2. Sekolah

17 1 0
                                    

Dianjurkan membaca saat tengah malam. Bagi yang takut atau memiliki riwayat penyakit jantung JANGAN BACA!!!



"Kenapa aku harus meninggalkan bukunya disaat besok akan ulangan." gerutu Billy.

Billy terus berjalan ke arah sekolahnya sambil menggerutu tidak jelas dengan sendirinya.

Suara langkah kaki Billy menciptakan irama yang senada dengan suara daun yang diterpa angin. Sambil menunduk Billy terus menyusuri jalan menuju sekolahnya, Billy menunduk bukan karena takut, tapi barangkali Ia sedang beruntung dan menemukan uang dijalan.

Tidak berlama Billy menyusuri jalan yang begitu asyik ditemani dengan polisi tidur yang tampan, Billy tiba disana dan bertemu dengan satpam yang menyapanya ramah, seakan Billy datang malam-malam begitu khusus hanya ingin mengapelinya.

"Malam pak Jo." sapa Billy.

"Malam dek, kenapa kembali malam-malam begini dek?" tanya sang satpam.

"Saya rindu pada Pak Jo." canda Billy.

"Pak Jo juga rindu sama dek Billy." sambut Pak Jo pada candaan Billy. Pak Jo tertawa dan menunjukkan deretan gigi Pak Jo yang memiliki simpanan makanan untuk malam ini.

"Saya ingin mengambil buku yang ketinggalan di kelas Pak." sahut Billy serius. Lebih tepatnya agar Pak Jo berhenti tertawa dan tidak menggoda Billy dengan simpanan makanan pada gigi rapat Pak Jo.

"Perlu Pak Jono temani?" tanya Pak Jono.

"Tidak apa Pak, saya sendiri saja." jawab Billy sambil meninggalkan Pak Jono.

Billy kemudian masuk ke dalam sekolah dan menyusuri setiap lorong dan lorong demi menemui pujaan hatinya, ya inilah hidup harus berjuang diawal dan dibuang diakhir.

Sebelum Billy tiba di kelasnya, Billy harus melewati ruang tata usaha yang konon katanya setiap jam 10 malam akan terdengar suara wanita menangis dan kadang tertawa hampir bersamaan. Mengingat cerita horor itu bulu kuduk Billy berdiri.

"Sial... Harusnya aku ajak Pak Jono tadi." gerutu Billy.

Males untuk kembali menemui Pak Jono, Billy memberanikan diri melewati ruang tata usaha itu.

Billy bersiul kecil mencoba menghibur diri agar tidak lari dari siksaan batin. Siksaan batin yang berasal dari pikirannya sendiri.

Berhasil melewati sang mertua - tata usaha (fyi) dan berdiri di depan pujaan hatinya, yaitu kelasnya. Billy segera mengambil bukunya dan memasukkan gigi 3 pada kakinya untuk segera meluncur keluar sekolah.

Sebelum keluar sekolah Billy penasaran dengan cerita yang sudah turun temurun dari kakek buyutnya mengenai wanita di tata usaha, Billy kembali lagi dan ingin mengintip ruang tata usaha. Terlebih dahulu Billy memasang telinganya untuk mendengar apakah sang wanita sedang terluka sehingga sampai menangis pada malam hari, ataukah sang wanita sedang tertawa karena senang diapelin oleh Billy.

Merasa tidak ada respon dari dalam ruangan, Billy mencoba untuk membuka pintu ruang tata usaha dan Billy harus mencoba lain kali karena pintu terkunci. Sikap penasaran Billy membuatnya ingin mengintip kedalam ruangan dari balik kaca pintu ruang tersebut.

Sedikit demi sedikit Billy mendekatkan wajahnya ke arah kaca. Dekat... dekat... dan dekat sampai Billy berhasil melihat kedalam ruangan.

"Kurasa cerita itu tidak benar." ucap Billy

Maksud hati ingin pergi apa daya mata mulai mencuri, mencuri pandangan dari wanita yang Ia cari.

"Baaaaaaa..... Kau mencariku sayang." kejutan dari sang wanita berhasil membuat Billy menjerit...

"Aaaaaaaaaaaaaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaaaaaaaaaaaaaaa...." mengoper ke gigi 5, kaki Billy melaju lebih cepat daripada laju Kijang.

End






Jangan lupa vote dan comment...

Bagi kalian yang punya pengalaman horor, DM aku. Cerita kalian akan aku jadikan referensi cerita aku...
Jangan lupa cantumkan nama, tempat kejadian, dan alamat kalian diakhir cerita.

TIRAI MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang