Jarakku dan Kamu

Delon aku mengunjungimu di rumahmu

Mungkin aku belum terbiasa dengan kepergianmu Delon, mungkin semua ini masih sulit untuk ku katakan aku bisa menerima sebuah kenyataan.
Jika waktu terus berputar dan hari berganti, tapi namamu di hatiku belum bisa digantikan dengan Rio.
Pertemuan yang singkat mengajarkan ku bahwa setelah semua berlalu, ada kenangan yang membuat kita terluka atau terlihat bahagia.
Setelah semua berlalu disana baru aku rasakan kehadiranmu yang sesungguhnya. Membawa perubahan, dan membuat hati ini rapuh.

Delon...
Disini aku seakan seperti sedang bermain peran, dalam setiap babak aku lakoni dengan bayangan tanpa kepastian.
Bayangan itu membuat aku bingung, kemana harus melangkah, seakan belum ada jalan yang membawaku untuk terlepas dari namamu.

Saat keadaan belum memahami isi hatiku, sakitnya duri mawar itu, tak terasa lagi. Menangis bukan lagi hal yang tak membuatku harus lepas dari semua masalah ini. Aku tahu, usiaku masih panjang untuk melanjutkan adegan adegan yang lain, tapi seakan semua sudah berakhir.

15 Januari
Hari ini sebenarnya hari bahagiamu, hari ini hari kelahiranmu. Aku berusaha untuk berkunjung ke rumahmu, di mana jalan yang dulu kita lalui berdua, tersenyum dan tertawa. Dimana jalan ini penuh dengan cerita indah kita, tapi jalan ini juga mengingatkanku kamu sudah tiada.

Di rumahmu, aku tatap photo manismu Delon. Wajahmu seakan mengetahui bahwa aku hadir dan sedang menatapmu.
Ibu dan ayahmu sudah tak mampu lagi untuk berkata a atau b kepadaku. Mereka hanya bisa berkata, semangatlah Tara jalanmu masih panjang.

Delon rumah ini saksi dimana kita belajar bersama. Dimana kamu memaksaku untuk bertemu dan berbicara kepada orang tua mu. Hal utama yang paling pahit yaitu, dirumahmu ini aku harus melihat, dan Melepasmu pergi selamanya Delon sayangku.

Delon...
Baik baik di sana ya...
Ingat kamu yang terbaik, aku belum bisa Melepasmu.
Kamu jaga aku dia dan mereka
Kamu ingat makan ya dan jangan lupa tersenyum.