Akhirnya Mina segera menaiki motor Samuel.
"Sudah siap belum?" Tanya Samuel sambil menolehkan kepalanya ke arah belakang. "Astaga, kau mau jatuh? Pegang saja pinggang ku seperti ini." Kata Samuel seraya mengambil kedua tangan Mina dan meletakkan tangannya ke pinggangnya.
Akhirnya Samuel siap mengendarai motornya dengan Mina di belakangnya. Mereka menyusuri jalanan yang seiring berjalannya waktu mulai sepi. Tak perlu waktu lama, mereka telah sampai di rumah Mina.
Mina menuruni motor milik Samuel. "Terima kasih kau sudah mengantarku." lanjut Mina. "Jangan lupa, kau harus menjaga rahasia ku, jika kau membongkarnya, mungkin aku akan menodongkan pisau ke area lehermu." Kata Mina dengan ancaman yang terlihat seperti bercanda.
"Ternyata kau sadis juga, aku tidak akan membongkarnya. Aku akan menjaganya tenang saja." Kata Samuel yang terlihat seperti meyakinkan perempuan di depannya.
"Araseo, kau segera pulanglah. Hati - hati." Kata Mina.
"Okk, aku pulang dulu." Kata Samuel sambil mengendarai motornya.
Mina membuka pintu rumahnya dan meletakkan sepatu yang ia kenakan tadi di rak sepatu. Mina berjalan ke arah kamarnya dan mengganti bajunya dengan piyama. Di hempaskannya tubuhnya ke kasur yang ia tiduri. Tak lama Mina tertidur pulas di kasurnya.
□■□■□
Mina yang tengah berjalan di koridor untuk menuju kelasnya, tiba - tiba saja seseorang memanggilnya dari arah belakang.
"Ya!" Panggil seseorang yang sontak membuat Mina menoleh ke arah belakang dan seorang perempuan itu mendekatinya.
"Kau..." Belum sempat Mina menghabiskan kata - kata yang ingin di ucapkannya, perempuan itu langsung memotong pembicaraan Mina.
"Akhirnya kita bertemu kembali." Kata perempuan itu dengan senyuman dan tatapan seperti orang jahat. Lanjut perempuan itu. "Sebaiknya kita mengobrol di tempat lain."
Mina mengikuti kemana perempuan itu berjalan sampai Mina berada di belakang sekolahnya.
"Sebenarnya... kau mau apa dariku?" Tanya Mina dengan wajah yang tidak melihat ke arah perempuan itu.
"Kau masih mengingatku? Kukira kau lupa tentang ku, ternyata kau masih mengingatku dengan jelas." Kata perempuan itu dengan tatapan keji.
"Kau belum puas dengan apa yang sudah kau lakukan padaku?" Kata Mina yang terlihat sedang mengepalkan tangannya.
"Cih, puas katamu?" Kata perempuan itu.
"Kau sangat iri padaku yaa? Yoo A." Kata Mina.
"Kau... beraninya kau." Kata Yoo A dengan perasaan yang diselubungi rasa kesalnya dan berjalan meninggalkan Mina.
Tak lama Mina merasakan air matanya yang jatuh ke arah pipinya, Mina ingin menahannya tapi ia tak sanggup. Dadanya terasa sesak saat ia mengobrol dengan Yoo A. Perempuan itu sangatlah keji. Tiba - tiba Samuel datang menghampiri Mina yang sedang menangis saat itu. Diam - diam Samuel mendengarkan Mina dan perempuan keji itu sedang beradu mulut.
"Untuk apa kau menangis karena perempuan seperti itu? Kata - kata mu tadi kurang tajam." Kata Samuel yang muncul di depan Mina.
"Kapan kau berada disini?" Kata Mina seraya menghapus air matanya dan matanya tidak melihat ke arah Samuel.
"Sudah lama, kau tidak menyadarinya saat beradu mulut dengan perempuan kasar itu." Lanjut Samuel. "Kata - kata mu itu kurang menyakitkan."
"Apa urusanmu dengan ku? Sebaiknya kau urusi dirimu sendiri." Kata Mina dengan kesal sambil berjalan menjauhi Samuel.
"Ayolah, kenapa kau harus kesal padaku?" Lanjut Samuel. "Aku bisa membantu mu melawannya jika kau mau." Kata Samuel sambil mengikuti Mina yang berjalan dengan sangat cepat.
Mina mendadak berhenti dan Samuel juga ikut berhenti, mereka sampai di depan perpustakaan.
"Kau ini terlihat aneh." Kata Mina.
"Sepertinya kau mengatakan kata aneh untuk yang kedua kalinya padaku." Lanjut Samuel. "Apa aku terlihat aneh bagimu?"
"Huft, baiklah. Aku menerima tawaranmu untuk membantuku melawan iblis jahat itu." Kata Mina dengan pasrah.
"Okk, kau bisa menceritakan masalahmu kepadaku." Kata Samuel dengan senang hati.
*BERSAMBUNG*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Past
FantasyDia mendatangi kehidupanku Berharap ia bisa menolongku dari siksaan Tetapi... ia makin merusak hidupku Aku ingin memiliki seseorang untuk membantuku Tapi.... seseorang yang asing bagiku malah merubah hidupku menjadi kehidupan yang lebih baik By : zi...