Chapter 6 : Rioter

1K 34 1
                                    

Zio memasuki kamarnya. Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi, dan Zio baru saja pulang ke rumah. Ditambah lagi dia harus mendapat rentetan pertanyaan dari kakak tercintaknya. Zio juga heran kenapa pukul segini sang kakak belum juga tidur.

"Abang Zio!!! Yuhuu!!! Agam datang!!!"

Zio memasang muka melasnya di dalam kamar. Baru saja dia merebahkan diri dan harus siap diusik anak usia empat tahun itu. Sekarang Zio mengerti kenapa Zilo, kakaknya belum tidur. Ternyata menunggu keponakannya tercintrong yang baru saja liburan di Negeri Ginseng. Ya, Korea.

Tidak, sebenarnya Agam tidak ingin pergi ke Korea. Tetapi dia hanya ikut-ikut sang kakaknya —Aileen— yang sekarang berumur tiga belas tahun. Alasannya hanya satu. BERTEMU DENGAN OPPA-OPPA KOREA.

Rumah mereka berada di Jakarta. Tetapi entahlah, mereka berdua ingin mengunjungi Zio. Ingin pamer maksudnya.

Zio tidak berniat untuk membukakan pintu. Toh anak itu akan membukanya sendiri.

"Satu, dua, ti--"

Belum sampai hitungan ke tiga, pintu sudah terbuka dan seorang anak lelaki berumur empat tahun terjatuh lalu berdiri dengan cengirannya.

"Hehe kak Zio udah peliksa belum?" Tanyanya menenteng boneka beruang dan meletakkan di tempat tidur Zio. Dirinya sendiri berusaha untuk naik ke atas.

"Periksa apaan?" Tanya Zio membantunya naik sebelum anak itu ngomel-ngomel.

"Teyinga, tadi Agam ketuk-ketuk pintu, tapi kak Zio nggak mau buka, Agam pikir kak Zio nggak dengel." Jelasnya.

Zio hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anak ini. Menggemaskan.

"Bapak lo mana?" Tanya Zio.

Agam menautkan kedua alisnya. "Bapak? Agam nggak punya bapak, om."

"Kakak! Jangan panggil gue om, gue masih muda."

"Tapi kata papa Agam suyuh panggil kak Zio itu Om!" Tegas Agam.

"Kakak!"

"Om!"

"Terserah." Agam naik ke pangkuan Zio. Dia menarik bonekanya dan memanyunkan bibirnya.

"Kak Zio tai?"

Zio baru saja ingin melemparnya keluar kamar, tetapi anak itu sudah membenarkan perkataannya. "Maksud Agam, kak Zio tau? Agam neyongso kak! Agam telsiksa ikut libulan huaaa!!!"

"Bisa kali ya gue curhat sama nih bocah?" Tanyanya dalam hati.

"Nelongso kenapa hem?" Tanya Zio.

"Habisnya Agam cuma ditayuh di kelanjang dolong, Agam bocen! Tapi kak Leen! Dia teyiak-teyiak pas ketemu o'om ganteng di yestolan PPIP!"

Zio membelalakkan matanya. Apa kata bocah itu tadi? O'om ganteng? Restoran VVIP? FIX kakaknya sudah gila menuruti anak-anaknya itu.

"O'om ganteng? Berapa orang?" Tanya Zio.

"Banyak kak! Yang peltama itu lupa belapa, pokonya yebih dali delapan, namanya kalo nggak salah wananaonde. Teyus hari kedua lupa, hari ke tiga itu namanya bi yi es, hebat ya om? Kakak bisa bedain mukanya, padahal waktu itu Agam pusing, mukanya o'om ganteng miyip semua, Agam juga sempet digendong sama mereka, ganti-gantian, sampai-sampai Agam meyem melek. Teyus kakak sampai beli bebelapa memoli buat kamela DSLL nya.

Teyus hari ke empat itu namanya esko? Kak Leen paling suka sama Ehun sama Kanyol sama Behyun. Kakak diendong uga, padahal Agam tau bat badan kak Leen sama Agam itu belatan kak Leen. Dia potonya sampai diyangkul gitu kak. Teyus Agam etawa pas Kanyol ubit pipinya kak Leen, mukanya kak Leen yangsung pucet. Kata papa itu namanya geloji?. Mama juga poto-poto sama o'om itu. Tapi seteyahnya papa mayah. Nggak tau kenapa. Teyus yang hari teyakhil, namanya gelasping alo nggak salah. Nah pas ini Agam suka, soalnya mbak-mbak nya cantik plus baik-baik. Ada mbak Lisa, Lose, Jisoo, Jennie." Jelasnya membuat Zio melongo seketika.

SMK VS SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang