1. Halte

30 1 1
                                    

Malam itu gelap kelabu yang selalu membisu meninggalkan jejak Sandra yang kaku. Angin dingin tanpa malu bersandar dibahu, seraya ingin memeluk kalbu. Sandra berjalan diiringi dengan suara jangkrik yang malam hari itu begitu merdu seolah mendengarkan nyanyian syahdu, ingin hati ikut berpadu apa daya jika suara Sandra menghasilkan nada palsu.

Baju berwarna merahnya seolah melengkapi warna gelap malam yang hanya disinari lampu penerangan jalan. Motornya melaju begitu pelan bukan karena takut pada jalan, tapi karena Sandra ingin menikmati indahnya pemandangan, ya... pemandangan asri desa yang begitu indah pada malam hari. Indah dengan sawah dipinggir jalan, indah dengan pohon yang bercumbu kasih dengan angin malam.

Sandra begitu menikmati perjalanan pulangnya dengan menghirup udara bersih pedesaan, gerimis mulai mengundang agar Sandra sudi kiranya mau menitipkan salam pada hujan yang sebentar lagi akan turun.

Jesssshhhhhhh.... Begitu kiranya nada sempurna dari hujan yang diundang oleh sang gerimis.

"Yah hujannya semakin deras." batin Sandra.

Nampak dari kejauhan ada persimpangan jalan yang ditemani oleh halte yang begitu menggoda untuk disinggahi, ditambah pemanis oleh dua insan yang sedang berteduh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nampak dari kejauhan ada persimpangan jalan yang ditemani oleh halte yang begitu menggoda untuk disinggahi, ditambah pemanis oleh dua insan yang sedang berteduh.

Ciiiiitttt..... Sandra menarik rem kiri pada motornya sehingga menghasilkan bunyi yang mengiringi nada sempurna hujan.

"Kehujanan dek?" ucap pria yang mungkin seumuran dengan Sandra.

"Iya bang." sahut Sandra.

"Habis dari mana dek?"

"Pulang kerja bang."

"Lembur?"

"Iya biasa akhir tahun bang."

Uhuk uhuk... Obrolan singkat Sandra berakhir dengan bunyi batuk wanita yang duduk tepat disebelah pria tersebut.

Bunyi jangkrik kian menghiasi kecangkungan diantara mereka. Tidak mau dingin malam menjadi teman Sandra, ia mulai berbicara agar tidak kesepian.

"Maaf, Apa kakak kedinginan?" yang ditanya hanya diam.

"Baju kakak tampak tipis, ini ambillah jaket saya kak." sambung Sandra dengan menyerahkan jaket biru gelapnya dan disambut hangat oleh yang mengambil jaket.

"Terimakasih." sambung wanita pendiam itu.

Hujan kian malu untuk menampakkan dirinya lebih lama, diganti dengan gerimis yang tanpa malu mengganti peran dari sang hujan.

"Sepertinya hujan sudah mulai berhenti dek." tutur pria tersebut.

"Oh iya bener bang, kalau begitu saya duluan." sambut Sandra hangat.

Bergegas memakai helm kembali dan mulai membangunkan paksa motornya yang sedang tertidur sebentar. Pertahanan pada motor agar tidak tumbang kini sudah diangkat kembali, Sandra sudah siap melaju kembali dengan dinginnya malam.

"Saya permisi Bang, Kak." ucap Sandra sopan.

"Iya, hati-hati dijalan. Jangan melihat ke kaca spion sebelum sampai rumah dek." sambut pria itu yang mulai menitip rindu dengan satu kalimat bermakna. Sandra hanya tersenyum.

"Kenapa harus berkata seperti itu sih ditengah malam begini, pria yang menakutkan, ah tidak lebih menakutkan wanita itu." batin Sandra sambil melajukan motor putih miliknya.

Tidak lama setelah Sandra melaju motor Sandra kelihatan berat seperti ada seseorang yang sedang duduk dibelakang motornya seakan ingin menemani kesepiannya pada tengah malam. Sandra kemudian mengingat ucapan pria tadi dan segera membuang jauh-jauh pikiran seramnya yang mulai singgah. Tapi pikiran dan perbuatannya tidak sesuai, seolah tidak ingin melihat, namun apa daya kepalanya duluan menoleh ke spion dan.......

"Kenapa ninggalin abang sendirian di halte dek."

"Aaaaaaaaaaaaa......" jeritan Sandra tidak dapat tertahankan.

" jeritan Sandra tidak dapat tertahankan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

End



Jangan lupa part selanjutnya baca saat tengah malam hehehehehe
Semoga kalian suka.
Don't forget to vote and comment...
Trims honey..

TIRAI MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang