part 1

6 1 0
                                    


Jasmine:”AAHH....Kak Leo benar ini kakak?” Sambil memeluk erat karena ketakutan yang buat setiap orang melihat ku seperti orang gila yang di kejar oleh sesuatu yang kasat mata.

Leo:”Ada apa Jasmine? Kenapa Kamu ada di sini jam segini pula?” Memberikan pandangan bingung sambil membawa ku ke ruang makan dan memberikan aku segelas air putih.

Jasmine:”Entah Kak Leo Aku juga bingung kenapa dengan diri ku, pasti tepat pukul 02.00 PM  Aku akan terbangun dengan mimpi yang sama menakutkan Kak.” Menutup muka dengan kedua tangan ku hanya kebingungan yang selalu hadir di kehidupan ku akhirnya  Aku pun menangis tersedu-sedu sangat teramat sakit sekilas mengingat Ayah. Memang Ayah selalu menjadi teman yang mau mendengarkan semua kisah ku,  tanpanya Aku menahan semua rasa penderitaan ini sendirian. Kakak ku Leo lah menganti peran  Ayah saat ini selalu melindungi ku, mendengarkan semua kisah ku, menyayangi ku.

Leo:”Apa hal ini selalu terjadi? Sejak kapan Kamu mulai merasakan ini?” Secara perlahan memegang tangan ku dengan lembut.

Jasmine:”Huufftttt.....Kak maaf Aku baru menceritakan hal ini karena  bagaimana pun aku mencoba untuk melupakannya dan mencoba untuk tidak Aku pedulikan.” Menarik nafas dalam-dalam.

Leo:”Sudah lah Jasmine mungkin Kamu memerlukan sedikit waktu untuk menceritakan hal ini. Sebaiknya sekarang Kamu kembali tidur besok masuk sekolah kan?” Mengelus rambut ku dengan lembut. Aku hanya tersenyum dan memeluk Kakak. Hanya ada kata “ Terima Kasih” telah hadir di kisah ke hidupan ku ini.

Jasmine:”Iya Kak Leo tapi masih takut untuk kembali tidur, seperti ada yang menginginkanku, mengejarku, dan membunuhku.” Secara refleks Aku memegang kepala dan mengacak-acak rambut ku.

Leo:”Heeiii..Heeiii hentikan jangan seperti ini tolong lah Jasmine ingat Ayah kalau melihat mu dengan keadaan ini pasti akan merasa sedih.” Memegang tanganku dan merapihkan rambut ku.

Aku mengingat pesan  Ayah “Ketika Kamu Merasa Terancam,  Gelisah,  Ketakutan Ingatlah Ayah Selalu Ada Di Sampingmu. Dan Bawalah Selalu Benda Ini, Benda Ini Akan Memancarkan Cahaya Abadi Yang Akan Mengalahkan Kegelapan.” Dengan perlahan menarik napas menguatkan diri ku untuk melawan ini semua.

Jasmine:”Hmmm...Benar kata Kakak maafkan Aku mungkin masih terguncang. Kak Leo apa masih ingat dengan ceritaku setelah Ayah meninggal Beliau memberikan benda seperti kalung?”

Leo:”Iyah Kakak pasti mengingatnya, sekarang cobalah untuk tenang gunakan kalung itu agar Kamu merasa nyaman dan secara perlahan akan tertidur.”

Jasmine:”Baik Kak” Sambil masih memegang gelas di tangan dan secepat mungkin menghabiskannya. Kak Leo mengantarkan ku ke kamar.

Leo:”Selamat malam Adik ku, besok kita bicarakan semuanya okey?” Memeluk ku dengan erat.

Jasmine :”Iya Kak Leo selamat malam juga pasti akan Aku ceritakan semua.” Memberikan isyarat melampaikan tangan.

Perlahan namun pasti aku melangkah ke kasur yang terlihat nyaman namun penuh kisah menyakitkan. Menghela nafas secara perlahan, mengingat benda peninggalan Ayah menoleh ke sebelah laci yang terkunci.. Aku mencari kunci itu mungkin sudah lama tidak membukanya semenjak ke pergian Beliau, setelah dapat cepat-cepat membuka laci dan melihat sebuah kotak penuh ukiran unik terbuat dari kayu tua. Terbuka lah kotak itu, melihat benda yang tidak asing lagi sebuah kalung yang indah berwarna metalik berbatu safir hijau yang hampir sama dengan warna kedua mata ku. Tersenyum perlahan Aku memakainya, melihat jendela didepan kasur Julie Adik ku perlahan mulai menutup mata tapi aahh apa itu? Ada sesosok bayang hitam besar di luar jendela? Siapa itu? Tetapi mata ini sudah tidak mampu lagi menahan rasa kantuk akhirnya tertidur pulas.

Woman With Green EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang