Serendipity, pertemuan yang tidak disengaja namun menyenangkan.
-Serendipity-
••Serendipity is sometimes used loosely as a synonym for luck.••
____________________Tidak henti hentinya aku meneriaki nama lelaki itu dengan benda yang wajib dibawa saat konser di tangan kananku. Ini bukan pertama kalinya aku ikut konser, tapi ini pertama kalinya aku melihat Park Jimin menghampiriku dengan sebuah botol minum yang masih terisi penuh langsung diberikan olehnya. Haruskah aku mati sekarang lalu Jimin melihat mayatku tergeletak bahagia karna tingkahnya? Aku mendapatkan hal langka seperti ni karna jerih payahku. Bertarung dengan waktu, bertarung dengan penggemar lainnya demi selembar benda kecil agar aku bisa sampai disini.
Well, tujuh lelaki itu sedang menyanyikan sebuah lagu yang kuketahui berjudul Bapsae, dimana Park Jimin melihat ku kembali dan menghampiriku dengan begitu antusias. Ini bukan part bernyanyinya, ia datang. Teriakan penggemar lain semakin menggila, aku bisa mati hanya karna teriakan mereka.
Jimin berjongkok kembali di hadapanku, ia menarik rambutnya kebelakang. Benar benar membuat gendang telingaku mau pecah kalau Jimin terus seperti ini. "Kalau sudah minumnya, cepat kembalikan!"
"Sshireo," baru pertama kali aku meneriakinya seperti ini. "Untuk apa kau memberikanku kalau di kembalikan lagi?"
"Ya!" Jimin memalingkan wajahnya, lalu melihatku lagi. Ia berdesis kesal dengan bibirnya yang penuh godaan. "Kau ingin memuseumkan botolnya?"
Berhenti! Aku ini sedang beragumen tentang sebotol air mineral yang hanya beberapa won saja. Bukan menikmati bias di depan mata.
"Memangnya kenapa kalau benar? Kau akan menghukumku?" aku menantangnya, tidak peduli sebanyak apa mata memandangiku saat ini.
"Kau ini, ingin membuat yang lain semakin iri denganmu karna mendapat sebuah botol? Cepat berikan!" paksanya menadah tangannya di depan wajahku.
Jimin menarik lagi tangannya setelah ia mendapati hyung-nya sedang berdiri melipat tangan dan menatapnya tajam. Itu Min Yoongi, dia sangat putih, bahkan aku menjadi orang paling hitam ketika melihat nya.
Mereka sedikit berbicara, yang aku lihat kalau Jimin mendapat pukulan dari manusia swag dan langsung pergi meninggalkanku untuk kembali menonton mereka. Mungkin Jimin membuat Yoongi kesal sampai sampai terkena pukulannya.
•••
Saat aku keluar dari tempat konser aku merasa seperti seorang artis dadakan dengan tatapan yang begitu kejam sampai bisa membunuhku. Aku merasa kalau penggemar ini lebih gila dari pada yang aku bayangkan. Sudah cukup teriakan mereka saat Jimin datang, sekarang tatapannya? Oh god.
Melangkahkan kaki saja aku tidak bisa. Mataku mencari sesuatu yang bisa aku duduk dengan nyaman. Mengedarkan pandangan kesegala arah. Lalu mataku berhenti di sebuah ban bekas yang berada di dalam taman bermain, setidaknya setelah keluar dari kawasan konser aku tidak bertemu terlalu banyak penggemar disana.
Sebisaku melangkahkan kaki walau rasanya hampir putus untuk sekedar mengangkat kaki saja.
"Hei Aeri!" teriak gadis berkucir kuda yang sedang mengayunkan dirinya di taman bermain. Suara derit dari besi berkarat dan kemuruh angin membuat taman tidak terasa terlalu hening. "Dari mana saja kau?"
Aku melangkah pelan menuju posisinya, duduk di ayunan yang kosong. Meluruskan kakiku kembali. Menoleh, dan mendapati senyum manis dari gadis yang kukenal dengan nama Jung Soo Yun. Seperti lotus yang mekar sempurna, gadis itu sangat ceria. Kalau aku boleh menilainya, bahkan ia lebih bisa di bilang cantik dari pada diriku.
"Memangnya kenapa?" aku menunduk dan melihat memar di kakiku dan sebotol air minum yang masih aku pegang. Hampir saja aku dehidrasi di dalam koser karna lupa membawa minum, dan itu pula yang membuatku jadi meneriaki Jimin. Ah, penggemar macam apa aku ini?
"Kau tahu? Aku menunggumu keluar dari konser itu, lalu balasanmu seperti ini?" Sooyun mengoceh tidak tahu arah. "Kau tidak tega melihat sahabatmu menjadi tambah gemuk karna tergigit nyamuk?"
Aku menggeleng, lebih memilih untuk meneguk habis air yang berada di genggamanku, sementara itu Sooyun masih tetap berkicau layaknya burung.
Menarik napasku dan bersiap mengomelinya balik.
"Ya!" teriakku hampir melemparkan botol pemberian Jimin. Namun karna botol ini dari Jimin, sebaiknya aku menyimpannya saja baik baik, memasukan kedalam tas. "Apa kau tidak lihat kakiku yang hampir putus ini?"
"Suruh siapa kau menonton konser!" balasnya lagi. "Kenapa tidak sekalian putus saja? Lagian kalau kakimu putus apa biasmu akan menolongmu?"
"Geumanhae." suaraku habis kalau terus membalas ocehan Sooyun.
"Kalau sudah seperti ini siapa yang repot? Cepat pulang, aku akan mengantarmu sampai ke rumah. Kau ingat? Masih ada tugas kuliah yang menunggumu." Sooyun melangkah sambil mengoceh tidak karuhan. Apa dia tidak melihat kakiku seperti ini? Dia tidak ingin membantu sahabatnya?
Mataku menangkap beberapa angka di arloji yang melingkar manis di tangan kiriku. Sepertinya Sooyun belum meminum obat, makanya kekuatan ocehannya itu sama sekali tidak bisa di taklukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanfictionSerendipity, pertemuan yang tidak disengaja namun menyenangkan. Mungkin ini bukan kebetulan tapi ini memang takdir yang mempertemukan seorang idol besar dengan seorang fangirl manis. Park Jimin menyadari akan kehangatan Aeri yang membuat dirinya sep...