Serendipity : 5

57 8 6
                                    

••Seolah-olah kita telah menunggu,
kita mekar sangat indah•
×
Serendipity

__________

Langkah kaki jenjangnya masuk ke dalam ruangan luas setelah menekan beberapa kode untuk membuka pintu otomatis. Aeri meregangkan tubuhnya setelah lama duduk di dalam ruang latihan Bangtan. Berjalan tanpa bersalah, padahal kopi pesanan teman temannya tidak ada yang ia ingat sama sekali. Kejadian tadi sangat kebetulan dan menyenangkan. Sampai Aeri bingung apa yang seharunya ia lakukan sekarang.

"Apa kau masih ingat pulang?" panggil Sooyun bertolak pinggang dengan masker wajah yang sedang ia gunakan. "Dimana pesanan ku?"

"Bukannya kau sebaiknya pulang ke rumah? Nanti ibumu akan mengomeli ku." sahut Aeri sudah lemas dan terlalu lelah.

Hana berlari dari dalam kamar karena telinganya berhasil menangkap suara Aeri yang berbicara dengan Sooyun. Ia berlari kegirangan karena kopi yang ia dambakan akhirnya sampai. Namun ia berhenti tepat di depan Aeri sambil menatap kosong tangan Aeri.

"Dimana kopi kita?" tanya Hana, merasa salah satu dari tubuh Aeri ada yang hilang.

"Aku tidak membelinya." Aeri melanjutkan perjalanannya menuju kamar. Ia sangat lelah, apalagi ia harus segera mandi air hangat agar dirinya tidak terkena demam.

Suara Hana menghentikan gerakan Aeri saat ingin membuka pintu.

"Kau? ya! Aeri bisa jelaskan kenapa aku sangat tidak asing dengan hoodie itu?" Teriak Hana. Hoodie yang di pakai Aeri sangat ia kenal bahkan ia hafal berapa harga dari hoodie itu.

"Temanku memberinya ketika kita bertemu di jalan." tanpa basa basi Aeri langsung masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar agar Hana tidak menerobos masuk akan kegilaannya.

Kalau Aeri menceritakan semua kejadian malam ini apa Hana dan Sooyun akan percaya? Ah! Pasti mereka hanya menganggap Aeri berhalusinasi saja.

Aeri mengambil baju ganti dan handuk. Hoodie yang ia gunakan tadi sebaiknya di laundry dan kembalikan lagi ke Jimin. Aeri membersihkan tubuhnya dan menghangatkan.

Selesai menghangatkan tubuhnya Aeri membanting tubuhnya yang lelah di atas kasur empuk yang sedari tadi memanggilnya. Aeri berada di atas kasur dengan ponsel yang sedang digunakan.

[Aeri]
22.45
Aku cukup lelah malam ini. Apa yang kamu lakukan?

Tidak ada balasan. Aeri berguling kesana kemari menonton beberapa musik video Bangtan dan sama saja, tidak ada balasan.

[Aeri]
23.04
Apa kau sibuk?

Cepat balas, aku ingin bercerita.

[HSakuragi]
Tidak usah

[Aeri]
Mengapa? Aku yang ingin bercerita mengapa kau melarang?

[HSakuragi]
Aku melihatmu

[Aeri]
Jinjja? Dimana? Bukannya aku tidak pernah mengirim fotoku?

[HSakuragi]
Kau bersama Park Jimin

[Aeri]
Dari mana kau tau? Apakah kau seorang paparazi? Apa kau fans? Jangan menakuti ku. Itu privasi Jimin, jangan mengganggu nya.

[Aeri]
Ya!

[Aeri]
Aku hanya bertemu dia di jalan.

[Aeri]
Dia seorang idol. Kau tahu itu! Aku membiaskanya sejak lama.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang