Chapter 7 : Devilish

876 30 2
                                    

Abel mondar-mandir di depan kaca persegi panjang yang ada pada dinding kamarnya. Dia menatap dirinya sendiri dari atas sampai bawah. Abel sangat senang hari ini bisa pergi bersama Alvin. Full day school membuat hari Sabtu bagi Abel menyenangkan. Karena apa? Setiap hari Sabtu itulah Alvin akan mengajaknya jalan-jalan.

Rambut Abel sengaja digerai, tetapi ia curly pada bagian bawah. Abel memakai celana jeans panjang berwarna putih dengan baju lengan pendek berwarna peach yang sengaja dimasukkan kedalam celana jeans-nya.

Abel membawa tas handbag-nya, memasukkan ponsel dan dompetnya ke dalam. Lantas dia keluar kamar.

Abel mengayunkan kaki yang terbalut sepatu sneaker peach. Dia menuruni anak tangga satu persatu, perlahan tapi pasti.

Sampailah dia di lantai bawah. Dia memandangi sekitar, Abel berbelok ke kanan untuk menuju ruang keluarga. Di sana, ayah-nya sedang berkutik pada laptop dengan secangkir teh hangat.

"Pagi ayah!" Sapa Abel duduk berhadapan dengannya.

Ayah Adelard mendongak. "Pagi, kamu jadi pergi sama Alvin toh?"

"Iya, emang kenapa yah?" Tanya Abel.

"Nggak, cuma tanya," jawabnya kembali menatap layar laptopnya dan mendaratkan jemarinya pada keyboard.

"Yah, Ibu mana?"

"Baru keluar ikut rewang, katanya ada tetangga yang mau nikahan." Abel mengangguk paham.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara seseorang dari luar.

"Assalamualaikum."

Abel mengukir senyum di wajahnya. Alvin tidak pernah membuatnya kecewa.

Abel berdiri, namun ayahnya mencekal tangannya. "Biar ayah yang bukain pintu, kamu tunggu sini, nanti kalo udah ayah panggil."

"Ayah mau ngapain?" Tanya Abel mengintrogasi tetapi ayahnya itu diam dan berlalu.

Abel kembali duduk. Meremas tangannya sendiri. Semoga saja ayahnya itu tidak macam-macam pada Alvin. Apalagi membuat hatinya tergores. Jangan sampai.

Lima menit sudah, tapi ayahnya belum juga memanggil namanya. Abel berniat untuk menyusul, tetapi beruntung sang ayah memanggil Abel terlebih dulu.

"Iya yah bentar!" Seru Abel.

Abel merapihkan rambutnya di tengah-tengah perjalanan menuju pintu utama. Sampainya di sana, Abel bertatap muka langsung dengan Alvin. Sungguh, wajah itu semakin hari semakin tampan saja.

"Ayah, Abel berangkat ya, assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

✡✡✡

Abel mengikuti lirik musik yang sedang diputar. Kadang Alvin menertawakannya karena nada yang Abel nyanyikan kurang tinggi ataupun fals.

"Ihh ganti lagunya jelek!!" Rengek Abel.

"Maunya apa?" Tanya Alvin masih fokus mengendarai mobil.

Abel berpikir sejenak sambil menatap Alvin. Alvin melirik Abel yang sepertinya sedang berpikir itu.

"Menyimpan rasa," ucap mereka berdua berbarengan.

Abel melipat bibirnya ke dalam. Tak menyangka jika akan mengutarakan apa yang ia inginkan itu sama dengan Alvin.

"Terserah, gue ngikut," ucap Abel menjadi canggung.

"Terserah lo aja."

"Lo aja Vin, gue juga bingung kok."

SMK VS SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang