Cerita delapan

12.4K 246 7
                                    

Setelah berjibaku hampir satu jam lamanya, acara coli bareng itu berakhir dengan klimaks bersama-sama. Tuntas sudah gejolak nafsu Daffa, walaupun seks liarnya itu, dilampiaskan dengan jalan yang benar-benar tidak wajar.

Tapi Daffa cukup senang, karena dia menyalurkan hasratnya pada orang yang tepat, seorang sahabatnya yang dia sayang. Bukan kepada sembarang orang.

Walau bagaimanapun juga, dia bukanlah seorang gay. Begitu pun dengan Ferdinand, mereka adalah seorang remaja straight yang hanya saling membantu, ketika hasrat libido mereka lagi butuh pelampiasan dan penyaluran.

Malam semakin larut. Tenaga yang habis terkuras akibat pergumulan itu, membuat keduanya terlelap tidur sangat nyenyak.

Hari menunjukkan pukul satu dini hari. Tiba-tiba Daffa terjaga dari tidurnya. Diapun langsung duduk sambil memperhatikan suasana di sekelilingnya. Di sampingnya terlihat Ferdinand yang sedang tidur dengan suara dengkuran yang hampir tidak terdengar.

Dengan pelan Daffa beranjak dari tempat tidur itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dengan pelan Daffa beranjak dari tempat tidur itu. Dia keluar kamar menuju lantai bawah. Dia ingin tahu keadaan Topan. Daffa takut kalau-kalau Topan terbangun lalu mengetahui dirinya dan Ferdinand sedang tidak ada di kamar itu.

Daffa menuruni anak tangga satu persatu. Dan ketika sudah berada di bawah, dengan hati-hati dia membuka pintu kamar.

Alangkah terkejutnya Daffa, ketika dilihatnya Topan tidak tidur. Dia sedang duduk di kursi sofa, yang menghadap langsung ke arah jendela.

"Pan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pan ... Kenapa lu bangun?" tanya Daffa gugup. Topan hanya diam tidak menjawab.

"Pan, lu ada apa? Enggak bisa tidur, ya?" Daffa pelan-pelan mendekati Topan.

Daffa kaget, begitu melihat wajah Topan yang tampak pucat dan lemas.

"Pan, lu sakit?" tanya Daffa sambil megang dahinya. Badan lu panas, muka lu pucat berkeringatan.

"Lu darimana, Daff?" tanya Topan tiba-tiba.

"Gua habis main game di lantai atas," jawab Daffa berbohong.

LIBIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang