7. Tujuh

8.4K 860 37
                                    

warn!typo everywhere^^


Siang hari di hari Rabu menjadi hal yang tidak biasa bagi keluarga Jeon. Pasalnya, anak bungsu kesayangan semua orang ini terus-menerus merengek ingin diantarkan kerumah Hansung dan Taehyung.

Tidak akan jadi masalah, kalau dua kakak beradik asal Daegu itu berada dirumah.

"Adek~ Ayo dong jangan marah sama Mama."

Sudah beribu cara telah Mama Jeon lakukan, tapi nyatanya sibungsu tetap enggan untuk membuka mulut.

Seperti biasa, bibir mungilnya disumpal pacifer dan tangan gempalnya bersedekap didepan dada gembulnya. Membuang wajah saat sang Mama mengusap pipi gembilnya.

"Mama anterin kerumah Chim mau?"

"Ndak! De ndak cuka ndut" Jawab adik ketus membuat sang ibunda menghela nafas lelah.

"Ketemu Kakak mau? Mama antar ke kampus?"

"Ndak maw! De maw temu Cung yun ama Teyun, maaaaa!" setelah berujar seperti itu, pacifer yang menempel pada bibir mungilnya terlepas.

"Huaaaaaaaaaa~~~~~ Maw temu Teyun maaa hiks"

Tak sampai hati, lantas sang ibunda merengkuh dengan lembut buah hati tercintanya. Mengusap pelan punggung kecilnya seraya mengecup puncak kepala sang bungsu berkali-kali, bermaksud untuk menenangkan.

"Taehyung sama Hansung hyung-nya lagi ke rumah nenek, hari Minggu baru kembali. Kookie yang sabar ya kalau mau ketemu Taehyung."

"Lumah nek auh, ma?" Tanya sibungsu pada sang Mama dengan binar polos yang masih terdapat jejak air mata dengan suara sendat

"Iyaaaa jauuuuuuuuuuh sekaliiiiiii~"

"Kan Kookie nggak suka kalau jalan-jalan jauh."

Si batita mengangguk, "Anas, auh, apek." keluhnya saat membayangkan betapa jauhnya rumah nenek Taehyung

"Nah makanya ketemunya hari Minggu aja ya? Kookie main sama Kakak Wonu dulu."

Awalnya si gembul tidak bereaksi apa-apa, hanya jemari gempalnya memainkan asal kancing daster sang mama.



































Sampai pada akhirnya,















Si buntelan uwu kembali menangis heboh dipelukan sang Mama. Menangis histeris seperti kala ia tidak mendapatkan Cooky didekapannya saat bangun tidur

"Lho kok adek nangis lagi? Cup cup cup, udah dong nangisnya."

"Huaaaaaaaaaa~ mamaaaaaaaaaa~~!" memeluk erat leher sang Mama dan kembali menangis kencang

"De tanen tata, hiks. Tata cuyuh puyan maaaaaaa~~~"

Mama Jeon hanya menghela nafas, karna nggak biasanya pula anak bungsu manisnya terus merengek seperti ini.

Dengan menggendong sang butelan uwu, Mama Jeon berjalan menuju sofa yang terletak ponsel miliknya.

Mencoba men-dial nomor anak sulungnya sembari menimang-nimang sibungsu agar tetap tenang.

"Halo, ma? Ada apa?"

Setelah terhubung, panggilan tersebut di-loudspeaker agar si bungsu mendengar

"Halo? Ma?"

"H-h-iks. T-tata~ puyaaaaaan hueeeeeee p-puyaaaaan tata~ puyaaaaaaan~"

"Loh adek? Adek kenapa? Adek sakit?"

"N-ndaaa hueeeeeee puyaaaaaaan ta, puyaaaaan h-hiks."

"Wonu, bisa cancel atau titip absen matkulmu nggak? Tolong, adek seharian ini rewel mau ketemu Taehyung sama Hansung tapi kan keluarga Kim lagi di Daegu."

"Terus? Kenapa aku yang disuruh pulang?"

"HUAAAAAAAAAAAAA~ Tata nda au puyaaaaan maaaa, tata nda cayan de huaaaaa."

"Nah kan? Rewel, badan si adek juga rada anget. Mama khawatir kalau dia bakal demam, mending pulang sekarang ya, nak?"

"Oke. Tunggu duapuluh menit aku sampe rumah."

Setelah panggilan terputus, Mama Jeon masih menenangkan sibungsu yang masih tersendat karna usai menangis.

"Cup, cup, cup. Kakak sebentar lagi pulang, jangan nangis lagi ya."

"Pah kapan puyan?" Tanya si bayi. Mendengar kata pulang, si bayi otomatis teringat dengan sang ayah.

"Papa pulang nanti malam, sayang."

"Mayem?" Tanya-nya dengan binar polos menatap sang Mama.

"Iya malem, makanya sekarang adek jangan nangis ya. Kan Kakak mau pulang."

Setelah berkata demikian, buntelan uwu menaruh seluruh kepalanya dipundak sang bunda. Memejamkan matanya barang sebentar karna lelah usai menangis.

👶👶👶

Duapuluh menit sudah lewat, Wonwoo baru sampai beberapa menit yang lalu. Diluar dugaan, ternyata disiang hari seperti ini jalanan ibu kota Seoul agak sedikit lenggang.

Saat sampai dirumah yang tadinya si bungsu sudah terlelap tidur jadi terbangun karna mendengar suara sang kakak.

Dan saat ini, dengan manjanya si bungsu duduk dipangkuan sang kakak. Mengemut pacifer-nya sembari menonton acara kartun favoritenya.

"Ta, napa beluang walna na cokat?"

"Kalau warnanya putih bukan beruang dong?"

"esbil kekeke"

"Nah itu adek tau kalau putih namanya ice bear."

"Tata~~" Tiba-tiba dipertangahan acara kartun, bungsu kembali merengek.

Memberikan gestur grabhands kepada sang kakak, dengan wajah luar biasa memerah.

"Pucin, atit" keluhnya pada sang kakak.

Dengan panik, Wonu menggendong tubuh gempal sang adik. Membawanya kedapur yang terdapat sang Mama sedang membersihkan piring-piring kotor.







































"Mah! Adek demam!"


TBC

Bagaimana? sudah membosankan?

AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang