Frappucino

644 84 0
                                    

Author  POV

Ia terbangun dari tidur nyenyaknya di karenakan nada dering alarm yang terus menjerit dari ponselnya.

Matanya masih mengerjap pelan. Membiasakan dirinya terhadap sinar mentari yang perlahan mulai masuk tanpa permisi melalui celah ventilasi kamar.

"GOOD MORNING MY WORLD". Teriaknya pada diri sendiri seraya beranjak dari ranjang empuknya.

Tatapannya jatuh pada pantulan dirinya di cermin besar yang berada di sudut kamar. Tubuhnya sedikit lebih berisi, setidaknya itu jauh lebih baik di banding 4 bulan yang lalu.

Rambut panjangnya telah berganti dengan rambut yang hanya tersisa sebahu dengan poni yang menutupi dahinya.

Kim Risa Rosseane.

Gadis itu berhasil bangkit dari keterpurukannya.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, ia segera memakai pakaian hangat untuk pergi keluar. Mencari sarapannya pagi ini di salah satu minimarket yang tidak jauh dari tempatnya tinggal.

Setiap hari, ia tidak pernah absen untuk menyapa beberapa manula yang tinggal di apartemen ini. Beberapa wanita yang sudah memasuki usia senja itu masih terlihat sangat bugar berbanding terbalik dengan kerutan yang ada di wajah mereka.

"Kau begitu menawan pagi ini , Rose". Ujar Imelda, salah satu manula yang ia temui di lantai dasar.

"Dan kecantikan mu semakin bertambah di pagi ini". balasnya.

Ya, semenjak ia memutuskan untuk tinggal di London, ia memilih untuk di panggil Rose di banding Risa.

Langkah kaki terus membawanya untuk sampai pada minimarket yang berada di ujung jalan. Kedua tangannya terus bersembunyi di balik saku mantel.

"Good morning". Sapa Stevan, salah satu pegawai yang sangat akrab dengan Risa.

"Morning". seulas senyum manis ia berikan pada pria dengan postur lebih dari 185cm itu. Kakinya kembali melangkah, menyusuri rak demi rak makanan yang tersedia.

Satu cup kopi hitam di pagi hari tidak pernah absen. Tak luput  , sandwich berisikan daging ayam pun ia pilih pagi ini.

"Hanya ini saja?".

"Ya, kalau kau ingin memberi ku satu piring pancake secara gratis, aku akan sangat berterima kasih pada mu". Candanya.

"Sayangnya, Angelica tidak masuk hari ini".

"owhh, ini bukan pagi keberuntungan ku". Tawa kecilnya menghiasi perbincangan kecil mereka , "thankyou stev". Ucapnya seraya memberikan uang pada Stevan.

Di pilihnya meja kosong yang berada di sudut dekat jendela.

Mungkin, sebagian orang saat ini lebih memilih merapatkan selimut mereka. Tapi tidak dengannya, ia harus mencari sarapan demi perutnya yang sering kali kelaparan di pagi hari.

Ditatapnya langit London pagi ini. Cuaca yang cukup cerah. Namun tetap saja, rasa dingin tetap menyerangnya saat berada di luar.

Disesapnya cairan pekat itu beberapa kali. Ia semakin mencintai cairan pahit yang sangat jarang di sukai oleh wanita pada umumnya.

natal dan tahun baru ia lewati seorang diri di negri orang. Tidak ada kerabat atau sahabat satu pun. Terlebih saat ia mengganti ponselnya.

Orangtua?

Ia sangat yakin jika kedua orangtua-nya lebih menyibukkan diri mereka dengan serangkaian jadwal rapat, di banding mencari dirinya.

Tangannya kembali menggenggam ponsel berwarna pink muda. Jari-jemarinya dengan lincah memainkan beberapa aplikasi yang ada sampai akhirnya ia memilih icon burung biru itu.

COFFEE [ JAE DAY6 x OC ] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang