HIBURANNYA

269 23 6
                                    

Dia selalu berharap cahaya matahari di kala pagi atau sore hari mampu menjadi hiburannya di kala penat.
Bahkan kerlipan cahaya di malam hari pun tak mampu menghiburnya.



Chapter 7



Hanbin terus mengumpat dalam hati. Kakinya masih berlari. Sial memang. Hari ini dia telat. Salahkan Jennie yang menggodanya tadi malam, membuatnya keasikan bermain hingga pukul tiga pagi. Padahal hari ini kelasnya ada ujian. Sialnya lagi bus menuju halte terdekat sekolah sudah berangkat semua, dia harus menunggu satu jam lagi untuk bus itu. Hingga akhirnya dengan terpaksa dia menaiki bus lain yang membuatnya harus turun di halte yang lebih jauh. Dan begini akhirnya, dia berlari seperti orang kerasukan.

Sedikit lagi. Sedikit lagi Hanbin tiba di sekolah. Halte terdekat sekolah sudah terlihat jelas di depan sana. Jika dirinya cepat, mungkin kurang dari tiga menit dirinya sudah tiba di depan gerbang.

Kini sudah lewat tiga menit. Bukannya tiba di gerbang sekolah Hanbin justru terdiam di pinggir halte.

Seharusnya dia ujian hari ini. Seharusnya dia pergi ke kelas. Seharusnya dia lari menuju gerbang. Alih alih melakukannya, dia justru terdiam di pinggir halte karena ada sesuatu yang lebih menarik perhatiannya.

Persetanan dengan ujian. Persetanan dengan kelas. Persetanan dengan sekolah  Kali ini ada yang lebih berharga.

Hiburannya. Yunhyeong. Berada di sana, duduk di halte sendiri, menghiraukan murid lain yang berjalan rusuh menuju gerbang.

Hanbin lebih memilih mendekat ke arahnya dibanding pergi menuju gerbang bersama murid lain. Mengabaikan bel tanda masuk yang menggema.

"Mencoba bolos?" Sapa Hanbin. Lengkap dengan senyum andalannya.

Yunhyeong menghadap ke arahnya, tersenyum kacil kala mata mereka bertemu tatap. "Hanya penat di sekolah. Ingin mencari hiburan mungkin."

Tangan Hanbin terulur. "Ingin cari hiburan bersamaku?"

Yunhyeong tanpa ragu membalas uluran tangan Hanbin.










Bangku itu kosong. Yunhyeong tak hadir kali ini. Dan Junhoe bertanya tanya, bagaimana Yunhyeong menjalani sekolahnya?

"Yunhyeong membolos lagi?" Guru Kang, guru muda yang baru saja diangkat menjadi guru tetap itu menjadi salah satu dari guru yang cukup peduli dengan kehadiran Yunhyeong.

"Yunhyeong sakit, saem." Sahut Jeonghan dihadiahi kerutan di dahi Guru Kang.

"Sakit apa?"

"Saya kurang tahu, saem."

Setelah anggukan singkat sok memahami, Guru Kang segera memulai kelasnya.

Kelas berjalan normal. Keributan kecil sedikit terjadi. Tapi entah hanya perasaan Junhoe atau mungkin memang Guru Kang berkali kali menatap bangku Yunhyeong dengan mata sendu.













"Kita kemana?" Tanya Yunhyeong.

Ini sudah bus ke dua yang mereka naiki. Dan Yunhyeong masih belum tahu kemana Hanbin mengajaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YunhyeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang