Apakah Dia Tau?

283 45 3
                                    

Rena namanya, perempuan berambut sebahu yang sering gue jumpai di kedai kopi dekat kampus. Dia sedang duduk didekat jendela besar milik kedai, sama seperti biasa. Membawa beberapa novel dan menyumpal telinganya dengan earphone.

Nggak tau kenapa gue suka melihat pemandangan ini disetiap jam 10 pagi. Helai demi helai rambut yang dia selipkan disamping daun telinga kanan miliknya, bibir merahnya yang menyesap kopi hangat, dan ekpresi dirinya sedang mencorat-coret novelnya. Gue suka semua itu.

Panggil gue penakut atau cupu karena gue nggak berani untuk mengajak dirinya bicara ataupun hanya sekedar menyapa. Iya, gue sepenakut itu. Takut akan dirinya yang merasa terganggu akan kehadiran gue, takut akan dirinya yang akan menghindar dari gue dan yang lebih gue takuti.. takut akan dirinya yang pergi menghilang nggak melakukan kegiatan yang gue sukai di jam 10 pagi.

Keramain kedai kopi ini terasa sepi jika gue udah melihat dirinya duduk tepat didekat jendela besar itu. Terasa sejuk, walaupun diluar cuaca sedang panas. Dan terasa nyaman, walaupun gue hanya bisa melihatnya dari jauh.

Berbagai pertanyaan dan penyesalan selalu menghantui gue semenjak kejadian itu.

Apakah dia tahu, gue masih disini dan menunggunya?

Apakah dia tahu, penyesalan yang gue rasakan ini masih sulit gue lepaskan dari pikiran gue walaupun mungkin dia udah benar-benar memaafkan gue?

Apa dia tahu bahwa gue masih mencintainya seperti dulu?

Apakah dia tau....

Begitu banyak kata 'apakah dia tahu' di dalam pikiran gue. Ingin rasanya menghampirinya dan menyapanya walaupun pasti dia hanya membalasnya dengan ulasan senyum atau bahkan pergi meninggalkan gue sendiri, disana, mematung.

Kopi, Novel Dan Jam 10 Pagi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang