Gelora Aleta Saniza. Seorang pengusaha muda di bidang pangan dan Lora juga seorang istri dari pengusaha expedisi barang dan jasa, Guna Alsheiraz Baheera Ivander.
Lora dan Guna menikah lima tahun lalu dengan sebuah perjodohan yang sudah di rencanakan oleh orang tua mereka sebelum mereka lahir. Tapi sayangnya, rumah tangga yang di jalani oleh Guna dan Lora, bukanlah seperti rumah tangga pada umumnya. Guna memiliki pribadi yang dingin, pendiam dan terkadang kasar, mungkin hanya sesekali mengucapkan kata, itupun terjadi semenjak mereka sah menjadi suami istri. Lora juga paham kenapa Guna bersikap seperti ini selama lima tahun pernikahan mereka. Bukan tanpa sebab dan akibat tetapi karena bukan Loralah yang di cintai oleh Guna tetapi Dini Alexandria Gunawan, wanita yang menemani Guna selama delapan tahun lamanya dari mulai Guna merintis usahanya sampai sesukses sekarang. Di tambah lagi, selama lima tahun Guna dan Lora menjalani rumah tangga, Lora belum bisa memberikan keturunan dari Guna. Bukan Lora tidak ingin mengandung dan melahirkan, istri mana yang tidak ingin mengandung dan melahirkan? Pasti itu keinginan yang utama setiap wanita yang telah menikah.
"Mas boleh kita bicara sebentar?" Tanya Lora dengan raut wajah sedikit ketakutan melihat Guna yang sedang duduk menyenderkan badannya dan terlihat sedang sibuk dengan ponselnya.
Guna langsung menoleh singkat kepada Lora dengan tatapan yang datar."Apa?"
"Lora ingin mas kembali mengejar kebahagiaan mas yang dulu sudah Lora renggut akibat perjodohan orang tua kita" Ucap Lora sambil menatap sendu kearah laki-laki yang sudah menjadi suaminya selama lima tahun.
"Maksudmu? Saya tidak mengerti!" Ucap Guna dengan ketus.
"Kejarlah kebahagiaan mas yang dulu bersama Mba Dini, wanita yang masih sangat bertahta dalam hati mas!"
Lora kembali menarik nafasnya dengan dalam dan menghembuskannya dengan pelan untuk membuat dirinya agar lebih tenang.
"Lora ikhlas mas" Kata Lora sambil menunduk, takut sang suami memukulnya seperti waktu dirinya tidak sengaja menjatuhkan sebuah bingkai foto yang memperlihatkan seorang laki-laki dan seorang perempuan saling berpelukan dan sampai membuat sang pemilik foto tersebut sangat marah besar sampai memukulnya berkali-kali, karena kejadian itulah dirinya untuk pertama kalinya kehilangan malaikat kecilnya yang saat itu baru berusia 2 minggu.
"Aku semakin tidak mengerti kemauanmu!" Ucap Guna dengan nada tinggi dan langsung menatap tajam Lora yang sedang menatapnya dengan sendu.
Dirinya tetap tenang sambil tersenyum memperlihatkan lesung pipitnya. "Bisakah besok mas membawa Mba Dini ke rumah kita? Lora ingin berkenalan lebih dalam dengan wanita yang begitu bunda harapkan dan tanpa sadar setiap mas berdoa selalu mas selipkan nama Mba Dini dalam doa mas."
Tiba-tiba wajah Guna berubah menjadi bingung dengan perkataan sang istru yang tiba-tiba ingin berkenalan dengan Dini, padahal sejak awal Lora tidak pernah menanyakan perihal Dini dengan dirinya.
"Untuk apa kamu ingin ketemu dengan Dini?" Tanya Guna kembali dengan nada yang ketus.
Kembali Lora menjawab pertanyaan Guna dengan lembut. "Lora hanya ingin berkenalan dengan Mba Dini mas bukan maksud apa-apa, Lora hanya ingin mengetahui bagaimana mas dari Mba Dini, karena Lora tahu selama 8 tahun mas dengan Mba Dini, pasti Mba Dini sudah sangat mengenal lebih dalam pribadi mas, hanya itu saja tidak ada yang lain mas, apa mas mengizinkannya?"
Guna semakin tidak habis pikir dengan pemikiran Lora pada hari ini.
Karena tidak ada jawaban dari Guna, Lora langsung beranjak meninggalkan sang suami yang sedang berada dalam pikirannya tentang permintaan Lora untuk bertemu dengan Dini. diruang makan Lora mencoba menangisi permintaan bodohnya yang mungkin dirinya sendiri belum tentu mampu untuk menyanggupinya, tetapi bagaimana lagi, dirinya ingin sang suami menjadi Guna yang dulu lagi saat Lora belum mengetahui bahwa laki-laki yang di jodohkan dengannya adalah Guna.
"Semoga dengan cara ini, Mas Guna mulai menyadari akan kehadiranku, meski pada akhirnya aku akan kalah dengan Mba Dini, tetapi setidaknya aku sedikit merasakan kasih sayang dari suamiku" Ucap Lora dalam hati sambil memandangi pemandangan dari dalam rumah yang tertutupi malam dengan sedikit cahaya rembulan yang menyinari dunia.
Saat Lora hendak menuju ke kamar, terdengar langkah kaki yang berjalan mengarah ke arah Lora dengan langkah yang santai. Ternyata Guna telah berdiri dihadapan Lora dengan wajah dingin.
"Ada apa mas?"
"Apa mas mau Lora ambilkan sesuatu?" Tanya Lora dengan pelan.
Guna menggelengkan kelapanya sambil tetap menatap wajah Lora yang tersenyum kearahnya. "Tadi mas sudah hubungi Dini melalui pesan, jika besok Dini bersedia bertemu dirumah"
Lora menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu ayo kita balik ke kamar" Ucap Guna dengan datar.
Lora mengikuti perintah sang suami untuk beristirahat.
"Boleh mas meminta hak mas malam ini?" tanya Guna dengan datar sambil membaringkan tubuhnya disamping Lora yang juga membaringkan tubuhnya.
"Boleh mas" kata Lora dengan pelan, meski dirinya tidak pernah dianggap oleh sang suami, Lora tetap melakukan tugasnya sebagai seorang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Lalu Adalah Maut!
Short StoryNote !!! ( Cerita "ALETTA" akan update disini, dan disini sebagian di upload sebagian harus di follow dulu baru bisa terbuka )