01.siswa baru

71 9 0
                                    

Sekolah bagiku hanya tempat untuk melampiaskan rasa jenuh.

Semangat hidup ku terasa sudah hilang, andai saja bukan karena kejadian itu mungkin hidup ku takkan seberantakan ini.

...

"Kay!"

"Kay!"

Seseorang mengguncang bahu Kay dengan pelan, berusaha membangunkan Kay dari tidurnya.

"Bangun kay, ini sudah waktunya pulang. Kamu nggak mau pulang?" Ucap orang itu sembari memasukkan buku ke dalam tas milik Kay.

Mata kay sedikit terbuka dan memandang seorang gadis yang tengah berdiri di hadapannya.

"Jam berapa?" Tanya Kay dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Lihat!" Jawab gadis itu sambil menyodorkan jam tangan ke wajah kay yang menunjukan pukul 4.15 sore.

Kay berdiri menggendong tasnya lalu berjalan keluar ruangan itu bersama gadis tadi.

Kay dan gadis itu berjalan bersama menuju halte untuk menunggu angkutan umum.

"Kenapa kamu tidur di perpustakaan?"

"Kamu bolos jam pelajaran lagi?" Tanya gadis itu.

Kay hanya mengangguk.

"Kok kamu santai banget sih? Kamu gak khawatir nanti nilai mu jelek? Kamu gak khawatir nanti gak naik kelas?" Ucap gadis itu tanpa jeda.

Kay hanya menghela pelan.

"Biarin aja, lo urus urusan lo aja urusan gue biar gue yang urus." Jawab Kay dingin.

"Lo sendiri ngapain di sekolah jam segini?" Tanya Kay balik.

"Aku baru aja selesai latihan buat olimpiade MTK. Dan gak sengaja liat kamu di Perpus lagi tidur." Jawab gadis itu.

"Kamu jangan terlalu santai Kay, kamu gak boleh gini terus." Lanjut gadis itu lagi. Kini dengan nada yang serius.

"Yaudah gue duluan ya." Ucap kay tanpa memperdulikan gadis itu lalu naik ke dalam angkot yang baru saja datang.

Gadis itu menghentakkan kakinya ke tanah karena kesal.

"Ah Kay nyebelin" gumam gadis itu lalu lanjut berjalan.

...

Setelah sampai rumah, Kay langsung di sambut hangat oleh ibunya.
Namun seperti biasa Kay hanya bersikap dingin dan tak acuh pada ibunya.

"Kay, kenapa pulangnya sore sekali? Kamu habis kemana?" Tanya ibunya khawatir.

Kay hanya memandang dingin ibunya lalu pergi tanpa menjawab pertanyaan ibunya.

Ibunya hanya menghela berat.

"Sampai kapan kamu begini terus kay? Sebenci itu kah kamu pada ibu?" Gumam ibunya sambil menatap punggung anaknya yang mulai hilang di balik pintu kamar.

Kay duduk di kursi belajarnya lalu membuka laci kecil dan mengambil sebuah buku kecil bersampul biru muda.

Dia mulai membuka sampul buku tersebut, membalik halaman demi halaman yang penuh dengan tulisannya sampai ia menjumpai halaman yang masih kosong.

Dia mulai menggoreskan tintanya di atas kertas tersebut.

Dear Dairy

Kenapa rasa benciku terlalu besar padanya? Aku tau bukan sepenuhnya dia yang salah.
Tapi..
Setiap kali aku melihatnya hati ku terasa sakit. Kapan penderitaan ini akan berakhir?.

MY SUNSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang