Serendipity : 6

60 7 6
                                    

••Mungkin itu adalah takdir alam semesta
Hanya harus seperti ini••
×
Serendipity

__________

Seorang wanita keluar dari gedung Bighit. Wanita yang seminggu lalu mendapat kabar tidak sedap. Kini wajahnya malah terfoto oleh seseorang pria tidak bertanggung jawab dan lari ke arah yang berbeda.

Jimin sudah menjelaskan. Nam tidak perlu berkunjung lagi seperti ini. Mengingat suasana entertaiment yang masih bisa di bilang memburuk. Park Jimin dan lima member duduk selesai berlatih malam ini. Tidak tahu Yoongi pergi kemana, rasanya ada yang hilang dan tidak sempat bertegur.

Sebentar, seorang gadis yang seharusnya duduk dan memberikannya minum malah tidak terlihat sama sekali.

"Kau lihat Aeri pergi kemana?" tanya Jimin kepada semua member yang ada setelah ia mengecek ke ruang luar dari tempat ini.

Semuanya bergeleng dan sibuk dengan merapihkan barang barang dan ingin pulang mengistirahatkan diri.

Salah satu staff baru saja memberi tahu bahwa Aeri pulang setelah para member asik dengan Nam. Tanpa berpikir panjang, Jimin langsung mengambil jaket hangat dan keluar ruangan. Sial, Yoongi menghalangi jalannya tiba tiba. Hyungnya yang satu ini berhenti tepat dihadapannya. Yoongi baru datang setelah tidak mengikuti latihan hari ini.

"Aku tidak bisa percaya, kau segila ini dengan seorang gadis." omongan Yoongi menghentikan langkah Jimin yang telah diberinya.

Jimin berbalik dan langsung bertanya dengan pecandu rap dihadapannya. "Kau melihat Aeri?"

"Aku mengantarnya pulang, kenapa?" tanya Yoongi kembali.

"Apa hyung tidak memberi tahu ku kalau Aeri ingin pulang?"

Yoongi tersenyum sedikit lalu kembali lagi dengan wajah datar dan dingin. "Aku melihatnya menyedihkan buat apa bilang kepadamu dulu?"

"Ah sudahlah, terimakasih hyung." tinggal Jimin, ia masih tetap ingin pergi dari gedung ini. Ia memasuki mobil yang baru saja digunakan Yoongi. Sebelum Jimin pergi, Yoongi sempat bilang bahwa Aeri sedang di apartemennya lalu melemparkan kunci mobil. Ini kabar baik atau kabar buruk? Sialnya Jimin masih belum mendapatkan kontak Aeri. Dengan modal niat, Jimin berhasil menancap gas dan membelah jalan ibu kota.

Jimin berada di dalam mobil lebih dari satu jam. Sambil mendengar beberapa musik pilihannya. Ia sudah menitip barang barangnya kepada Jungkook untuk dibawakan ke drom. Sudah hampir membeku, padahal dirinya sudah dilapisi tiga pakaian, baju, hoodie lalu sebuah jaket.

Di detik berikutnya, seorang gadis dengan coat panjang menenteng sekantung plastik hitam dan berdiri di depan kotak sampah besar sebagai fasilitas apartemen. Tanpa berpikir lama, Jimin menggunakan topi dan menutupi wajahnya dengan masker. Ia keluar dari mobil langsung menghampiri Aeri dan berdiri di belakang Aeri.

Aeri telah selesai membuang sampai, ia membersihkan tangannya dengan menepuk tepukan beberapa kali. Sampai akhirnya dia berbalik dan disambut oleh tubuh Jimin di depannya.

"Ah kkamjjagya!" Aeri menutup matanya. Ia khawatir kalau yang di depannya sekarang adalah orang jahat. Diam beberapa detik, Aeri tidak merasakan apa apa pada dirinya.

"Apa kau sengaja membiarkan wajahku terekspos di sini denganmu?" ucap Jimin dengan suara yang pelan.

"Omo, buat apa kau--" pertanyaan Aeri terhenti karena Jimin memotong ucapannya.

"Kau membiarkan biasmu mati kedinginan disini? Aku butuh mesin penghangat." Jimin menatap lekat. Bibirnya masih tertutupi masker hitam. Ia melihat Aeri sangat dalam meyakinkan Aeri.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang