Chapter X

4.4K 438 100
                                    

Harap maklum kalo ada Typo 😂😂😂













Bunyi detuman musik menjadi backsound tempat Perth berada kini, bau alkohol dan rokok ikut menemani aroma yang berbaur dalam ruangan tersebut.

Tempat yang di beri nama Bar ini atau lebih tepatnya Monalisa Bar  menjadi tempat untuk melepas penat yang ada di benak Perth.  Bar yang menyediakan segala jenis minuman ini sudah dikenalnya saat ia menjadi berandal dulu, namun dia sudah mulai jarang datang ketempat Bar ini. Mungkin dia sesekali datang ke bar untuk menemui temannya yang salah satu bartender ditempat itu.

"Apa yang kau lakukan....sebaiknya kau berhenti minum kau sudah sangat mabuk, ayah mu akan menghajarmu jika kau pulang dalam keadaan seperti ini". Plan nama seorang bartender yang merebut paksa botol alkohol dari tangan sahabatnya Perth.

"Tidak... Aku tidak akan mabuk lagi pula aku akan tidur di basecamp"
Perth mengatakan itu sambil merebut botolnya kembali.

"Sebenarnya kau kenapa???  Kau sudah tidak pernah datang kesini untuk minum apa kau memiliki masalah???"

"Tidak...aku tidak memiliki masalah"

"Oh ayolah...aku ini masih sahabat mu walaupun kita jarang bertemu, jadi ceritakan pada ku apa masalahmu"

Perth terdiam sejenak masih memikirkan apakah ia harus bercerita pada temannya atau tidak. Melihat Perth yang ragu-ragu bercerita padanya Plan berfikir Perth mungkin tidak ingin menceritakan padanya.

"Ya sudah...jika kau tidak ingin menceritakannya padaku, aku kebelakang sebentar."  Saat Plan akan beranjak kebelakang tiba-tiba langkahnya terhenti ketika ia mendengar Perth membuka suaranya.

"Aku menyuk-  tidak lebih tepatnya mencintai seseorang"

"Lalu masalahnya dengan itu???"

"Namanya Saint aku tidak sengaja bertemu dengannya, ia menangis ketakutan dijalan saat seseorang memarahinya. Aku melihat wajahnya dari kejauhan dan kau tau apa yang pertama kali ku fikirkan... "    Plan hanya terdiam menunggu kelanjutan cerita Perth.
"aku berfikir ia adalah malaikat yang terjatuh, aku tidak tega melihatnya menangis kemudian aku menolongnya. Dan ia tiba-tiba memanggil ku dengan sebutan Ae, aku tidak tau dia siapa lalu aku bertemu dengan kakak dan kakak iparnya. Awalnya aku ingin menolak kehadirannya tapi bagaikan magnet yang kuat rasanya aku tidak bisa mengabaikannya, hingga aku dekat dengannya dan menyukai segala yang ada padanya senyumnya, tingkahnya, sorot matanya yang polos,tawanya seakan-akan aku terjerumus dalam pesonanya yang tiada akhir, hingga pada akhirnya aku mencintainya"

"Lalu Kenapa tidak memintanya menjadi kekasih mu"

"Awalnya aku akan mengungkapkan bahwa aku mencintainya, tapi seakan tidak boleh mendapatkan kebahagiaan ayah menjodokannya dengan Mean hiks..."

Plan tidak tau bagaimana cara menenangkan Perth, karena dia tau jika Perth menangis untuk seseorang itu artinya ia sangat menyayangi orang tersebut dan sekarang lebih parah dibandingkan itu Perth bahkan sudah mencintainya.

"Perth..."

"Aku tidak tau lagi harus bagaimana hiks...bahkan ayahnya memihak Mean hiks...hiks..."

"Perth tenangkan dirimu..."

"Aku harus bagaimana hiks... Hatiku rasanya remuk mendengar dia akan dijodohkan dengan Mean. Aku harus bagaimana arghhh!!!!!"
Perth memecahkan gelas yang berada digengamannya hingga tangannya berdarah.

"Perth apa yang kau lakukan!!!! "  Plan mencoba menghentikan sahabatnya itu tapi Perth langsung berdiri dengan keadaan yang setengah sadar ia bejalan menjauhi mejanya.

Den Eimai Aftos (I'm Not Him) END ~PerthSaint~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang