sweet coffee

2.2K 143 5
                                    

Author POV

Cangkir kopi yang baru saja di sajikan oleh pelayan masih mengepulkan asapnya dengan begitu indah.

Aroma kopi dan juga susu begitu menggelitik indera penciuman gadis yang masih berkutat di layar laptop miliknya. Bahkan gadis itu tidak peduli dengan kacamata yang sudah sedikit turun dari hidungnya.

Ia meregangkan otot-ototnya yang cukup tegang. Setidaknya satu bab sudah ia selesaikan sore ini.

Tangan kanannya segera meraih gagang cangkir putih tersebut. Sedikit demi sedikit ia mulai menyeruput cairan cokelat yang masih panas. Aroma kopi memang selalu berhasil mengembalikan jiwa-nya yang sudah di ambang batas kesabaran akibat desakan dari beberapa staff penerbit.

Kepalanya menoleh,menatap kerumunan gadis-gadis yang memadati area luar cafe.

"Apa mereka tidak bosan mengikuti pria-pria itu? Aku saja bosan melihatnya". Batinnya. Ia hanya diam menatap beberapa pria yang mengenakan jaket dan juga kemeja bahkan kaos yang sedang berjalan. Begitu banyak sekali gadis dengan kamera berukuran besar di tangannya dan setia mengikuti ke arah mereka pergi.

Begitulah korea.
Semua idola seperti dewa disini. Ada batas hirarki yang begitu tinggi antara idola dan juga fans.

ponselnya berdering. Menampilkan satu huruf pada layarnya yang terus menyala.

"Jangan lama-lama di cafe itu".

Satu kalimat yang berhasil mencetak senyum di wajah sang gadis. sangat tersirat rasa takut,khawatir namun rasa cemburu lebih mendominasi suaranya.

"Ku pikir, oppa tidak melihat ku tadi". Ujar sang gadis dengan menjaga intonasi suaranya.

"Rosseane".

ia sudah tidak bisa lagi menahan tawanya. dirinya terlalu lemah jika pria-nya sudah memanggil namanya itu.

"kopi ku masih banyak. Tidak boleh membuang-buang minuman begitu saja".

Dengan jelas telinganya bisa mendengar helaan nafas dari sambungan telepon itu.

"Kim Rosseane"

ia kembali tertawa, "baiklah, aku segera pulang".

Sambungan itu terputus ketika pria-nya di panggil seseorang yang ia yakini adalah sang manager.

Di masukkannya laptop ke dalam tas berwarna cokelat dan juga beberapa kabel. Sekali lagi, ia menyeruput kopinya yang mulai dingin sebelum benar-benar meninggalkan cafe.

Ia mulai beranjak dari kursi yang di dudukinya selama 2 jam. langkah kaki membawanya keluar dari cafe.

Hembusan angin langsung menerpa wajah dan juga rambutnya yang sengaja ia gerai. Risa semakin erat merapatkan jaket tipisnya, berjalan menyusuri jalan setapak.

Kepalanya menoleh ke kiri, menatap salah satu stasiun TV yang cukup popular di korea.

Ah, pantas saja. Ini hari sabtu, ada acara musik disana. Batinnya.

Ponselnya kembali bergetar dan berbunyi dari dalam saku mantel. Ia segera mengangkatnya. Pria-nya kembali menghubunginya.

"kau tidak berniat untuk masuk ke studio sekarang?".

"Tidak, masih banyak yang harus ku selesaikan....". Ujarnya , ia kembali melangkahkan kaki menuju halte bus yang tidak jauh dari cafe.

"Chagiyaaa".

"Kyaaa!!! Jangan melakukan itu kepada ku. Kau ingin membunuhku di tengah jalan seperti ini?".

"Kau terlalu berlebihan, naik taxi saja. Uang mu itu banyak, kenapa harus naik bus? Halte bus dan rumah mu cukup jauh".

COFFEE [ JAE DAY6 x OC ] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang