Sinar matahari menerpa wajahku, silaunya membuat mataku sulit untuk aku buka. Aku mengangkat tangan kiriku untuk menghalangi terpaan sinar matahari ke wajahku.
Dapat ku lihat seseorang di samping kananku. Dia sedang memegang tanganku erat.
"Di mana aku?" Tanyaku lalu membenarkan posisiku untuk duduk.
"Akhirnya kamu sadar, ini di UKS." Jawabnya girang masih memegang tanganku.
Aku menarik tanganku dari genggamannya. Ya,orang yang saat ini berada di samping ku adalah Dirga, orang yang selalu aku perlakukan tidak baik namun sebaliknya, dia memperlakukanku dengan sangat baik?.
"Apa kamu baik-baik saja?"
"Apa masih ada yang sakit?" Tanya dia khawatir.
Aku tidak menjawab pertanyaanya dan hanya menggeleng kecil.
Dia menghela nafas lega.
Hanya ada kami di dalam ruang UKS ini, aku belum sepenuhnya pulih bahkan untuk berjalan saja masih sempyongan.
"Kay, aku mau tanya."ucap Dirga ragu.
Aku hanya diam, dia mengambil nafas panjang lalu menatapku.
"Menurutmu, milkshake atau coklat panas?" Tanyanya.
Aku bingung dengan apa yang barusan ia katakan, sebenarnya apa maksudnya?
"Menurutmu warna langit itu biru atau putih?" Tanyanya lagi.
Aku mengerutkan keningku.
"Maksud lo apa?" Tanyaku datar.
Dia tersenyum kecil lalu menghela pelan.
"Dulu,saat aku berusia 5 tahun,aku punya sahabat sekaligus tetanggaku. Dia seorang anak perempuan yang keras kepala dan baik. Dulu aku dan dia selalu bersama, sampai kami selalu membandingkan minuman kesukaan kami. Dia selalu bilang kalau milkshake paling enak, dan sedangkan aku selalu bilang kalau coklat panas itu paling enak. Kami berdebat karena itu tapi setelah itu kami kembali tertawa bersama lagi."
Entah mengapa Mendengar kata-katanya hati ku merasa sakit. Pikiranku menjadi kosong, aku tidak bisa memikirkan apapun kecuali kata-katanya barusan.
Aku merasa tidak asing,,
"Kami sering bermain ke taman belakang rumahku, kami berbaring bersama di atas rumput yang halus sambil menatap warna awan.dia selalu bilang jika awan berwarna putih, tapi aku bilang awan itu berwarna biru. Kami berdebat lagi. Namun hanya sebentar dan kami sudah berbaikan lagi."
Aku menelan ludah, tidak percaya dengan kata-katanya. Mungkinkan dia...?
"Semua kebahagian aku lewati bersamanya, tapi karna ke egoisanku meninggalkannya di saat dia sedang sulit, mungkin saat ini dia sangat membenciku."kata Dirga, kali ini raut wajahnya berubah murung.
Mataku mulai memanas, hati dan pikiranku tak percaya dengan apa yang barusan aku dengar.
Hati ku menjerit ini tidak mungkin, ini pasti hanya ilusi ku. Atau pasti hanya mimpiku!.
"Aku hanya ingin mengatakan MAAF padanya,pada sahabatku,,,,"
"Lili..." ucapnya memandangku dengan mata yang penuh harapan.
Aku benar-benar tidak menyangka dengan apa yang barusan aku dengar.
Tuhan benarkah ini?
Ku mohon jadikan ini mimpi!"A ata?" Ucapku dengan suara gemetar.
Dirga tersenyum lalu memelukku.
"Maaf.."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SUNS
Teen FictionApakah kau matahariku? Pertemuanku denganmu adalah awal dari kebahagiaan ku yang telah lama hilang. Lalu? Apakah kau merasakan hal yang sama denganku? (This is Sad story)