Chapter 2 : Termakan Monster Alam Semesta

256 20 4
                                    

POV 1 ~Yuuma (Main Character)~

"Mmm... apa... yang terjadi... padaku?"

Aku terlelap beberapa saat, entah apa yang sebenarnya terjadi padaku sebelumnya. Aku terbaring, terasa seperti melayang-layang di udara. Kubuka mataku kemudian memandangi sekelilingku.

"Hoaammm..." —menguap sambil meregangkan kedua lengan— "Apa aku habis tertidur? Di mana ini?"

Kepalaku tiba-tiba terasa perih, lantas kukedipkan mata dan menggelengkan kepala beberapa kali. Kubasuh wajah dengan kedua tangan, ketika itu aku merasakan keanehan pada tanganku, tapi aku masih belum sepenuhnya sadar karena baru terbangun.

Kesadaranku pun berangsur-angsur pulih, dan di saat yang sama aku melihat sesuatu yang tak lazim mengejutkanku.

"Di—di mana sebenarnya ini? Semua benda-benda gemerlap itu, apakah itu semua adalah bintang-bintang? Tu—tunggu, aku—aku melayang? Jangan-jangan... ini... luar angkasa?"

Sungguh tidak bisa dipercaya, saat ini aku benar-benar berada di luar angkasa. Kemudian aku teringat sesuatu, bahwa di luar angkasa itu tidak ada udara dan pasti mati jika tidak menghirup udara terlalu lama.

Aku sempat panik, tapi anehnya meski tak bernapas pun tubuhku tidak merasakan sesak napas atau sakit sedikitpun, sungguh sensasi yang sangat aneh.

Tak selesai sampai di situ, aku pun menyadari keanehan yang kurasakan saat membasuh wajahku tadi. Kuperhatikan sekujur tubuh dan melihat bentuk kedua tangan, kaki, dan... aku punya... sayap! Sekujur tubuhku berwarna hitam mengkilap dengan sisik-sisik aneh. Sayap ini... lebar sekali! Aku tidak menyangka hal ini bisa terjadi padaku.

"Apa-apaan ini! A—aku jadi seekor naga? Mengapa bisa begini? Sebenarnya apa yang terjadi padaku?"

Sementara aku terkejut dengan semua ini, terdengar suara-suara yang begitu keras. Itu membuatku heran, mengapa ada suara seperti itu di luar angkasa?

(Bwunggggggggggg...)

"Be—benda apa itu? Besar sekali!"

Mataku terbelalak melihat benda-benda yang amat besar mendekatiku dengan sangat cepat. Aku melihat enam objek angkasa yang begitu besar, masing-masing memancarkan sinar warna-warni yang indah. Empat di antaranya datang dari arah horizontal, sedangkan sisanya datang dari arah vertikal.

Benda-benda itu semakin mendekat, seakan-akan saling menarik satu sama lain dan mulai menutupi ruang gerakku. Entah sejak kapan mereka datang menghampiriku seperti itu.

"Tunggu sebentar, aku pernah membaca sebuah buku tentang ilmu astronomi dan menemukan gambar serupa dengan benda itu. I—itu—itu Galaksi! Besar sekali! I—ini benar-benar gawat, materi-materi penyusun galaksi itu punya suhu yang sangat tinggi ataupun sangat rendah.

Belum lagi, di dalamnya ada kemungkinan terdapat Black Hole. Aku tidak boleh terkena benda-benda itu atau aku akan mati."

Black Hole, objek luar angkasa misterius yang belum banyak diketahui oleh manusia dan masih terus menjadi misteri. Menurut hipotesis para ilmuwan di Bumi, Black Hole merupakan perwujudan dari kekacauan dimensi ruang-waktu dan merupakan inti dari sebuah galaksi.

Black Hole memiliki gaya gravitasi terkuat dengan jangkauan gaya tarik terluas di antara semua objek yang ada di luar angkasa. Itu dapat menarik objek lain dengan sangat kuat dan menghisap apa saja yang terlalu dekat dengannya. Apa yang dihisapnya akan menghilang begitu saja, bahkan cahaya sekalipun tak bisa menghindar dari pengaruh gravitasinya.

Kumpulan galaksi ini kemungkinan memiliki Black Hole sebagai intinya. Black Hole itu bisa saja berukuran dan bermassa sangat besar, mungkin supermasif, atau bahkan ultramasif.

Terpaan cahaya yang terpancar dari bintang-bintang membuatku sulit untuk melihat.

"Kuhh... cahaya benda-benda itu sangat menyilaukan!" —menghalangi cahaya ke mata dengan tangan kanan— "Aku harus cari jalan keluar untuk menghindarinya."

Aku berusaha mencari celah melewati salah satu galaksi yang mendekat. Kugunakan sayapku untuk bergerak dan terbang melesat menuju celah-celah galaksi. Tanpa kusadari ternyata aku bisa terbang dengan begitu cepat, melesat dengan kecepatan setara dengan kecepatan cahaya, atau bahkan jauh lebih dari itu, mungkin. Bisa kubilang inilah yang disebut The Power of Kepepet.

Meskipun kecepatan gerakku di luar nalar manusia, tapi sepertinya itu tidak mudah untuk dikendalikan. Sementara itu, galaksi-galaksi ini sangat luas yang bahkan cahaya pun membutuhkan waktu ratusan ribu bahkan jutaan tahun untuk menyebranginya dari ujung satu ke ujung yang lain.

Kecepatan gerak yang tidak masuk akal ini terlalu sulit untuk dikendalikan. Berkali-kali aku menabrak benda-benda galaksi seperti bintang-bintang raksasa, batuan angkasa, awan-awan debu panas ataupun dingin, dan planet-planet raksasa. Ketika aku menabrak benda-benda itu, aku sadar ukuran tubuh nagaku ini setara dengan sebuah bintang raksasa.

Aku berusaha keras untuk lolos dari sana sampai akhirnya aku malah terjebak di antara enam galaksi yang saling mengitari dengan kecepatan yang tidak terhingga. Suhu yang amat panas dari benda-benda angkasa berpijar dan suhu yang amat dingin dari benda-benda angkasa lain pun menerjang seluruh tubuhku.

Entah sudah berapa kali aku menabrak benda-benda langit itu, tapi ajaibnya aku tidak mati. Walaupun begitu, aku benar-benar merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhku karena tabrakan itu.

Tubuhku sudah tak bisa lagi bergerak karena rasa sakit yang luar biasa. Saat itu pula aku melihat sebuah objek seperti lubang, ah tidak, maksudku bola gelap di angkasa yang tampaknya seakan-akan menghisap benda-benda di sekitarnya. Aku pun yakin kalau itu pasti Black Hole.

Tampaknya semua galaksi itu semakin menyatu, dan Black Hole dari masing-masing galaksi semakin mendekat satu sama lain serta mendekatiku yang sedang tidak bisa bergerak.

"Itu dia... Black Hole! Sial... ini gawat... aku sudah tidak bisa bergerak lagi..."

Tubuhku membungkuk, aku berusaha untuk tetap bertahan, tapi rasa sakit ini membuat tubuhku terasa benar-benar kaku.

Beberapa bintang dan benda-benda angkasa lainnya melesat dan hampir menabrak tubuhku. Aku yang sedang kesakitan pun tidak bergerak sedikitpun. Tak lama kemudian, enam Black Hole itu mulai menekan tubuhku dengan gaya gravitasi ruang-waktunya masing-masing.

Rasa sakit yang tak pernah kubayangkan dan kualami sebelumnya terjadi pada tubuhku. Aku merasakan tubuhku mulai rusak parah, meregang seperti karet yang diregangkan dengan kuat. Aku mulai kehilangan kesadaran, tubuhku benar-benar ditarik ke dalam objek tak masuk akal ini.

"Ahh... apakah ini saatnya... aku akan mati?"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

POV 3

Seketika Yuuma terhisap oleh enam Black Hole yang bertubrukan dan menyatu. Benda itu menjadi sangat besar dan semakin membesar. Berputar dengan kecepatan yang tidak terhingga dan terus bertambah cepat. Ledakan yang sangat besar pun terjadi, bahkan mungkin lebih besar dari ledakan hypernova (ledakan dari bintang mati).

(Bwunggggggggggggg...Sringgggggggg... Boommmmm!)



~~~~~~Bersambung~~~~~~



Bagaimana cerita lengkapnya? Apa yang terjadi pada Yuuma setelah tertelan benda-benda angkasa yang amat berbahaya itu? Akankah Yuuma menemukan teman-temannya? Baca selengkapnya dan jangan lupa beri tanggapan atas cerita ini ya ^_^

The Concept of Eternal Voiding and Intruder of the Magic WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang