Desember 2019
"Gandi AWAAAAS!!!"
BRAAAK!!
"Gandi bangun"
"Tolong!!!"
"Gandi buka matamu""Gladis, makasih buat semuanya" senyum Gandi yang begitu indah
Deg
"Stop! Don't Say It!"
Aku benar benar lemas, aku menahan agar tubuh Gandi tetap berada dipangkuanku. Saat ini kami berada ditrotoar.
Dengan malam yang begitu mencengkam. Aku akan membuat perhitungan pada Delon."Permisi mbak, akan saya panggilkan ambulan mbak. Sebentar"
"I... Iya pak"Gandi, kumohon... Bertahanlah sedikit lagi. Kita akan segera ke rumah sakit. Maaf Gandi. Gara gara aku, kamu mengalami ini semua. Maaf.
Semudah inikah bagimu. Datang setelah penantianku mencarimu. Apakah kau tak ingat tentang kelinci di danau? Kamu ingin aku tersenyum dan berbicara lagi.
Katamu aku harus percaya pada takdir. Tapi, aku tak pernah menginginkan ini semua. Aku hanya ingin, kisah kita seperti kisah lainnya. Yang memiliki happy ending tanpa lika liku jalan yang sulit. Aku hanya ingin kisah kita biasa biasa saja, tanpa rintangan sesulit ini. Rintangan yang tak pernah terbesit dalam pikiranku***
"Permisi, apakah anda wali dari pasien?"
"Iya dok, bagaimana kondisi Gandi?"
"Maaf, ternyata selama ini pasien mengalami....."
Deg...
Tubuhku seketika ter ulai lemas. Tubuhku benar benar tak dapat bekerja. Aku seketika kehilangan kesadaranku. Ketika aku mengetahui satu fakta penting di hidup Gandi"
*
*
*
*
*
10, November 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
GANDI
Teen FictionJika kamu hanya berdiam diri tanpa ada langkah yang melangkah, maka kamu tidak akan pernah sampai ke tempat tujuanmu. ~Gladis. ~k.r