Part 13

4K 516 29
                                    

Happy Reading.....


Yunus menggeram kesal, tubuhnya kotor begitu pun Zidni. Mereka terjatuh karena kehilangan keseimbangan.

"Kau..." ucap Yunus geram lalu mengusapkan lumpur ke wajah Zidni.

"Ih, Mas  kotor!!" protes Zidni lalu membalas perbuatan Yunus.

Mereka pun saling membalas, saling mengejar seperti anak kecil dan tanpa di sadari Levan, Rusdi dan para warga melihat tingkah mereka yang seperti anak-anak.

"Kita mengkhawatirkan mereka!"

"Ternyata anak kita malah sedang asik bercanda!" imbuh Rusdi dan mereka pun tertawa.

"Itu calon pengantin yang minggu ini menikah, kan?" sahut Tono.

"Betul pak, mereka ke desa untuk mengikuti seminar Pra-Nikah makanya mereka terjebak di sini." jelas Rusdi takut menjadi fitnah.

"Syukurlah mereka selamat!" ucap Burhan.

"Alhamdulillah... " ucap Rusdi dan mereka pun segera memanggil Yunus dan Zidni.

Mereka tampak bahagia melihat ayah mereka masing-masing terutama Zidni.

"Bapaak!" ucap Zidni senang lalu berlari ke arah Rusdi lalu memeluknya.

"Syukurlah kalian selamat, terima kasih Nak Yunus." ucap Rusdi tulus.

"Sama-sama Pak!" balas Yunus.

"Ya sudah kita pulang, ibu kalian pasti sudah sangat cemas." ucap Levan dan mereka pun segera kembali ke tempat dimana mobil mereka terparkir.

*****

Yunus merasa lega, tubuhnya sudah bersih kembali dan dia butuh ranjang empuk karena semalam dia tidur di dalam mobil dan itu benar-benar tak nyaman.

Yunus memejamkan matanya dan teringat kejadian di dalam mobil. Zidni tak seburuk yang dia kira, gadis itu lucu dan aneh.

Yunus menatap ponselnya, dia melihat notifikasi panggilan tak terjawab dari Patricia.

Ada apa wanita itu meneleponnya?

Yunus menghela nafas,  lebih baik dia abaikan saja apa lagi sebentar lagi Yunus akan menikah. Yunus teringat kembali pada Zidni, apa memang ini jalan terbaik yang di takdirkan Allah untuknya?

Yunus mengusap wajahnya, tumben sekali dia ingat kepada Allah? Hati Yunus tersentil untuk mengingat dosa-dosanya selama ini. Dulu Yunus memang rajin beribadah, namun semenjak dirinya mengenal Patricia dan melakukan seks bebas. Yunus mulai meninggalkan sholat dan mengaji.

Yunus merasa malu dan mulai enggan melaksanakannya karena terpikat oleh racun dunia.

Yunus mengingat kata-kata Levan yang menginginkan Yunus berubah, ya mungkin ini adalah jalan dia untuk bertobat dan kembali ke jalan Allah, Aamiin.

"Yunus!" panggil Levan membuat Yunus terkejut.

"Ya, ayah?" jawab Yunus sambil membuka pintu kamarnya.

Yunus menatap wajah tak bersahabat ayahnya 

"Ada apa Yah?"

"Kenapa perempuan itu bisa kemari?"

"Siapa?" tanya Yunus bingung.

"Hai Sayang, aku merindukanmu!" ucap Patricia membuat wajah Yunus memucat.

*****

Zidni tersenyum melihat jaket yang Yunus pinjamkan tempo hari, jaket itu sudah dia cuci bersih dan akan dia kembalikan. Zidni tersenyum tipis meski lelaki itu menyebalkan tapi Zidni suka saat dia memperlakukannya dengan manis dan penuh perhatian.

Zidni memasukan jaket itu pada kantong plastik, lalu berjalan keluar kamarnya.

"Mau kemana nak?" tanya Sulastri melihat anaknya membawa kantong.

"Zidni mau mengembalikan jaket Mas Yunus, takut mau dipakai, Zidni tidak enak Mak apa lagi cuaca akhir-akhir ini  hujan terus." ucap Zidni.

"Bapak juga mau ke resort."

"Ya sudah Zidni titip Bapak saja boleh?" pinta Zidni.

"Ikut bapak saja, sekalian kita bawakan makanan yang tadi kamu masak untuk pak Levan." ucap Rusdi dan Zidni pun mengangguk pelan. Mereka pun pamit kepada Sulastri lalu berjalan menuju ke resort  Anwari.

Zidni melihat Yunus sedang mengobrol dengan seorang wanita berpakaian ketat. Rambutnya cokelat indah dan berparas cantik. Zidni tampak minder melihat gadis disamping Yunus.

" Assalamualaikum Nak Yunus!" sapa Rusdi membuat lelaki itu menatap ke arah Zidni dan Rusdi.

"Bapak?" sapa Yunus terkejut, dia takut Patricia berbuat onar di hadapan calon mertuanya. Tapi kenapa Yunus jadi takut?

"Mas!" sapa Zidni membuat lelaki itu menatap ke arah Zidni.

"Bapak ke dalam dulu!" ucap Rusdi lalu berjalan ke dalam resort untuk menemui Levan.

"Saya mau mengembalikan jaket Mas!" ucap Zidni sambil menyodorkan kantong berwarna biru namun Patricia merampasnya dengan kasar lalu melihat isi kantong dan menghempaskannya ke lantai.

"Yunus, apa maksudnya?" tanya gadis itu tajam membuat Zidni menunduk takut dan Yunus malah menatap Zidni.

"Yunus!" bentak Patricia marah membuat Yunus menghela napas, dia tak mau ada keributan.

"Jangan marah Sayang, aku hanya meminjamkan jaket saja." ucap Yunus santai.

Sayang?

Zidni melihat Yunus yang memungut kantong itu lalu memberikannya pada Zidni.

"Buatmu saja, aku tidak memerlukannya apa lagi bekas kau pakai!"

"Maksud Mas?"

"Yunus tak suka pakaian yang bekas dipakai orang lain!" ucap Patricia sinis.

"Oh iya." ucap Zidni kaku.

"Pergi!" usir Patricia.

"Apa?"

"Pergi, kau sudah selesai bukan?" tanya Patricia galak dan Zidni mengangguk cepat.

"Assalamualaikum!" pamit Zidni namun Yunus tidak membalas salamnya.

Zidni melangkah cepat, dia merasa sakit hati atas perlakuan Yunus dan kekasihnya. Zidni berjalan tergesa hingga tak sengaja menabrak Ismail.

"Maaf!" ucap Zidni cepat.

"Zidni?"

"Mas Ismail?"

"Kenapa kau tampak tergesa?" tanya Ismail yang tak biasanya melihat Zidni berjalan dengan ceroboh. Zidni menunduk, dia bingung mencari alasan.

"Zidni, mana jaketku, Sayang?" tanya Yunus membuat Zidni melihat ke arah Yunus dan terbelalak kaget.

Sayang? Jaket? Bukannya tadi dia menolaknya?



Tbc

Mas YunusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang