Mentari elah terbit dari ufuk timur 2 jam yang lalu sama sekali tidak mengusik tidur seorang gadis bernama kiran yang kini tidur dengan posisi yang tidak ada anggun-anggunnya sama sekali.
Seorang pria tampan masuk ke dalam kamar Kiran tanpa permisi seakan akan hal ini merupakan hal biasa di lakukannya. Melihat Kiran yang masih bergulat dengan selimut hangatnya, membuatnya berdecak kesal.
Pria itu tidak lain adalah Adnan yang tidak lain merupakan sahabat Kiran sendiri.
"Kiran bagun" Adnan mengguncang guncang tubuh Kiran agar terbangun. Tapi guncangan tersebut sama sekali tidak mengusik tidur nyenyaknya.
Sebuah ide gila muncul di otak Adnan untuk membangunkan kiran.
Dengan cepat Adnan segera bergegas ke dapur untuk melancarkan aksi gilanya untuk membangunkan Kiran. Setelah mengambil garam di dapur, Adnan segera bergegas ke kamar sahabatnya sambil tersenyum jahat membayangkan kesuksesan rencananya.Kini Adnan menjepit hidung Kiran sehingga mulutnya sedikit terbuka. Tanpa pikir panjang Adnan langsung memasukkan serengah sendok makan garam kedalam muliut Kiran.
Gagal! Itulah kata yang dapat mendiskripsikan rencana Adnan yang tidak berhasil karena sebelum garam masuk kedalam mulut Kiran, Kiran sudah lebih dulu menarik tengkuk Adnan yang di kiranya guling.
Deg.....Deg.....
Adnan sadar, sudah beberapa hari belakangan ini saat berada di dekat Kiran jantungnya akan menggila. Adnan menggelengkan kepalanya Agar rasa yang muncul di hatinya segera hilang.Dalam pelukan Kiran, Adnan dapat melihat dengan jelas wajah Kiran yang cantik, alisnya tebal, bulu mata lentik, bibir yang merah alami, pipi yang cubby, dan kulit yang seputih susu. Adnan tidak dapat mengelak bahwa dirinya telah terpikat oleh pesona Kiran yang notabenya adalah sahabatnya sendiri.
Perlahan lahan mata kiran terbuka hal yang pertama di lihatnya yaitu wajah seorang pria yang sangat dekat wajahnya.
"Kyaaaaaa" lengkingan suara dan dorongan dari kiran membuat Adnan terjatuh.
"Kamu ngapain peluk-peluk aku?" tanya Kiran sambil memukul Adnan menggunakan guling. Sementara Adna yang mendapatkan serangan mendadak, tidak dapat menghindar.
"Aduh.... Siapa yang meluk kamu, orang kamu juga yang meluk aku"
"Kalau aku yang meluk kamu, kenapa kamu enggak lepas aja hah?"
"Yaa kan kamu meluknya erat, jadi enggak bisa di lepas" padahal pas waktu dipeluk, Adnan sama sekali tidak ada niat untuk melepasanya.
"Bohong"
Setelah berhasil lepas dari pukulan maut Kiran, kini Adnan sibuk berlari menghindari serangan Kiran yang belum juga puas memukulinya.
" Belum nikah udah KDRT, gimana kalau udah nikah"
"Siapa yang mau nikah sama kamu?"
"Kamulah"
Mendengar itu, kinan menjulurkan lidahnya sakan-akan mau muntah. Karena sadar bahwa bertengkar dengan Adnan tidak ada ujungnya, akhirnya ia mengusir Adnan dari kamarnya dengan alasan ingin mandi.
********
Adnan mendongak melihat Kiran yang baru saja datang dengan keadaan yang sudah segar. Ini bukan kali pertama Adnan melihat Kiran hanya menggunakan hot pants dan tanktop, tapi entah mengapa kali ini dia merasa susah menelan ludah melihat lekuk tubuh sahabatnya yang tercetak jelas.
"Ganti baju sana, jangan umbar-umbar tubuh entar dosa!" karena tidak tahan dengan godaan yang ada di depanyya, akhirnya Adnan angkat bicara.
Kiran merasakan keanehan dari sahabatnya itu, karena ini bukan kali pertama Adnan melihatnya dengan pakaian seperti ini tapi karena tidak ingin berdebat, akhirnya dia mengalah dan menggantinya dengan celana jens selutut dan baju lengan pendek yang agak kebesaran.
"Kamu ngapai kesini pagi pagi sekali?" tanya Kiran seraya duduk didepan Adnan.
"Kamu bilang pagi pagi sekali? Lihat, ini sudah jam berapa matahari saja udah setinggi kepala dan kamu masih bilang pagi pagi sekali?"
Kiran hanya nyengir mendengar penuturan Adnan yang sepenuhnya benar itu
"Aku kesini mau bilang kalau mulai besok aku bakalan pinda ke sekolah kamu" lanjutnya. Setelah lulus sekolah menengah pertama, mereka pisah sekolah. Tadinya mereka berencana untuk sekolah di sekolah Adnan yang notabenya sekolah paling vaforit di ibu kota, tapi karena otak Kiran tidak seencer otak Adnan, akhirnya hanya Adnan yang lulus sedangkan Kiran tidak.
"Beneran?" mata Kiran seketika berbinar mendengar penuturan Adnan.
Adnan hanya mengangguk mengiakan pertanyaan dari Kiran. Senyuman kiran seakan menular membuat Adna juga menyunggingkan senyum tipis.Adnan meraba dadanya yang tiba-tiba berdekak dengan kencang melihat senyuman Kiran, dan entah mengapa tiba-tiba dia melihat wajah kiran mengeluarkan cahaya yang memikat.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karan&Kiran
Teen FictionTidak seharusnya kamu dekat dengan pria lain disaat kamu masih menjadi milikku. ~Karan Devano~ Sahabat selalu ada di saat kita butuh, jadi bagai mana bisa aku mencurahkan keluh kesahku tentang dirimu kepada dirimu sendiri. ~Kiran Cassandra Abraham~...