06.30
Rabu pagi Kay sudah rapi dengan seragam biru putihnya.
Ia masih berdiri di depan cermin dan mengikat rambutnya."Kay apa kamu sudah siap? Nanti kamu berangkat bareng sama kakak dan ayahmu ya." Ucap Niari ibu kandung Kay dari balik pintu kamar Kay.
Kay tidak menjawab dan melanjutkan aktifitasnya.
Kay keluar dari kamarnya dan menuju meja makan. Setidaknya ia mau menghargai suami ibunya yang baru pulang dari jepang dengan mau menemuinya.
Kay duduk di salah satu kursi meja makan dan berhadapan dengan kakak tirinya.
"Kay,bagaimana kabarmu nak?" Tanya ayah tiri Kay pada Kay.
"Baik" jawab Kay dingin tanpa menatap ayah tirinya.
"Nah ibu buatkan susu buat kalian" ucap Niari sembari membawa empat gelas susu ke meja makan.
Niari menyiapkan roti yang di oles selai coklat ke piring anak dan suaminya.
"Makasih sayang" ucap Bram selaku suami Niari sambil mengelus pipinya lembut.
Niari mengulum senyum merekah di wajahnya, namun berbeda dengan Kay yang tanpa ekspreksi dan murung.
Mereka makan dalam diam.
Setelah selesai sarapan Kay langsung beranjak dari
Meja makan dan berangkat sekolah.Kay Baru berjalan beberapa langkah dari pintu rumahnya namun ada yang memanggil namanya.
"Kay"
Kay merasa tidak asing mendengar suara itu. suara serak berat milik Juan, kakak tirinya.
"Kenapa?" Tanya Kay balik.
"Ayah bilang, hari ini kamu aku anterin. Mau nggak mau kamu harus mau. Walau aku tau kamu pasti menolak, tapi untuk kali ini..."
"Baiklah" potong Kay.
Kay mengambil helm yang ada di tangan juan lalu memakainya.
Lalu Kay duduk di jok belakang motor kakak tirinya itu.
Mereka pun berangkat sekolah bersama, namun bukan Kay kalau tidak sedingin es, di perjalanan ke sekolah tidak ada pembicaraan dari Kay maupun Juan.
Walau mereka serumah, mereka hampir jarang bertemu karena Juan yang saat ini sudah duduk di bangku kelas 3 SMA harus mengikuti les dan selalu pulang malam. Sedangkan Kay setelah pulang sekolah dia akan selalu mengunci diri di kamarnya.
Setelah sampai di depan gerbang sekolah, Kay langsung turun dari motor juan dan memberikan Helm yang tadi ia pakai lalu pergi.
Saat sampai kelas Kay hanya menjumpai ada beberapa anak saja yang baru masuk. Ia berjalan menuju bangkunya santai.
Seperti biasanya Kay menjumpai Banyak kertas dan oretan di bangkunya.
'Gak usah sok cantik!'
'Pindah aja lo'
'Dasar sampah'
'Menjijikan'
'Cewek murahan'
Ini hal yang biasa bagi Kay, ia tau banyak siswa yang membencinnya. Tapi ia tidak memusingkan itu dan memilih berpura-pura tidak terjadi apapun.
Ia membersihkan bangkunya lalu membuang semua kertas oretan yang ada di dalam laci bangkunya.
Setelah itu ia duduk santai di bangkunya sampai ada seseorang yang duduk di sampingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY SUNS
Novela JuvenilApakah kau matahariku? Pertemuanku denganmu adalah awal dari kebahagiaan ku yang telah lama hilang. Lalu? Apakah kau merasakan hal yang sama denganku? (This is Sad story)