Kay membuka matanya, dan samar samar ia melihat plafon berwarna putih. Lalu ia mengalihkan pandangan ke sebelah kirinya. Dan ia mendapati ada seseorang sedang duduk di samping tempat tidurnya sedang membaca sebuah buku di tangan kirinya.
Kay masih belum bisa mengenali sosok pria tersebut. Pandangannya juga masih sedikit buyar. Sampai akhirnya Kay mencoba untuk duduk, namun percuma ia tidak bisa badannya serasa sakit semua. Apalagi di bagian rusuknya terasa sangat sakit dan pegal.
"Aghh.."rintih Kay pelan. Sangat pelan namun bisa mengalihkan pandangan sosok pria tersebut ke arah Kay.
Pria tersebut meletak kan buku yang tadi ia baca di atas Nakas kemudian membantu Kay agar bisa duduk.
"Kamu kenapa berantem?" Tanya nya datar. Tidak ada rasa kekhawatiran di matanya.
Ya Pria itu adalah Juan, kakak tiri Kay.
Kay lalu menggeleng pelan. Ia tidak berani menatap kakaknya. Mungkin karena ada sedikit rasa canggung.
"Aku belum mengabari kondisimu ke Ayah dan Ibu, karena baru sampai di Bali, mungkin akan pulang 3-4 hari lagi. Dan sekarang aku akan menghubungi mereka." Ucapnya.
Saat juan mau menelefon Ayahnya, ia sudah di cegah terlebih dahulu oleh Kay.
"Kenapa?" Tanya Juan.
"Tidak perlu. Mereka pasti sedang sibuk. Jangan ganggu mereka. Toh aku baik-baik saja." Ucap Kay.
"Aku mohon, rahasiakan ini." Lanjutnya.
Juan hanya diam dan menatap Kay. Kemudian ia mengurugukan niatnya dan menyimpan kembali ponselnya di dalam saku bajunya.
"Siapa yang membawaku ke sini?" Tanya Kay tanpa memandang juan.
"Temanmu. Dia juga yang meneleponku." Jawab Juan datar.
Kay berencana untuk pulang. Sejujurnya ia masih trauma dengan rumah sakit karena kejadian 9 tahun silam.
"Kamu, mau kemana?" Tanya juan.
"Pulang "jawab Kay.
Lalu Juan menahan Kay.
"Kamu perlu istirahat, dan kondisimu masih buruk." Kata Juan.
"Sudahlah, aku baik-baik saja. Aku ingin segera pulang. Aku benci Rumah Sakit." Ucap Kay.
"Tidak. Kamu harus tetap di sini."
"Ku mohon biarkan aku lakukan apa yang aku mau. Kamu tidak tau apa-apa tentangku. Jadi biarkan aku pergi."
Juan hanya terdiam. Setelah itu Kay bangun dan berjalan Gontai keluar Rumah Sakit. Entah apa yang membuatnya menjadi sangat membenci rumah sakit.
Juan mengikuti Kay dari belakang. Kay terus berjalan walau tubuhnya masih sangat lemas.
"Kamu bisa bonceng motor kan?" Tanya Juan. Lalu Kay menggeleng.
"Kalau bisa pun aku tidak mau ikut dengan mu."jawab Kay.
Juan hanya diam, suasana jadi bertambah canggung. Kay duduk di depan Halte,ia menunggu bus lewat agar dirinya bisa pulang.
Selang beberapa menit akhirnya sebuah Bus pun datang. Kay berusaha berdiri dan melambaykan tangannya ke sisi jalan agar Bus tersebut berhenti.
Saat Kay sudah masuk ke dalam Bus tsb, ia duduk di satu kursi yang masih tersisa. Bus tersebut pun mulai melaju.
Namun belum beberapa meter Bus tersebut melaju sudah berhenti lagi. Dan seorang yang Kay kenal masuk ke dalam Bus tersebut.
Siapa lagi kalau bukan Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SUNS
Teen FictionApakah kau matahariku? Pertemuanku denganmu adalah awal dari kebahagiaan ku yang telah lama hilang. Lalu? Apakah kau merasakan hal yang sama denganku? (This is Sad story)