Jail dan perasaan papah

527 40 0
                                    

Ting!
Tong!

Ting!
Tong!

Arkana yang sedang tidur didalam kamar merasa terganggu karena suara bell rumahnya yang terus berbunyi, dengan terpaksa dia pun bangun dan pergi memeriksa siapa tamu yang datang. Lelaki itu baru menyadari jika ayah dan adiknya belum pulang, jika mereka ada pasti suara bell itu tidak akan berbunyi berkali-kali.

Jam dinding besar yang terpasang diruang tengah menunjukkan pada angka tiga sore, Arkana tidur dalam waktu yang cukup lama. Doni dan Askana pun juga pergi dalam waktu yang lama, kemana kira-kira mereka? Pertanyaan itu terus muncul dikepala Arkana.

Ceklek!

Saat pintu rumah dibuka, ada empat orang laki-laki yang masih menggunakan pakaian sekolah sedang menunggu. Dari raut wajah yang terlihat, mereka sepertinya sedang kesal.

"Pantesan lama, loe baru bangun tidur hah?"

"Anjir parah loe Ka, kita udah nungguin setengah jam lho disini,"

"Ya kenapa gak langsung masuk aja, pintunya gak dikunci," ujar Arkana.

Keempat orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Sadam, Haikal, Rizki, dan Dani. Mereka bergegas datang kesini setelah bel pulang sekolah berbunyi.

"Iya juga ya,"

"Udah sering main kesini kan? Langsung masuk aja," ujar Arkana.

Lelaki itu langsung bisa memahami situasinya, Arkana tahu jika mereka semua adalah teman sekolahnya Aska. Dan sepertinya mereka semua belum menyadari jika dirinya bukanlah sang adik yang sedang dicari.

"Yaudah ayo,"

Mereka berlima pun masuk kedalam rumah dan duduk diruang tengah, Haikal langsung menyimpan keresek jajanannya diatas meja dan Arkana langsung melihat ada makanan dan minuman apa saja didalamnya.

Dia tertarik dengan salah satu minuman kaleng berwarna biru, tanpa ijin dia pun langsung membuka dan meminumnya. Teman-teman Aska juga tidak ada yang curiga, karena mereka sudah terbiasa dengan kelakuan seperti itu dan memang makanan serta minuman yang dibeli adalah untuk dinikmati bersama.

"Kembaran loe udah ada disini Ka?" tanya Haikal dengan nada berbisik, sepertinya dia takut suaranya terdengar langsung oleh si empu.

"Udahlah, kan tadi balik bareng dari bandara,"

"Ihh jadi penasaran gue sama dia,"

"Kalian semua pengen liat kembaran Aska?"

"Iyaa, boleh gak?" tanya Dani.

"Boleh dong, tinggal cari aja sana,"

"kembaran loe lagi dimana sekarang?"

"Gak tau, periksa aja disemua tempat,"

"Beneran boleh nih ka??" tanya Dani lagi untuk memastikan.

Arkana tersenyum, dalam hati dia ingin tertawa karena berhasil menipu semua teman adiknya. Lalu dengan sangat yakin Arkana pun mengangguk.

"Boleh, kecuali ruang kerja papah,"

"Okee, kita cari dulu kembaran loe,"

Tap!
Tap!
Tap!

Setelah keempat orang itu pergi, Arkana melanjutkan aktivitasnya memakan camilan-camilan lain yang dibawa oleh Haikal. Mulai dari biji matahari, keripik kentang, wafer, dan lain-lain, tapi yang paling Arka sukai adalah kacang tanah yang sekarang ini sedang dia makan dengan asik.

Ceklek!

Saat sedang asik memakan kacang itu pintu rumah terbuka, Doni dan Aska kembali dengan banyak keresek makanan ditangannya. Sedangkan didalam rumah lainnya, empat anak SMA itu masih mencari Arkana yang dimaksud kesemua ruangan namun masih belum menemukannya.

ARKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang