"Laki- laki yang membuat hati berdetak cepat."

27 1 0
                                    

ALDO:

Saat Wita mengucapkan Genji, hatiku benar- benar berhenti sejenak (permen karetku juga ketelan).

Bagaimana si Wita bisa tahu nama geng aku? Nama geng kami sangat dirahasiakan oleh anggota- anggotanya. Alasannya adalah agar kami bisa mengerjakan kegiatan kami tanpa dikejar- kejar oleh pihak berwajib.

Kalau para ketua daerah mengetahui ada orang awam mengetahui nama geng kami, masalahku menjadi bertambah lagi.

"Darimana ko bisa tahu nama Genji?" aku bertanya dengan suara kaget sekaligus cemas.
"Ko tahu dari pacarko, Ardian kan?"

Ardian Putra adalah anggota Genji yang kaya dan terkenal dengan gaya berfoya- foya. Aku juga tidak tahu kenapa Wita bisa mau sama dia (mungkin uangnya kali ya) tetapi mereka sudah menjalin hubungan pacaran sejak awal naik kelas 10.

"Tidak tahu. Bisa iya, bisa tidak. Coba jelaskan kejadian Sabtu kemarin! Mungkin dengan itu, mulutku bisa terbuka." kata Wita dengan menatap mataku.

Untung dia cantik, jadi tidak tega marahin dia. Dengan itu, aku mengalah.

Aku diperintahkan oleh Genji untuk mencuri sebuah mobil yang bukan milik aku atau anggota Genji lainnya. Lalu, aku diperintah untuk mengantarkan mobil itu ke tempat yang mereka tentukan. Aku tidak tahu maksud mereka dengan semua itu. Aku hanya diberi instruksi.

Setelah kujelaskan semuanya ke Wita, aku langsung menanyakan siapa yang memberitahu nama geng aku sesuai perjanjian kami. Aku memohon ke dia dengan cara memuji- muji.

Saat aku memohon, aku memegang tangan dia dengan pelan. Tangan dia lembut. Lembut seperti sutra. Secara tiba- tiba, kuelus tangan dia tanpa berpikir.

Dia langsung melepaskan tangannya, menampar pipiku dengan sekuat mungkin. Dia teriak "dasar, nggak muhrim!". Pipiku langsung memerah.

"Sudah degil, mesum lagi. Kenapa ya nggak daridulu ko didrop- out? Gak guna dibimbing lagi" kata Wita dengan nada keras.

Setelah Wita memberiku tatapan jijik, aku langsung membalas "Nggak muhrim? Tapi, ko sama Ardian suka peluk- pelukan gak jelas. Foto- fotonya ditarok Instagram lagi. Pikir dulu sebelum ngomong." Muka Wita pun mulai sedikit memerah dan mulutnya tertutup.

Setelah kupikir-pikir, mungkin dengan berbicara sama dia, Wita bisa memberitahu tahu darimana dia tahu nama geng Genji.

"Apa? Nggak bisa ngomong lagi? Nggak usah bilang orang lain mesum kalau ko- nya saja suka mojok sama cowokko."

Giliran muka dia yang memerah. Dia teriak "SUDAH KUPUTUSIN!".

HAHAHA. "Sumpah? Pantes aku lihat dia sedih terus. Rupanya kak Wita suka buat cowok nangis".

Bel berbunyi menandakan bahwa 1 jam telah lewat. Wita pun langsung jalan ke pintu ruang BK. "SBOS akan dilanjutkan malam nanti di rumah kamu. Jadi, jangan sampai kabur dan aku mohon sekali- sekali taati peraturan" kata Wita dengan memaling mukanya dari aku. Dia pun keluar dari ruangan dan menutup pintu dengan keras.

Jujur, karena ini aku jadi tertarik dengan sama Wita.

Warna HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang