"Woojinie aku malu berpakaian seperti ini di depan jirungie, izinkan aku menggantinya,yaa yaahh yaaa"
"Tidak!!"
"Yaks! Kamu rela jika Jirungie memakanku?"
"Hemm... Mungkin untuk Jirungie yang sudah sangat baik dengan kita, aku rela berbagi dirimu sesekali."
"Yaks! Park Woojin! Kamu seenaknya! Memangnya aku mau? Aku bukan barang yang bisa kamu bagi ataupun pinjamkan!"
"Hahaha, mungkin kau bisa berbicara seperti itu sayang sekarang ini. Tapi, lihat nanti, apakah kau akan tergoda dengan Jirungie."
Woojin manggut-manggut, "hemm, aku menantikannya. Dan jika kau tergoda, maka aku akan memberikanmu hukuman yang tidak akan pernah kau bayangkan."
.
.
.Ting
Tong
Tinggg
Tooonggg
"Ya, ya, sebentar!" seru Jaehwan, berjalan menuju arah pintu apartemennya dengan lambat. Semua akibat benda laknat yang bergerak dengan kecepatan hard yang disetel oleh Woojin sebelum berangkat kuliah beberapa menit yang lalu.
"Yakss la...maaa... Kenapa kau berpakaian seperti itu?" Jisung tiba-tiba mengalihkan pertanyaannya saat melihat tampilan Jaehwan. Penampilan yang sangat eerrr imut, namun menggoda iman Jisung yang lemah.
"Emmhh..." Jaehwan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ini... emmhhh... ini perintah dari Woojin, Jirungie. Jadi, aku harus melakukannya, kalau tidak, aku akan dihukum nanti," terang Jaehwan dengan wajah yang memelas minta dimaklumi.
"Haishh anak itu, kebiasaan. Tapi, bukankah kau sudah tau aku akan ke sini?" tanya Jisung, "apa kau tidak memberitahukan Woojin kalau aku akan ke apartemen kalian?"
"Soal itu... Aku sudah memberitahunya, tapi dia tetap kekeh memintaku berpenampilan seperti ini." Jaehwan mencebikkan bibirnya.
"Sialan Woojin, kau ingin membuatku gila apa? Menyuguhkan bocah manis berwajah lugu dengan pakaian yang menggugah selera seperti ini," batin Jisung kalap.
"Jirungie... emm enggh Jirungiee!" teriak Jaehwan memanggil Jisung sesekali mendesah akibat getaran di dalam rektumnya.
"Jirungieee! Aanhhh!" teriak Jaehwan, "apa kamu marah hingga tidak mau berbicara denganku?"
"Ah, maafkan aku, Jaehwanie. Aku tidak marah, aku hanya memikirkan sesuatu," tepatnya mengutuk Woojin, sambungnya dalam hati.
"Baguslah, kalau kamu tidak marah, eemhh... ayo masuk, aku tidak mau orangghh lain melihatku berpenampilan sepertih inihh." Jaehwan mempersilahkan Jisung masuk dan bergegas menutup pintu apartemennya.
"Kenapa kau berbicara sambil mendesah seperti itu?" Jisung bertanya bingung menatap tajam ke arah Jaehwan.
"Emhh, ahh, tidak papah, uhh, Jirungie, silahkan duduk. Aku akan mengambilkan air minum dan bukuku di kamar." Jaehwan berbalik dan berjalan ke arah kamarnya terlebih dahulu sebelum ke dapur dengan langkah yang aneh dan lambat.
"Hey! Apa yang ada di balik kemejamu?" Mata Jisung menyipit memastikan, "apa itu ekor?"
"Ah ini, tidak usah kamu pikirkan, Jirungie. Ini bukan apa-apa!" seru Jaehwan mencoba menutupi ekor yang keluar di balik kemeja panjangnya.
"Hemm..." Jisung bergumam menebak apa yang sedang dikenakan Jaehwan. "Apa itu vibrator berbentuk ekor? Dasar Woojin sialan kau memang berniat membuatku memangsa uke manismu rupanya," batin Jisung bergejolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNISHMENT [ChamJjaen : KingRice] ~END
Fiksi Penggemar🚫WARNING🚫 ~ Cerita mengandung unsur dewasa ~ Bijaklah dalam memilih becaan. ~ Yang dibawah umur tidak dianjurkan mampir ~ Ryu tidak bertanggung jawab jika otak kalian terkotori 🌚 🍀 Pairing 🍀 ~ Kim Jaehwan ~ Park Woojin ~ Yoon Jisung ^ ChamJjae...