yang punya semua karakter itu King Records... saya hanya seorang fans UwU
Cerita ini tentu hasil pemikiran saya dari berbagai sumber...
..
.
.
.
."Nii-sama..." panggil anak perempuan itu, menatap rumah sederhana yang menjadi tujuan kedua sosok perak itu.
Kediaman Yamada
Ada perasaan kesal, Ia datang terlambat. Walau sebelumnya ia sudah menyuruh beberapa orang untuk mengantarkan bahan makanan ke kediaman Yamada. Tapi ia merasa hal itu belum maksimal.
Hingga akhirnya, sosok perak itu mengajak adiknya untuk mengunjungi anak dari penyelamat nyawa mereka.
"Tenang saja... aku tidak mungkin meninggalkan mereka. Setelah kita berhutang nyawa pada Yamada-san..." sosok perak lainnya mengelus penuh kasih pada anak perempuan itu. Kemudian mengajaknya memasuki perkarangan rumah Yamada. Dengan sekantung plastik penuh dengan bahan makanan.
Ting Tong
Tentu dengan sopan, sosok perak itu menekan bel pintu, tak mungkin ia langsung menerobos.
Menunggu beberapa menit, hingga sosok penghuni rumah membuka pintu. Yang membuka pintu adalah anak yang mungkin seumuran dengan adik perempuannya.
.
".... Siapa?" Tanya sang penghuni, Jiro menatap begitu curiga pada kedua sosok asing di hadapannya.
"Dimana kakakmu?" Tanya sosok perak datar. Manik ruby menatap kedalam rumah, lalu kembali menatap sosok yang didepannya itu.
"Niichan? Niichan tadi sedang memandikan Sabu-chan... Teman Niichan?" Jiro menjelaskan, tetap menatap penuh curiga pada kedua sosok yang rambutnya seperti salju itu.
Setelah yakin kedua sosok itu memang hanya datang berdua, tidak dengan orang yang berniat membawa ketiganya kepanti asuhan. Menghela napas, lalu dengan gestur sopan, mempersilakan kedua sosok itu untuk masuk kedalam rumah.
Sosok perak itu mengangguk, dan membuka sepatu yang diikuti oleh adik perempuannya, yang masih setia mengikuti kakaknya itu.
"Tunggu di ruangan sana. Niichan mungkin sekarang ada dikamar Sabu-chan.. aku panggilkan." Usai mengatakan hal itu, Jiro segera berlari menaiki lantai dua, dimana si sulung berada.
.
.
Sosok perak itu, menatap sendu pada Jiro yang hilang di anak tangga menunju lantai dua.
Lalu perhatiannya teralihkan pada bingkai foto yang diletakkan di atas lemari sepatu. Meraih foto tersebut, menatap lima oranh yang terpotret didalam selembar foto. Sosok perak itu kembali meletakan dan memposisikan bingkai foto itu menjadi terlungkup, lalu berjalan menuju ruang yang sebelumnya ditunjukan Jiro.
Sosok perak itu menaruh kantung penuh bahan makanan itu diatas meja. Melihat ke seluruh isi rumah, Rapih.
"Kau duduk disana saja..." Ujar sosok itu pada sang adiknya. Menunjuk sofa krem, sedangkan ia berjalan mendekati dinding yang terpasang beberapa bingkai foto.
Foto yang menandakan betapa bahagianya semua penghuni rumah.
.
Drap drap drap
Sosok perak itu kembali fokus kala terdengar derap langkah kaki yang terburu-buru.
"Maaf,...??" Samatoki membalikan tubuhnya, pandangannya langsung menangkap manik hetero -hijau merah- yang mengingatkan pada sosok penyelamatnya.
"Aku mengantarkan bahan makanan untuk 3 hari, biaya listrik dan air juga sudah aku bayar..." Dengan santainya sosok perak itu, seakan sedang mengajarkan seorang anak TK berhitung.
".... Hah--?" Sosok pemilik manik hetero itu, Ichiro memiringkan kepalanya. Tidak begitu mengerti maksud sosok albino, menurutnya.
"Cih! Aku malas menjelaskannya. Intinya, kau dan adikmu tidak usah pusing memikirkan uang dan bahan makanan." Sosok albino itu memalingkan wajahnya. Menuju kantung plastik yang teronggok di atas meja.
"Katakan padaku, bila bahan makanan itu kurang .."
Berjalan keluar dari ruang tamu. Sosok anak perempuan itu juga tampak mengekor, sesekali menatap Ichiro takut.
"Akan ada orang yang mengantar bahan makanan dan uang bulanan... Kau sekolah yang rajin dan cepatlah dewasa.." Seru sosok itu sebelum benar pergi dari sana.
.
Ichiro masih terdiam. Kedua alisnya saling bertaut, masih mencerna maksud dari sosok tamunya itu.
Teringat suatu hal penting. Dengan cepat sulung Yamada itu menyusul kedua sosok tersebut.
"Maaf sebelumnya... Namamu? Boleh kutau namamu?"
Sosok itu berbalik menatap Ichiro intens, lalu tersenyum tipis.
"Samatoki. Samatoki Aohitsugi... Kau sebenarnya tidak perlu mengingat namaku.." Sosok yang baru saja namanya diketahui itu. Membuka pintu keluar, walau hanya sebentar, setidaknya ia sudah mengetahui keadaan keadaan ketiga Yamada. Jadi ia bisa sedikit tenang.
.
"Terima kasih, Samatoki-san.." Ucap Ichiro membungkuk hormat. Dan pintu rumahnya itu kembali tertutup.
Segaris tipis senyum menghiasi wajah Samatoki untuk beberapa menit.
.
.
.
Tbc~
.
.#Note!
Bagus gak? Gak bagus ya.... Sudah ku duga ini cerita ampas debu... ( ̄◇ ̄;) *mojok di pojokan kamar*
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] Hypnosis Microphone #AU [YAOI]
Fanfiction⛔DALAM PERBAIKAN ALUR JADI HIATUS DULU⛔