BAGIAN DUA

285 26 2
                                    

pagi yang cerah untuk memulai sebuah aktifitas baru. Sama halnya dengan Kiran yang sangat antusias dengan kedatangan Adnan di sekolahnya yang berstatus sebagai murid baru.

Setelah melakukan kewajiban sebagai pelajar setiap hari senin yaitu upacara bendera, kini Kiran, Aca dan Oca sedang berada di kantin untuk membasahi kerongkongan mereka dengan segelas air mineral dingin.


"Ran, kamu bilang kalau hari ini kita kedatangan murid baru, siapa emangnya?" semalam di grub, Kiran sudah lebih dulu memberi tahu teman kembarnya kalau besok mereka kedatangan murid baru, Tapi dia belum bilang kalau Adnan yang bakalan pindah. Aca dan Oca sendiri sudah saling mengenal dengan Adnan karena, tak jarang setiap sikembar datang main kerumah Kiran, Adnan juga ada di sana.

"Ada deh pokoknya" ucap Kiran sok misterius.

Aca dan Oca harus menahan rasa penasaran sebab bel masuk telah berbunyi. Di sepanjang jalan menuju kelas banyak yang menyapa Kiran baik adik kelas, seangkatan maupun kakak kelasnya. Tak heran Kiran masuk dalam jajaran most wanted gerl di sekolahnya karena memiliki paras yang cantik. Sudah bukan rahasia jika banyak kaum adam yang menyatakan perasaannya kepada Kiran, tapi tetap saja tidak ada satupun diantara mereka yang dapan menggenggam hati gadis berambut cokelat tersebut.

Kelas yang tadinya ribut kini diam dengan datangnya Ibu Mariati yang sering di panggil Ibu Ria, guru fisika sekaligus wali kelas mereka. Tak berselang lama setelah masuknya ibu Ria ke dalam kelas, kini di susul oleh murid baru yang membuat perempuan di kelas XI IPA 3 menjadi histeris dan membuat para kaum adam iri karenanya.

"Oppa...."

"Nikmat tuhan mana yang kau dustakan"

"Hayati enggak kuat bang"

Reaksi siswi-siswi di kelasnya terutama Aca dan Oca membuat Kiran memutar bola matanya malas. Kayak nggak pernah liat Adnan aja. Batin Kiran

Kiran sendiri juga tidak menyangka bahwa Adnan akan di tempatkan di kelasnya yang bukan kumpulan anak emas sekolah seperti IPA 1. Sedangkan Adnan sendiri di sekolahnya yang dulu, mendapat gelar anak emas yang notabenya lebih elit dari sekolah barunya ini.

Adnan menajamkan penglihatannya seperti seekor elang yang sedang mengintai mangsanya. Setelah mata tajamnya menemukan apa yang dicarinya, sebuah senyuman terbit di bibirnya, dilihatnya seorang gadis berambut coklat panjang yang duduk sendirian di bangku pojok belakang yang tidak lain adalah Kiran.

Seluruh penghuni kelas menatap penyebab lengkungan di bibir sang idola baru mereka. Kini tatapan sinis terarah ke Kiran, sebab Kiran selalu membuat mereka iri karena setiap ada yang ganteng pasti akan berjalan kearah Kiran dan parahnya lagi Kiran tidak pernah menerima satupun pernyataan cinta dari mereka membuat kaum hawa geram sendiri.

Entah apa yang membuat Kiran sangat enjoy dengan status jomblonya disaat teman-temannya yang lain yang menyandang status jomblo selalu galau dan tidak percaya diri.

"Baiklah sekarang perkenalkan nama kamu" Perintah Ibu Ria. Ibu Mariati tidak seperti guru fisika pada umumnya yang terkenal dengan killer dan sering marah-marah tapi Ibu mariati memiliki kepribadian yang cenderung pendiam dan tidak terlalu perduli dengan lingkungannya. Dia juga guru yang tegas dalam memberi nilai, dia hanya akan memberi nilai sesuai kemampuan otak dari murud muridnya, jadi tak jarang banyak yang tidak menyukai guru yang satu ini.

"Perkenalkan nama saya Adnando Faisal, kalian dapat memanggil saya Adnan. Saya pindahan SMA merah putih" perkenalan Adnan dengan wajah yang tiada hentinya tersenyum.

"Baiklah, ada yang ingin bertanya?"
Selang beberapa waktu, tak seorangpun yang menggakat tangan untuk bertanya.

"Baiklah karena tidak ada yang ingin bertanya, Adna silahkan duduk di Dekat Gilang" siswa dan siswi disekolah ini tidak sama dengan siswa-siswi di sekolah lainnya, dimana setiap ada muri baru yang ganteng maupun cantik, mereka akan menanyakan no WA dan akun sosial lainnya, karena mereka berfikir dengan logis bahwa murid baru tersebut pasti akan di masukkan kedalam grub kelas jadi buat apa repot repot meminta yang belun tentu di kasih kalau sudah ada yang suda pasti.

"Gue Adnan" Adnan menjulurkan tangannya hadapan Gilang.

"Gue Gilang Anggara lo panggil Gilang aja". Ujar gilang seraya membalas uluran tangan Adnan.

Kini kelas telah disibukkan dengan pelajaran yang telah dimulai. Dan Adnan tiada henti-hintinya mencuri-curi pandang ke arah Kiran.

Sementara itu, Aca dan Oca yang duduk di bangku depan Kiran tidak henti-hentinya menuntut jawaban tetang pertanyaannya 'mengapa Adnan bisa pinda sekolah' melalui bisikan. Sedangkan Kiran yang juga tidak tahu-menahu alasan Adnan yang pinda sekolah hanya mengangkat bahu.

Tbc.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Halo readers, maafya tiponya bertebaran

Karan&KiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang