Filler 2 : Waktu Bersantai

129 14 3
                                    

Di satu pagi, matahari terbit menebar sinarnya dari timur. Di sebuah pantai dengan pasir putihnya yang indah, air lautnya yang biru transparan menandakan kebersihannya yang sangat terawat. Para pengunjung berdatangan untuk berenang dan bersantai.

Di bawah naungan pohon kelapa yang cukup rindang, Sang Penulis dan Yuuma sedang berbaring dengan santainya di atas pasir putih yang bersih. Sinar matahari yang tidak terlalu silau itu terpancar melewati celah-celah antara dedaunan pohon kelapa yang tumbuh agak condong ke timur. Angin pagi berhembus dengan lembut menyapa mereka berdua.

Yuuma yang memakai kacamata hitam berbaring dengan kedua lengan sebagai alas kepalanya berkata, "Hei, Tuan Penulis, aku penasaran tentang sesuatu."

Sang Penulis yang berbaring 2 meter sebelah kanan Yuuma kemudian bangun, duduk dengan tangan kiri menopang tubuhnya lalu melepas kacamata hitamnya. "Hm? Penasaran tentang apa?"

Yuuma bangkit, duduk dengan kedua kaki diluruskan, mengambil secangkir Pop Mie di sebelah kirinya yang sudah sejak tadi ia seduh, lalu mulai memakannya, "Amm mmm mmm... wah Pop Mie-ku jadi dingin."

"Lagian dari tadi bukannya dimakan dulu, malah tiduran terus," ucap Sang Penulis yang juga mengambil Pop Mie miliknya disebelah kanannya. "Lah... Pop Mie-ku juga sudah dingin," —menoleh ke Yuuma— "Gara-gara ngeliat kamu tiduran enak nih aku jadi ikut-ikutan tiduran sampai lupa makan Pop Mie."

"Itu mah salah Tuan sendiri lah," ucap Yuuma lalu menyiduk Pop Mie-nya dengan garpu kemudian menyeruputnya.

(Slurp slurp slurp...)

"Ahhh... sedapnyaaa~~" ucap Yuuma.

Sang Penulis juga menyeruput Pop Mie-nya.

(Slurp slurp slurp...)

"Kihhh! Mantap ui!" ucap Sang Penulis. "Lalu," —menaruh kembali Pop Mie di sebelah kanannya dan menoleh ke Yuuma— "Apa tadi yang membuatmu penasaran, Yuuma?

"Mm?" —melirik ke arah Sang Penulis lalu meletakkan kembali Pop Mie-nya— "Ah iya, jadi begini..." Yuuma menarik kedua kakinya, memutar posisi duduknya ke arah Sang Penulis lalu duduk bersila, "Kenapa Anda membuat karakter saya di dalam cerita yang Anda ciptakan itu sama sekali tidak punya kekuatan sihir?"

"Ha? Kau penasaran tentang itu?" —Sang Penulis kembali berbaring, kedua lengannya sebagai alas kepala, menarik napas dalam lalu menghembuskannya— "Huffhh... kau penasaran di bagian mananya?"

"Semuanya, Tuan. Mulai dari penyebab aku muncul di luar angkasa, cara masuk ke Dunia Sihir, [Stats], [Weapon], dan kekuatan yang kumiliki. Yang paling penting ya itu tadi, alasan mengapa aku tak punya kekuatan sihir," ujar Yuuma dengan ekspresi penasaran.

"Hmmm... mmmmm... mmmm..." gumam Sang Penulis.

"Mm?" Kepala Yuuma sedikit miring ke kiri, rasa penasarannya terus menunggu jawaban dari Sang Penulis.

"Yaaaa mungkin... satu alasan mendasarnya sih... aku ingin supaya kau tunjukkan pada Dunia Sihir bahwa kekuatan sihir bukanlah segalanya, kekuatan lain pun berpengaruh pada kemampuan seseorang," jawab Sang Penulis.

"Hmmmm... begitu, ya," ucap Yuuma sambil melipat kedua lengannya di dada dan pandangannya ke arah bawah, ekspresinya sedikit serius memikirkan jawaban dari Sang Penulis tadi.

"Mm..." ucap Sang Penulis menganggukkan kepalanya satu kali.

Ombak laut di lepas pantai berdesir, sejenak menepi lalu kembali, begitu berulang-ulang. Suhu disini sungguh nyaman, sesekali angin bertiup agak kencang membawa udara segar di pagi hari.

Sehelai daun kelapa terlepas dari pohonnya, bentuknya yang memanjang itu melayang-layang di udara. Daun itu perlahan jatuh dan menutupi wajah Sang Penulis yang sedang bersantai dan memejamkan matanya.

"Mm?" —membuka mata, pandangannya terhalang oleh daun, ia pun mengambilnya dengan tangan kanan— "Ohh... cuma daun." Sang Penulis meletakkan daun itu di samping kirinya, menoleh ka arah Yuuma yang masih duduk bersila dan tampak sedang memikirkan sesuatu.

"Oi Yuuma, apa yang sedang kau lamunkan?" tanya Sang Penulis.

"Mm?" —menoleh ke arah Sang Penulis— " Ah tidak, aku tidak sedang memikirkan apa-apa," jawab Yuuma.

Sang Penulis kembali memejamkan matanya dan menghadap lurus ke atas, "Sudahlah, Yuuma. Santai saja, tak perlu kau pikirkan. Lawan-lawan bertarung yang akan kau hadapi di Dunia Sihir itu semuanya sangat kuat, jadi kau harus bersiap-siap nanti. Untuk sekarang, manfaatkan waktu senggangmu untuk bersantai di pantai yang luar biasa ini."

Mendengar ucapan Sang Penulis, Yuuma menjadi bersemangat, "Ah... baik, Tuan!"

Yuuma kembali berbaring di atas pasir putih yang begitu halus dan bersih. Mereka berdua menikmati waktu bersantai mereka di pantai dengan pemandangannya yang indah dan pengunjungnya yang cukup ramai. Mereka pun tertidur, lupa akan Pop Mie-nya masing-masing yang belum masih tersisa.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Halooo teman-teman pembaca dan teman-teman sesama penulis... (^_^) Terima kasih ya sudah mau baca dan vote cerita saya... (^o^)

Sebelumnya penulis minta maaf kalau cerita ini dirasa gaje alias ga jelas alurnya. Bagian Filler ini hanya selingan saja, dengan kata lain 'Penulis lagi iseng' nyoba-nyoba nulis sekaligus mengetes kemampuan sendiri dalam menuangkan imajinasi ke dalam tulisan cerita.

Setiap cerita selingan yang saya buat biasanya saya sisipkan satu atau dua spoiler dari cerita aslinya juga sih... (^_^) Kalau teman-teman suka dan penasaran dengan cerita selanjutnya, 2 minggu ke depan akan di update kok, jadi jangan lupa baca cerita ini ya... (^_^)

The Concept of Eternal Voiding and Intruder of the Magic WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang