"Dia adalah semua hal yang kubencikan."

43 2 0
                                    

WITA:
     Nama aku Wita. Amira Adelia Wita. Siswi SMA Negeri 1 Batam yang baru saja berumur 17 tahun sabtu lalu. Aku duduk di kelas 11 IPA 1 dan hobiku tidak jauh- jauh sekali dengan hobi perempuan zaman sekarang. Hangout, baca novel, nonton film, dan aktif Instagram. Karena sangking aktifnya, followers Instagram- ku menjadi sekitar 2.500 lebih.

     Di SMA Negeri 1 Batam, aku adalah siswi yang terkenal dengan disiplin dan prestasinya dalam bentuk akademik maupun non- akademik. Selain itu, aku juga memiliki jabatan ketua ekskul cheerleader  dan jabatan wakil ketua SBOS. Alhasil, aku menjadi buah bibir di Batam. Terutama dengan laki- laki.

     Sabtu lalu, saat aku lagi merayakan ulang tahun ku alias Sweet 17, aku mendapat panggilan dari Ibu Nirawati. Ibu Wati berteriak kalau ada siswa yang bernama Aldo baru saja melakukan kenakalan pada malam itu.

     Setelah Ibu Wati menceritakan seluruh kejadiannya (sampai telingaku menjadi setengah pekak), aku diminta untuk menjadi pebimbing SBOS Aldo mulai pagi hari ini.

     Selama hidupku, aku benci dengan orang pencicilan, sok ganteng, malas, nakal, dan yang suka ngunyah permen karet. Kesimpulannya, aku sangat benci orang yang bernama Aldo.

     Akhirnya, aku berada di depan pintu ruang BK. Saat aku berjalan menuju ruangan itu, jantungku berdetak cepat.


     Aku terdiam sejenak di depan pintu sambil mengambil nafas. Sekarang, jantungku berdetak lebih cepat lagi. Kubuka pintu itu dengan penuh kepercayaan dan muka yang tegas.

     Saat aku memasuki ruang BK, aku dan Aldo langsung saling menatap mata. “Hai, kakak cantik” kata Aldo dengan nada gombal. Sumpah, baru saja ketemu dan Aldo sudah membuatku muak dan geli sekaligus.

     Untungnya mukaku masih tegas dan masih bisa mengabaikan kata- kata dia. Tanpa berpikir lama, aku langsung duduk berhadapan dengan dia yang sedang mengunyah permen karet.

     “Buang permen karetnya” perintah aku.
     “Nggak” balas Aldo.

     Baru saja lewat 1 menit dengan dia, rasanya sudah lebih berat daripada diputus pacar secara tiba- tiba. Karena merasa Aldo tidak akan mengeluarkan permen karet dari mulutnya, aku lanjut menginterogasi dia.

     “Aldo Prima Santoso. Lahir di Batam, 24 Juli 2002. Tahun lalu, duduk di kelas 10 IPA 4 dan sekarang di kelas 11 IPA 4.
     "Pada sabtu sore, aku mendengar berita dari salah satu guru bahwa kamu telah mencuri mobil Pak Sarpodi dari sekolah tanpa memberi alasan sama sekali.
     "Selanjutnya, kamu membawa mobil itu ke sebuah tempat sepi yang untungnya dilacak oleh Pak Sarpodi dengan menggunakan mesin lacak yang berada dibawah mobilnya."
     "Parahnya lagi, saat ketahuan mencuri, kamu berusaha kabur dari polisi. Apa yang membuat kamu melakukannya?”

     Secara gampang, dia membalasku dengan jawaban “iya, for fun saja”.

     Aku berpikir "Kalau untuk keseruan saja, kenapa Aldo langsung meninggalkannya di tempat yang sepi?"

     Untuk menghindari percakapan yang tidak berguna, aku akan menggunakan senjataku, yaitu informasi (kurang keren didengar, tapi mau gimana lagi).
Fun? Apa benar hanya untuk sekedar fun sampai membawa mobil sebuah guru ke tempat yang jauh dan sepi?"
     "Atau karena itu tempat pertemuan gengmu, Genji?”

     Seperti kuduga, posisi duduk Aldo yang awalnya santai menjadi tegang setelah mendengar kata Genji.

Warna HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang