BAGIAN LIMA

246 17 0
                                    

Mata gadis tersebut membulat malihat Karan, dengan cepat Karan langsung lari menjauh dari Aurel yang tidak lain adalah gadis yang tadi berbingcang-bincang dengan Aca. Dapat Karan lihat, Aurel mengejarnya sambil meneriaki namanya. Aurel Angelina gadis berdarah Indonesia-Belanda yang merupakan anak dari sahabat Farhan ayah Karan yang sudah sedari dulu mengejar-ngejar Karan tanpa rasa pamri. Aurel bukannya tidak cantik sehingga Karan tidak tertarik padanya, Aurel sendiri dapat di katakan sangat cantik dengan kulit yang putih bersih, rambut coklat, mata yang agak sipit, dan bodi yang bak gitar spanyol dan Darah Belanda lebih lekat pada dirinya membuatnya terlihat jauh lebih cantik. tapi, Karan tidak memandang seseorang dari kecantikannya, melainkan dari hatinya. Pernah sekali Karan memergoki Aurel yang sedah memarahi pembantu di rumahnya hanya karena pembantu tersebut tidak sengaja menumpahkan air sirup ke lantai.

*****

"Aca toilet di sebelah mana, aku pengen pipis nih" tanya Kiran dengan berbisik

"Kamu pipis di kamar mandi yang ada di lantai dua aja ya, karna kamar mandi yang di lantai satu sementara di perbaiki karena tersumbat. Kamu mending di kamar yang aku sewa aja, ini kuncinya"

"Oke, aku duluan ya udah kebelet soalnya"

"Mau aku temenini enggak"

"Enggak usah"

Dengan cepat Kiran menuju lantai dua untuk menuntaskan panggilan alamnya. Kiran tidak berhenti melafalkan no kamar yang akan di tujunya yaitu 1192, mulutnya komat-kamit seperti membaca sebuah mantra.

"Ah ini dia" setelah menemukan kamar Aca, Kiran bergegas masuk kedalam dan melaksanakan hajatnya.

*****

"Karan" teriak Aurel menggema di koridor lantai dua

Karan yang sudah sedari tadi di kejar-kejar oleh Aurel, kini masi belum bisa lepas dari kejarannya. Karan dapat melihat seorang gadis masuk kedalam salah satu kamar yang ada di lantai dua, langsung saja dia berlari dengan kencang agar dapat menyusul gadis tersebut untuk bersembunyi di dalam kamarnya.

Keberuntungan berpihak kepadanya karena gadis tadi tidak menutup pintu kamarnya dengan rapat sehingga Karan dapat dengan mudah masuk kedalam. Setelah didalam, Karan langsung menutup pintu dan sesekali mengintip keluar memastikan bahwa Aurel suda tidak mengejarnya. Tapi sayang seri sayang, mungki Aurel melihatnya masuk kedalam kamar tersebut, karena saat ini dia tengah berdiri di depan pintu.

"Karan, keluar" teriak Aurel sambil menggedor-gedor pintu.

Sedangkan gadis yang baru saja keluar dari kamar mandi merasa heran dengan gedoran pintu depan yang sangat keras. Saat menuju ke pintu depan matanya langsung berbinar melihat pria yang mengganggu fikirannya hari ini.

"Mas supir taksi kok ada di sini?" tanya Kiran sambil menepuk pelan pundaknya.

Mata Karan yang awalnya terpejam kini membulat sempurna karena merasakan tepukan di bahunya. Matanya langsung tajam melihat gadis yang barusan mengagetkannya.

Bukannya takut ditatap tajam, Karan langsung membuka tasnya lalu mengeluarkan uang merah beberapa lembar lalu di sodorkannya ke arah pemuda yang ada di depannya. Karan hanya mengangkat sebelah alisnya pertanda tidak mengerti apa maksud dari Kiran.

"Mas, maaf yah beberapa hari yang lalu waktu saya menghandel pesanan taxi saya. Waktu itu jemputan saya sudah datang jadi saya enggak jadi naik taxinya mas. Tapi tenang aja, saya tetap bayarkok tadi mau langsung bayar tapi masnya keburu pergi"

"Enggak usah di bayar" jawab Karan dingin

"Karan aku tahu kamu di dalam, ayo cepat keluar" teriak Aurel

Karan&KiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang