"Maafkan aku, aku benar-benar menyesali perbuatanku. Tolong, Wendy, aku tidak akan menjahatimu lagi. Kalau kau mau aku akan pindah dari sekolah ini. Maafkan aku" Sarah meminta maaf sambil terisak-isak kepada Wendy.
Wendy benar-benar kesal terhadap perbuatan Sarah. Rasanya ingin mengacak-acak wajah busuknya itu. Tapi, Wendy tahu betul bahwa emosinya itu akan semakin memperburuk namanya dihadapan orang lain. Dia berusaha untuk tetap tenang.
🍂🍂🍂
Beberapa hari yang lalu, Wendy datang ke sekolah seperti biasa. Tiba-tiba, saat Wendy duduk sendiri di bangku taman sekolah, sorang gadis berkulit gelap bersih dan bertubuh jangkung menghampirinya dan mengatakan sesuatu
"Hai, Wendy" sapanya
"Oh, hai"
"Bolehkah aku duduk disini?"
"Umm ya, silahkan" jawab Wendy dengan wajah penuh dengan keheranan.
"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu" Sahut Anya kepada gadis berambut pirang tersebut.
"Katakan saja"
"Begini, aku tahu kamu bukanlah seperti yang orang-orang gosipkan. Dua minggu yang lalu, kudengar Sarah dan Riri sedang membicarakanmu. Lalu, akupun diam-diam mendengarkan obrolan mereka" Anya berbicara dengan serius.
Karna Anya berbicara seperti itu, sontak Wendy pun terkejut dan memerhatikan Anya yang sedang berbicara secara seksama. Dia tidak ingin melewatkan satu kata kebohongan yang telah dibuat Sarah.
Setelah beberapa saat setelah Anya menjelaskan, emosi Wendypun memuncak. Dia sangan geram akan perlakuan Sarah. Dia tidak habis pikir apa sebab sarah menyebarkan gosip murahan tersebut kepada orang-orang.
"Kenapa kamu baru mengatakannya sekarang?" Tanya Wendy dengan nada tinggi sontak membuat Anya sedikit terkejut.
"Aku takut mengatakannya padamu, aku takut nantinya merekapun akan menjahatiku. Maafkan aku, Wendy" Kata Anya dengan wajah menyesal.
Wendy pun mendungus kasar dan berkata "Terimakasih, Anya. Karena kamu telah berani mengatakan kejujuran ini. Aku sangat bersyukur karena telah mengetahui pelakunya. Ini berkatmu juga aku bisa langsung bertanya pada si bejat Sarah itu"
"Sama-sama Wendy, akupun juga sudah sangat lega karna telah jujur padamu. Aku akan menemanimu untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi, kamu tidak akan sendirian"
"Baiklah, besok kita pergi menemuinya. Sekali lagi terima kasih, Anya"
***
Keesokan harinya, mereka berdua pergi ke kelas Sarah. Sontak seketika Sarah terkejut karena Wendy menggebrak kasar meja Sarah. Membuat perhatian, dan seketika kelaspun menjadi hening.
Brakkkk!..
"Lihat apa yang telah kau lakukan padaku! Memangnya kau tahu apa tentangku dan keluargaku? Sampai kau berani meyebar gosip murahan kepada setiap orang."Apa yang sedang kau bicarakan? Aku tidak mengerti apa yang kau maksud" ujar Sarah sembari tersenyum sungging dan terlihat agak panik.
"Kau tidak usah berlagak bodoh dihadapanku. Aku sudah tahu kalau kau lah orang yang memfitnahku. Kau kira aku akan diam saja haa?!" Sarah lebih mendekatkan wajahnya kepada sarah dan sedikit mendorongnya dengan jari telunjuknya.
Sekarang Sarah sudah benar-benar terpojok. Wajahnya sangat panik dan pucat. Bagaimana tidak, Wendy, orang yang difitnahnya berada di hadapannya dengan tatapan membunuh.
Sudah tak tahan lagi, Sarah lalu pergi meninggalkan mereka. Orang-orang yang menyaksikan adegan tersebut sangat tetkejut dengan aksi Wendy yang melabrak Sarah secara terang-terangan.
"Kami mintak maaf Wendy, kami tidak tau kalau semua itu adalah tipu daya Sarah" salah satu dari mereka memintak maaf kepada Wendy karna takut Wendy akan murka kepada kembali.
"Ya terserahlah" Wendy dan Anya pun berlalu dari hadapan mereka.
Mereka berdua berjalan ke arah bangku taman sekolah. Wendy menyenderkan kepalanya di senderan bangku taman ditemani oleh Anya yang duduk di sebelah kirinya.
"Wah, lega sekali aku tadi. Sudah kukeluarkan semua uneg-uneg ku kepadanya. Semoga setelah ini dia tidak berani menjahatiku lagi ataupun murid lainnya. Ini juga berkat kau Anya" Wendy tersenyum puas sambil memicibgkan mata.
"Sama-sama Wen, akupun juga senang akhirnya kamu sudah terbebas dari tuduhan itu"
🌻🌻🌻
Ting... tonggg...
Bel pulang pun berbunyi. Murid-murid sekolah sudah banyak yang pulang. Hanya ada bebetapa diantara mereka yang tinggal. Di bangku dekat gerbang sekolah, terlihat sosok tinggi berkulit putih di yang sedang menunggu seseorang duduk disana. Tak lama kemudian, seseorang yang ditunggunya pun keluar dari gerbang sendirian.
"Tunggu, Wendy!"
Ya, gadis yang sedang memanggil Wendy itu adalah Sarah. Dia sengaja menunggu Wendy yang merupakan anggota pramuka yang sejak tadi mengadakan rapat sehingga pulang lebih telat.
"Mau apa lagi kau? Belum puas kau tadi kubuat malu?" Tanya Wendy dengan nada dingin.
Sarah meminta maaf dengan dibanjiri air mata. Dia rela untuk pindah sekolah karena sudah malu. Setelah kejadian makan siang tadi, orang-oeang menghujat Sarah. Sama seperti yang mereka lakukan kepada Wendy sebelumnya.
"Aku tidak tahu apa alasanmu melakukan semua ini. Tapi yang terpenting, kamu sudah mengetahui kalau perbuatan seperti itu akan menjadi boomerang untuk dirimu" ucap Wendy dengan nada dingin kembali.
"Aku benar-benar minta maaf, aku menyesali perbuatanku" Kini sarah benar-benar terisak-isak. Wendy pun menghela nafasnya.
"Yahh, aku memaafkanmu Sarah. Kamu tidak perlu sampai pindah sekolah hanya karna urusan ini. Sekarang semuanya sudah selesai" ujar Wendy dengan nada lembutnya yang khas.
Sarah pun berterima kasih dan berlalu dari hadapan Wendy. Wendy yang sudah lega karna masalahnya telah selesai, pulang dengan memasang Wajah cerianya kembali.
🍃🍃🍃
Huhuu:( maaf telat update:(
Karna belakangan ini ada banyak tugas sekolah yang harus diselesaikan. Jangan bosan yaa sama cerita ini:) uhukk/🌹Wendy Barney🌹
Mohon tinggalkan jejak ^^
💕💕💕
Find me:
Ig: dianadrmptriiUpdate setiap senin🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT
Teen FictionSuatu hari pada usia 17 tahun Wendy merasakan jantungnya berdetak kencang saat matanya bertemu dengan mata seorang lelaki yang baru dia lihat sedang memakai seragam sekolah yang sama dengannya berdiri di depan gerbang sekolah. Akankah dia dan lelaki...