2. Secret

106 14 8
                                    

"Nas! Nashwa!"

Merasa terpanggil, gadis itu pun menoleh. Mendapati sang sahabat sedang berlarian ke arahnya.

"Hm? Kenapa Pril?" Tanya Nashwa saat April sudah ada di hadapannya.

"Tadi Si Nugi nyariin lo di kantin,"
"Yaudah lah biarin aja."
"Bukan gitu masalahnya, Nas. Coba lo liat sendiri deh."
"Kenapa sih?"
"Liat dulu di kantin,"

Karena sedikit penasaran, Nashwa pun berjalan menuju kantin. Sebenarnya apa yang dilakukan si Idiot Nugi itu? Kenapa bisa sampai membuat seorang April yang notabene seseorang yang sangat 'mageran' itu mau-mau nya berlari-larian hanya untuk menginformasikan berita yang menurutnya tak penting itu?

Nugi memanglah seseorang yang penuh dengan kejutan, maka dari itu Nashwa benar-benar harus menyiapkan hati dan jiwa sebelum melihat apa yang Nugi lakukan di kantin.

"UNTUK CEWEK BERNAMA NASHWA KANAYA ADIVA, DIMOHON UNTUK MENGEMBALIKAN HANDPHONE SAYA!TERIMA KASIH!"

Dan benar sekali, seorang Nugi dengan kejutannya benar-benar membuat Nashwa terkejut. Dengan pede nya cowok itu duduk diatas meja kantin sambil meletakan sebuah Toa di depan mulutnya dan terus menerus mengoceh meminta untuk dikembalikan handphone kesayangannya itu.

Shit... memangnya cowok itu tak memikirkan apa betapa malunya seorang Nashwa? Dasar cowok tidak peka!

"SEKALI LAGI UNTUK CEWEK BERNAMA NASHWA KANAYA ADIVA, DIMOHON UNTUK SEGERA MENGEMBALIKAN HANDPHONE SAYA!"

Karena sudah tidak kuat lagi, Nashwa pun menghampiri Nugi. Melihat sang gadis sudah di depan mata, Nugi pun tersenyum.

"Heh! Siluman dugong!" Ucap Nashwa sambil menunjuk kearah wajah Nugi.

"Hm? Yes my princess?" Bukannya takut atau malu, cowok itu malah memasang senyum jahil nya.

Nashwa memutar bola matanya malas lalu menarik nafasnya panjang.

"Lo tuh ya! Bisa gk sih berhenti ngeganggu gue? Bisa gk sih lo berhenti malu-maluin gue? Bisa gk sih lo jauh-jauh dari gue?"

"Hmm bisa gk ya?"

Nashwa sudah benar-benar emosi, wajahnya memerah. Bahkan tangannya mengepal.

"Lo bisa gk sih serius dikit? Bahkan kita gk deket sama sekali tapi lo ganggu hidup gue terus, lo pikir lucu?"
"Kadang gue bingung, bisa-bisa nya gue kalah sama lo yang notabene idiot ini. Lo emang jenius di bidang akademik, tapi sifat lo Childish tau gk?"

Bukannya merasa bersalah, Nugi malah tertawa mendengar ucapan Nashwa.

"Ckck, Nas.. Nas... hidup itu harus santai. Jangan hidup monoton, kek hidup lo yang semuanya harus perfect itu. Kalo lo kayak gitu terus, lama-lama lo bakal stress."
"Bercanda dikit boleh, asal jangan berlebihan. Gue emang idiot, jadi kenapa lo bisa kalah sama anak idiot ini? Kenapa? Gue pengen lo pikirin, kenapa lo bisa kalah sama gue yang kata lo Childish ini."

Cowok itu bangun dari duduknya, berjalan kearah Nashwa lalu menepuk-nepuk kepala gadis itu.

"Gue pergi dulu, lo simpen dulu aja hp gue. Pulang sekolah gue tunggu lo di rooftop." Cowok itu pun pergi keluar kantin.

"Woi Nugi! Mau kemana lo?!" Teriak Dean, sahabat Nugi.

"Ada urusan!" Nugi melambai-lambaikan tangan kanannya tanpa membalikan tubuhnya.

♡♡♡♡

"Nugi kemana?" Tanya Pak Heru, guru matematika.

"Gk tau Pak, tadi Nugi bilang ada urusan." Ucap Dean.

"Tapi tas nya masih ada disini, Pak." Balas Rizal.

"Yasudah, kita lanjutkan pembelajaran hari ini." Pak Heru sangatlah mengenal Nugi, maka dari itu Pak Heru sudah tak heran dengan kelakuan Absurd Nugi.

Dia kemana ya?... batin Nashwa, walaupun Nashwa sudah berusaha untuk tidak peduli, namun sepertinya Nashwa benar-benar penasaran apa yang sedang Nugi lakukan sekarang.

Entah kerasukan apa, tiba-tiba Nashwa berfikir untuk menyusul dan melihat apa yang Nugi lakukan sekarang.

"Pak!"
"Ya? Ada apa Nashwa?"
"Saya pusing Pak, kayaknya saya sakit. Saya izin ke UKS ya pak,"
"Hmm.. anak pmr, antar Nashwa ke UKS."

Cewek yang duduk dikursi paling depan itu pun berdiri, lalu disambut oleh sahabatnya yang notabene seorang anggota PMR, panggil saja Natha.

Kedua gadis itupun keluar dari kelas mereka menuju UKS. Karena melihat Nashwa yang kelihatannya baik-baik saja, Natha pun merasa heran.

"Lo beneran sakit, Nas?" Ucap cewek berambut cokelat itu.

"Eumm.. engga sih Nath, cuman.."
"Kenapa?"

"Gue... gue cuma penasaran aja, Si Nugi ada dimana." Nashwa terlihat gelagapan saat menjawab pertanyaan dari Natha.

Natha memandang Nashwa dengan pandangan menyelidik. Namun seketika gadis itu tersenyum jahil.

"Oohh.. gue tau, lo khawatir kan sama Nugi? Ngaku lo!"
"Enak aja! Engga lah,"
"Udahlah gk usah bohong sama gue. gue tau kok, bilangnya sih benci sama nugi padahal lo suka kan sam-"

"Ssstt...." Nashwa menutup mulut Natha yang sedari tadi mengoceh tak jelas, Natha berusaha melepas tangan Nashwa yang masih menutup mulutnya.

"Kenapa sih?" Tanya Natha setelah Nashwa melepaskan tangannya dari mulut Natha.
"Coba deh lo denger baik-baik, kayak ada suara deh."
"Hmm?" Natha pun berusaha mendengar apa yang baru saja dibicarakan Nashwa.

"Eh? Iya, Nas. Ada suara dari UKS!" Tanpa aba-aba, Nashwa dan Natha pun segera menghampiri ruang UKS.

Mereka berdua mengintip di jendela UKS yang cukup tinggi, membuat mereka berjinjit-jinjit.

Dan benar saja. Disana, ada Nugi. Terlihat ia sedang menelpon seseorang. Karena penasaran, Nashwa pun berusaha untuk menguping.

"Lo pikir gue mau dijodohin? Engga lah." Ucap Nugi kepada orang yang sedang menelponnya. Natha pun beralih menatap Nashwa, seolah-olah bertanya apa maksud dari perkataan Nugi tadi. Nashwa hanya membalasnya dengan gelengan-gelengan kecil.

Karena semakin penasaran, Nashwa pun berusaha menguping lagi.

"Kan gue udah pernah bilang kalau gue tuh sukanya sama adek lo, bukan lo."

Deg...entah mengapa, hati Nashwa sakit saat tau bahwa Nugi sudah menyukai orang lain.

Entah mengapa, Nashwa merasa matanya perih, hatinya sesak, bahkan tubuhnya bergetar. Karena sudah tidak kuat lagi, Nashwa pun berlari, meninggalkan Natha yang masih kebingungan.

Natha memanglah seorang gadis yang terbilang 'lemot'. Namun, gadis itu adalah salah satu makhluk yang sangat peka terhadap situasi. Maka dari itu, ia pun pergi mengejar Nashwa yang telah berlari entah kemana.

"Udah berapa kali sih gue bilang? Gue tuh sukanya sama adek lo, Dir. Si Nashwa Kanaya Adiva, bukan lo." Ucap Nugi frustasi, yang mungkin tak tedengar lagi oleh Nashwa.

Nashwa, jika saja gadis itu mau menunggu lebih lama disana. Mungkin dia bisa mendengar 'pernyataan cinta' secara tidak langsung dari Nugi. Sangat disayangkan bukan?

Ah.. lagi pula, siapa peduli? Nashwa yang bilang sendiri, ia tidak menyukai Nugi. Bahkan Nashwa membencinya. Namun, kenapa? Kenapa Nashwa merasa hatinya sesak saat tahu bahwa Nugi sudah menyukai seorang gadis?

Egois, ya itu lah Nashwa. Ego nya mengalahkan hati nya.

N2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang