BAGIAN TIGA

235 25 1
                                    

Jam pulang telah tiba 20 menit yang lalu dan Kiran masih menunggu jemputannya yang masih belum juga datang. Adnan sendiri tidak langsung pulang karena dia ikut organisasi Basket dan langsung ikut latihan sehingga dia tidak dapat pulang bersama Kiran.

Merasa bosan karena telah lama menunggu, akhirnya Kiran memutuskan untuk memesan taxi online. Tak berselang lama, taxi yang di pesannya pun datang tepat bersamaan dengan datangnya jemputannya. Kiran dengan cepat bergegas ke arah taxi dan mengetuk kaca supirnya. Kaca jendela mobil tersebut perlahan-lahan turun menappakkan seorang pria yang sangat tampan, dia memiliki alis yang tebal, rahang yang tegas, bola mata berwarna hitam pekat dan tajam, dan bibir yang merah alami itu semu sangat nampak jelas dari balik topi hitam yang di pakainya. Dia berfikir, semua supir taksi itu berbadan gempal dan memiliki perut yang buncit, tapi fikirannya ternyata salah setelah melihat supir yang satu ini.

Deheman pria tersebut membuat lamunan Kiran buyar. Kiran jadi salah tingkah karena di tangkap basah oleh pria yang di hadapannya ini.

"Maaf mas, saya tidak jadi naik taxi karna supir saya sudah datang" sesal Kiran seraya menunduk sambil memilin-milin jarinya.

Bukannya menjawab, sopir taksi tersebut malah menutup kaca mobilnya kemudian membawanya dengan kecepatan sedang. Entah mengapa melihat itu membuatnya merasa bersalah dan seharusnya tadi dia membayar taxi tersebut walau tidak jadi menaikinya. Kiran berjanji, jika dilain kesempatan dia bertemu dengan sopir taksi yang tadi lagi, maka dia akan membayarnya dan meminta maaf.


*****

Setelah sampai dikamar, Kiran langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur tanpa melepas tas punggungnya. Dia masih kepikiran dengan kejadian tadi siang. menurutnya sendiri, berlebihan rasanya jika dia sampai kepikiran dan uring-uringan hanya karena hal seperti itu tapi, entah mengapa hatinya berteriak bahwa dirinya harus meminta maaf kepada orang tersebut karena jika tidak, tidurnya tidak akan nyenyak.

Derrrrrt......

Deringan ponsel yang berada di tas yang masih di kenakannya membuat lamunannya menjadi buyar. Nama Oca tertera dalam layar ponselnya.

"Halo" suara Oca dari seberang sana

"Ya halo, kenapa Ca?" tanya Kiran sambil membuka seragamnya.

"Begini, aku sama Aca lagi dijalan menuju rumah kamu, tapi tiba-tiba motor kami mogok" terang Oca

"Trus kalian sekarang ada dimana? Aku bakalan kesana jemput kalian"

"Oke. aku share yah lokasinya"

Tak berselang lama, sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Kiran yang berisi lokasi sikembar saat ini. Dengat cepat, Kiran segera bergegas ke alamat tersebut karena tidak ingin membuat teman-temannya menunggu terlalu lama.

Di perjalanan menuju lokasi sikember, Kiran melihat seekor kucing yang tengah terjebak di semak-semak pinggir jalan. Tanpa berfikir panjang Kiran langsung menepikan mobilnya kemudian berjalan ke arah kucing yang di lihatnya tadi.

"Yaampun, pasti sakit" gumamnya melihat kaki kucing yang memiliki bulu berwarna cokelat tersebut terjebak oleh semak di pinggir jalan. Dengan cekatan Kiran membebaskan kucing cokelat itu dengan pelan, takut malah menyakiti kucing tersebut.

Setelah terlepas dari semak, di gendong dan di usapnya bulu kucing tersebut dengan lembut. Tak berselang lama akhirnya dia melepasnya karena teringat dengan Aca dan Oca.

Tanpa dia sadari, ada seseorang yang memperhatikannya dalam ke adaan diam di seberang jalan sana sambil tersenyum.

Setelah memanggil montir untuk memperbaiki motor Aca dan Oca, kini Kiran dan sikembar tengah duduk di sebuah cafe yang terletak tijak jauh dari bengkel yang memperbaiki motor sikembar.

Aca dan Oca sebenarnya adalah anak orang kaya, mereka juga masing masing memiliki mobil, tapi karena mereka tidak pernah hidup dengan kemewahan yang di suguhkan oleh orang tuanya, mereka hidup dengan sederhana bahkan fasilitas yang di berikan oleh orang tuanya hanya di pakainya di saat tertentu saja.

"Ran, malam minggu ini kamu ada acara nggak?" tanya Aca seraya menyeruput jus mangganya.

"Enggaksih kenapa emangnya?"

"Sepupu aku mau adain party, terus kita di bolehin ngundang teman, yaudah kita panggil kamu aja" jawab Oca

"Yaudah nanti aku usahain buat datang".

Akhirnya sore itu Kiran menghabiskan waktunya dengan sikembar dicafe.

*****

Seorang pumuda kini tengah berusaha lari dari kejaran orang orang yang tidak lain adalah suruhan papanya. Tapi, tiba tiba langkahnya terhenti melihat gadis yang membuat emosinya menlunjak beberapa jam yang lalu tengah menolong seekor anak kucing di pinggir trotoar, tanpa di sadarinya bibirnya membentuk lengkungan tipis.

Tanpa di sadarinya, kini para suruhan papanya telah berdiri di samping kiri dan kanannya. Disaat dia sadar, ia langsung lari tapi terlambat karena saat ini kedua tangannya telah di pegang oleh orang-orang tersebut dengat erat.

"Tuan 'karan' harus pulang, ini perintah dari tuan besar" ucap salah satu di antara mereka.

"Lepas! Saya tidak ingin pulang!!" ucapnya sambil memberontak.

Mereka tidak mendengarkan perintah dari tuan mudanya, mereka hanya menyeret Karan masuk kedalam mobil untuk di bawanya pulang kemansion keluarga Edward.

Di perjalanan menuju kediaman Edward, Karan tidak henti-hentinya mengumpat karena tidak dapat mengelabui orang-orang papanya yang hanya berjumlah 3 orang. Biasanya, walaupun orang-suruhan papanya 5 orang, dia dapat mengelabuinya tapi ini cuman 3 orang dan dia tidak dapat kabur? Miris sekali.

Tbc.

Maaf, aku kelamaan post, soalnya cerita yang dulu aku ketik hilang. Jadinya ya harus ketik ulang deh.

Sebagai perminta maafan aku, aku post double part.
Selamat membaca.

Karan&KiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang