R ~ Lima

7.5K 205 11
                                    


Dylan membuka pintu balkon apartemen Leo dengan kasar. Telinganya sudah bosan dan butuh udara segar karena sedari tadi mendengarkan segala macam omelan dari Leo dan Angel yang bahkan sampai saat ini masih berlangsung. Ya Tuhan, ini sudah hampir pukul sebelas malam.

"Lo dengerin kita nggak sih, Dylan?" teriak Angel marah.

"Menurut kalian gue lagi bete gini karena apa? Ya karena omelan berlebihan dari kalian." Dylan melirik Angel sekilas lalu duduk di kursi. Tangannya sibuk mencari keberadaan ponselnya. Ketika benda persegi panjang itu dibuka, masih sepi, masih tidak ada balasan dari Lexa terhadap pesannya tadi.

"Kapan sih terakhir kali lo main?"tanya Leo, mengambil duduk di sebelah Dylan. Meskipun begitu pandangannya masih terpaku pada Angel yang sedang marah. Cantik.

"Mas Leo!" pekik Angel, menatap Leo nyalang.

"Maaf Angel, aku cuma nggak ngerti aja ini anak kenapa main nyosor sama Lexa."

"Laba-laba, itu gegara telpon lo. Gue nggak ada pilihan lain selain pinjem bibir Lexa buat tunjukin ke mama kalau gue nggak mau sama anak temen-temenya." jelas Dylan.

"Tapi lo jadi nyeret-nyeret Lexa, Dylan. Ya Tuhan! Hidup Lexa udah rumit, dan sekarang malah makin rumit gara-gara lo!" Angel melengos, melangkah menuju dapur.

"Sorry, Angel. Gue bener-bener bingung tadi." sesal Dylan.

"Lagian udah terjadi juga. Jangan sampai lo makin ngerepotin kita aja." Leo menepuk bahu Dylan, "Jangan lupa minta maaf yang beneran minta maaf sama Lexa." Leo beranjak dari duduknya, menyusul Angel ke dapur, meninggalkan Dylan yang kembali menatap ponselnya.

***

Seperti janjinya semalam, Lexa mengantar Melissa ke stasiun dengan motornya. Namun, gara-gara hobi Lexa yang suka berlama-lama saat mandi, Melissa nyaris tertinggal kereta tadi. Untung saja Lexa tahu jalan tikus sehingga Melissa tetap sampai di stasiun tepat waktu. Kini Melissa tengah merengkuh Lexa.

"Gue mudik dulu ya." kata Melissa.

"Hati-hati di jalan, Melissa Bee kesayangan aku." jawab Lexa.

"Sumpah, lo bikin gue mau muntah. Stop talking like that!"

Lexa terkekeh, melepas rengkuhan Melissa. "Jangan lupa sampaikan salam gue buat mama."

"Pasti. Lo mau sampaikan salam buat orang lain lagi? Lu—"

"Yang satu itu bisa gue sampaikan sendiri." sahut Lexa, mengulas senyum pada Melissa.

"Okay. Take care selama gue mudik, ya?"

"Gue v-call mama nanti jam delapan."

"Siap." Melissa mengacungkan jempolnya, lalu berjalan tergesa menuju kereta. Tidak lupa, gadis yang hari ini mengenakan pakaian tebal meski cuaca panas itu melambaikan tangan pada Lexa sebelum memasuki gerbong kereta. Lexa hanya balas mengangguk, lalu berbalik menuju motornya.

****

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 10 kilometer Lexa tiba kembali di asrama. Gadis itu memarkirkan motornya di garasi. Berjalan memasuki Asrama Veloz, ia masih mengenakan helm. Tiba-tiba ponselnya berdering singkat. Ada satu pesan dari Melissa.

MelBee:
Lexa, jaga diri baik-baik. Oh gue lupa. Setelah gue renungkan pas tadi lo mandi, lo boleh kok membuka hati buat orang lain. It's hard, I know, tapi nggak ada salahnya dicoba. Asal gue mohon jangan kembali menjadi Lexa yang...you know. See you in two weeks. Xxx

The Boss Kissed MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang