Chapter 7.1 : Bentrokan Dahsyat

177 18 7
                                    

POV 1 ~Yuuma (Main Character)~

Sekali lagi dan terus berulang kali, butiran-butiran salju berhamburan ke sana kemari, diterjang oleh sesuatu yang bergerak dengan sangat cepat. Bukan hanya satu, tapi dua objek yang saling bertubrukan dan beradu kekuatan yang begitu hebat.

Dalam balutan udara dingin khas kutub dunia disertai rintik-rintik salju yang berjatuhan, aku dan Breimond saling memberikan serangan demi serangan yang berlangsung dengan begitu cepatnya.

(Tringgg! Tring tringgg tringg!)

Suara pedang yang saling beradu terus terdengar. Setiap kali kedua pedang berbenturan, tanah bersalju tempat berpijak selalu amblas akibat gelombang ekstrem dari kekuatan yang dimiliki masing-masing.

"Rrrraaaaa!" Breimond memekik keras, mengayunkan pedangnya berkali-kali, menebas dengan cepat dan kuat dari berbagai sisi.

(Duarrr!)

Dengan sigap aku melompat mundur, mengelak dari serangan Breimond yang dilancarkannya secara bertubi-tubi dan kemudian menghantam dan menghancurkan permukaan tanah.

Salju mengepul menutupi pandangan, membuatku sementara harus bergerak mundur lebih jauh dan keluar dari kepulan salju.

(Sraakk srak srakk srakk...)

Sedikit membungkuk, kaki berpijak terseret menjauh dari tanah yang hancur sembari menancapkan pedangku ke tanah untuk menahan laju mundur.

Aku menatap ke depan setelah berhenti, tampak bayangan yang berdiri dengan posisi kuda-kuda setengah rendah dan memegang pedang lurus ke depan sejajar telinganya.

"Ah... pose itu lagi..." begitu cepat kusadari bahwa tampaknya pria dengan perawakan yang tinggi itu akan menggunakan skill dimensinya lagi.

Breimond dengan sigap melakukan serangan sihirnya, "[Teknik Pedang Dimensi..."

Belum sampai serangan berlangsung, masalah pun muncul, saat ini Breimond sedang menghadap ke arah pintu gerbang perbatasan kerajaan yang berada jauh di belakangku. Karenanya, jelas serangannya kali ini mengarah ke orang-orang yang sedang berkumpul menyaksikan pertandingan ini, termasuk Rhea dan yang lainnya.

"Oi tunggu—" aku tak sempat untuk menegurnya.

"Sial... terpaksa aku tak boleh menghindarinya," gumamku.

"3 Tebasan Langit]!" Serangan sihirnya aktif, lagi-lagi terlihat 3 tebasan pedang muncul bersamaan.

Efek gerakan melambat terjadi pada pengamatan kedua mataku. Ini sama seperti sebelumnya ketika Breimond menggunakan sihirnya yang pertama kali ditujukan kepadaku. Jelas sekali aku bisa melihat arah serangannya, benar-benar jelas terlihat walaupun itu terjadi dalam waktu tak sampai satu detik.

(Trangg trangg trangg!)

"Ah sial... genggamanku tak sempurna di akhir." Pada halauan terakhir, kesigapanku dalam memegang pedang sedikit melonggar.

Karena kuatnya serangan yang menerjang, pedangku terlepas dan terpental ke belakang, berputar-putar dan akhirnya jatuh menancap ke tanah beberapa meter di depan Rhea dan Claira-san.

(Swingg swing swing... Duarrr!)

"Kyaaaaa!" Berdiri paling depan dibanding yang lain, Rhea memekik karena kaget.

Dia melihat pedangku yang tiba-tiba tertancap dan membuat tanah menjadi amblas cukup dalam membentuk lingkaran disertai retakan-retakan yang cukup besar.

"Hati-hati, Tuan Putri!" Dengan cekatan Claira-san yang berdiri di sampingnya mengangkat tubuh Rhea dan melompat mundur untuk menghindari hancurnya permukaan tanah disertai retakan-retakannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Concept of Eternal Voiding and Intruder of the Magic WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang