Saat istirahat kedua, Rya dan Mike langsung keluar kelas, menghampiri kelas Shofia. Terlihat Shofia yang baru keluar kelasnya, dan langsung di jawab dengan lambaian tangannya.
Rya dan Mike langsung menghampiri Shofia.
"Temen lu mana? Tumben gak bareng." tanya Mike ke Shofia. Shofia malah nyengir gak jelas.
"Noh." jawabnya yang menunjuk ke arah jendela kelas. Terlihat Cici, dia teman sebangku Shofia yang sedang fokus ke bukunya. "Lagi nyalin contekan." lanjutnya.
"Lo gak nyontek juga?" tanya Rya. Seketika Shofia tertawa sambil berjalan meninggalkan mereka.
"Gue? Nyontek? Ya ampun Ya, mungkin lu lupa sama otak gue." katanya sambil menunjuk kepalanya.
"Iya deh Shofia mah pinter." jawab Rya dengan nada seolah-olah pasrah. Mereka berjalan bebarengan ke arah mesjid sekolah.
Rya celingak-celinguk mencari seseorang, dan mendapat tatapan bingung dari kedua sahabatnya itu.
"Nyari Reno?" tanya Mike, Rya langsung mengangguk.
"Entar juga ketemu, yuk ah sholat dulu."
~
Setelah Sholat, mereka segera memakai sepatu. Lagi-lagi Rya celingak-celinguk mencari kembarannya itu.
Tapi, tatapan Rya berhenti di satu titik. Aldo. Laki-laki yang sedari tadi membuat Rya uring-uringan gak jelas.
Seketika Aldo melemparkan senyumnya, dan dibalas senyuman lagi oleh Rya. Cepat-cepat ia memutuskan kontak matanya itu.
Fadlan yang kebingungan dengan tatapan Aldo, lalu ia ikutan menatap.
Oh.
Ternyata oh ternyata, temannya ini sedang suka sama seseorang.
"Bro." sapa Fadlan yang sedang duduk di samping Aldo, seketika Aldo tersadar.
"Iya, kenapa?"
"Suka sama seseorang itu emang harus diperjuangin. Tapi inget, kita baru aja sholat. Masa lu buat dosa natap dia kayak gitu. Tapi...lu kan barusan buat dosa zina mata, ya udah lanjut aja. Nanggung soalnya."
Hah?
Ini otak Fadlan lagi error apa gimana? Dikira Aldo, Fadlan akan menasehatinya, ternyata malah ngasih lampu ijo.
Saat ketiga perempuan itu berdiri, hendak pergi. Buru-buru Aldo langsung menghampiri, diikuti oleh Fadlan.
"Ya." sapa Aldo. Ketiga perempuan itu menoleh.
"Eh Do."
"Ekhem. Cuman Rya aja nih yang di sapa?" pancing Mike. Shofia terlihat menahan tawanya.
"Eh sorry, hai Mike, Shofia."
"Hai juga Do."
"Cuman Aldo aja nih yang di sapa?" tanya Fadlan yang muncul di balik punggung Aldo.
"Euu Fi, kayak ada yang ngomong ya. Tapi, wujudnya gak ada." kata Mike sambil melihat-lihat keadaan sekitar. Shofia mengangguk mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Squad
Teen FictionGimana jadinya, jika grup squad, didirikan menjadi ekstrakulikuler? Tentu mustahil, mengingat bahwa squad memang bukan hal yang penting di sebuah sekolah. Namun, memang itu yang terjadi. Jomblo Squad. Nama sebuah ekstrakulikuler yang orang-orangny...