahku. Ia tertidur dengan nyeyak, tangganya masih melingkar di perutku.

Ku coba melepaskan pelukannya di perutku secara perlahan, agar ia tidak bangun.

Setelah terlepas, ku coba untuk turun dari ranjang. Tapi, saat menggerakkan kembali tubuhku, rasanya sangat perih dan sakit.

"Ahhkk...". Rintihku. Kemudian Namja di sebelahku langsung bangun.

"Gwenchanayo?". Tanyanya. Ekspresi wajahnya berubah jadi cemas.

Kedua tanganku meremas milikku, rasanya sangat perih. Lalu ku lihat kedua tangannya menyentuh tanganku.

"Apa sangat sakit?" Tanyanya. Aku menganggukkan kepalaku pelan.

"Mianhaeyo, seharusnya aku tak memaksamu". Katanya. Ia menatapku dengan cemas.

Kedua tangannya meraih tubuhku.

"Ahkk..". Rintihku. Saat tubuhku ia baringkan kembali. Ia lalu berbaring di sebelahku.

Satu tangannya mengelus rambutku, dan satunya lagi mengelus perut bawahku.

Hurt (Lovehurts)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang