My Beloved Enemy 1

133 15 15
                                    


"Gue lemah, saat kehancuran itu datang."  - Aneska








Suara dentuman musik menggema di sebuah club malam. Terlihat beberapa orang sedang berdansa meliukkan tubuhnya menikmati permainan musik sang Dj yang paling di gilai di kota itu. Agra Mahardika.

Cowok yang memakai setelan celana jeans robek, kaos lengan panjang abu-abu dan topi terbaliknya itu menganggukkan kepala lalu memainkan alat Dj dengan sangat lincah. Bukan hanya penampilan dan kemahirannya yang membuat dia di kagumi banyak gadis, tapi keluarga Mahardika adalah salah satu keluarga yang terpandang di kota Jakarta tersebut.

Di saat dia sedang menikmati kesenangannya, Adrian salah satu sahabatnya datang membisikkan sesuatu yang membuatnya menggeram marah.

Sial Umpatnya pelan.

"Di mana dia sekarang?"

"Ruang biasa paling ujung." Kata Adrian datar.

Cowok itu semakin melotot melepaskan headphonenya kesal lalu berlalu dari tempat itu.

Semua orang menggerutu karna musik tiba-tiba berhenti dan seperti biasa Adrianlah yang harus mengambil alih menenangkan penggemar gila Agra tersebut.

"Calm down guys, the show continues with me." Teriaknya.

Para pengunjung bersorak lalu kembali berdansa menikmati musik.

Bukan hanya Agra, Adrian Riell Meshach juga termasuk golongan salah satu keluarga terkaya di negaranya Perancis.

Adrian adalah teman sekolah Agra di waktu kecil karna mereka mempunyai banyak kesamaan dan sama-sama bad boy membuatnya mengikuti Agra ke Indonesia untuk bersekolah di kota Jakarta.


***


Agra berlari ke sebuah ruangan paling ujung Club malam ini. Entah sudah berapa kali umpatan yang di keluarkannya. Dia tidak habis fikir sudah berapa kali gadis dalam fikirannya itu membuatnya kesal dengan kelakuannya.

Gubrak.

Suara pintu terbuka dengan paksa itu membuat ketiga  lelaki yang sedang mengikat seorang gadis di kursi menoleh. Sedangkan gadis itu hanya menatapnya datar.

"Ngapain lo masuk, gue bisa laporin manager Club ini. Kita udah boking dia." Kata cowok berambut merah salah satu dari mereka.

Tanpa basa-basi ataupun menjawab Arga langsung menerjang memukul mereka bertiga.

Bugh. .bugh. .bugh

Tiga kali pukulan terlontar dan itu belum bisa membuat emosinya reda sedangkan ketiga cowok tadi sudah terkulai lemah. Jangan salahkan Agra karna cowok itu melampiaskan kemarahannya pada mereka. Sebelah tangannya siap melayang kembali kala suara gadis menghentikannya.

"Agra stop, lo udah bikin mereka terluka parah. Jangan sampai ada korban lagi." Kata gadis itu datar sambil memalingkan wajahnya.

Sedetik Agra memandang wajah gadis itu, rambut berantakan lengan baju yang hampir robek dan yang membuatnya semakin marah adalah luka di sudut bibirnya.

Bugh.

Suara itu sontak membuat gadis itu menoleh, matanya melotot melihat Agra memukul kembali bukan pada kedua orang itu melainkan di tembok di depannya.

Bugh. Untuk kesekian kalinya Agra terluka dan melukai dirinya.

" Agra stop gue bilang, apa yang lo lakuin. Lo bikin diri lo sendiri luka."

My Beloved EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang