V1Bab1 : Aku Menjadi Kucing

220 13 2
                                    

Aku bisa melihat pemandangan di dalam cahaya. Hal ini seperti ketika aku masih kecil, tenggelam di bawah kolam, dan melihat ke arah langit. Aku melihat pemandangan dengan perasaan samar tapi nostalgia.


Pemandangan mengalir dan berubah. Seperti film lama, adegan buram terus digantikan, satu demi satu. Seorang pria memegang tangan kecilku. Seorang wanita menggendongku di tangannya. Aku bahkan melihat anak laki-laki dan perempuan yang sedikit lebih besar dariku.


Menoleh dari jendela bus, aku bisa melihat bangunan-bangunan besar dan toko-toko kecil seakan bergerak. Melihat dari dalam kereta, aku menyaksikan kereta api yang tidak pernah berakhir dan pemandangan kota yang tak ada habisnya.


Adegan terus berubah, kemudian ada aku yang semakin besar dan bersekolah dengan anak-anak lain yang mengenakan seragam yang sama. Mengobrol dengan teman, bertukar SMS hingga larut malam, duduk bersama dengan saudara-saudara di sofa, dan menonton film yang disewa. Orangtua kami pulang ke rumah dan semua orang menikmati makan bersama.


Pemandangan yang penuh dengan kebahagiaan tiba-tiba mulai berubah putih.

Dinding putih, lantai putih, dan aku berbaring di atas tempat tidur putih di bawah lembaran berwarna putih yang sama, apa yang tercermin di mataku adalah langit-langit putih murni.

Tangan gemetar yang aku angkat setipis ranting pohon yang layu.

Adegan terus berubah tapi dunia putih itu tetap. Di tengah-tengah suara yang keras dan serak dari seseorang yang menangis ... duniaku perlahan-lahan menjadi berwarna hitam.

***

Apakah aku ... melihat mimpi?

Entah bagaimana, mimpi itu terasa nostalgia dan jauh. Aku ingin tahu ... di mana tempat ini? Aku tidak bisa melihat apa-apa, seolah-olah kabut suram menghalangi pandanganku. Rasanya seperti menatap matahari dan menjadi silau ... oh, aku harus membuka mataku.


Kemudian, ketika aku mencoba mengangkat kelopak mataku, pemandangan di sekelilingku melompat ke bidang penglihatanku dengan jauh lebih jelas daripada sebelumnya.

Apa yang aku lihat bukan dataran yang tertutup rumput atau interior sebuah ruangan, tetapi sebaliknya, tidak ada apa-apa selain kekosongan yang menyebar ke mana-mana. Hanya ada tanah yang retak sejauh mata memandang dan langit yang gelap.

Sederhananya, tidak ada apa pun kecuali tanah kasar berwarna abu-abu, bahkan tidak ada rumput liar yang terlihat. Dunia yang kosong.


Atmosfer ini akan lengkap jika angin dingin bertiup di sepanjang daun yang mati dan layu saat ini. Aku ingin tahu apakah itu menggambarkan perasaanku sekarang?

Terlepas dari itu ... Aku bertanya-tanya, bagaimana aku bisa melihat semua ini ...?

Aku tidak ingat telah membuka mataku. Ketika aku berkonsentrasi, aku dapat melihat ke segala arah pada saat yang bersamaan. Tentu saja, itu termasuk diriku sendiri ...

Akuma Koujo: Yurui Akuma no MonogatariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang