Part 20

5.6K 671 47
                                    

Happy Reading ....


Yunus menatap Zidni yang tampak gugup mendapati dirinya sedang memperhatikan gadis itu.

"Kau sedang menunggu siapa?"

"Maksud Mas?"

"Mau makan malam sama siapa?" tanya Yunus berusaha dingin namun malah terdengar seperti cemburu!

Wajah Zidni merona lalu tersenyum tipis.

"Zidni memasak untuk Mas Yunus!" ucap Zidni malu-malu membuat Yunus terkekeh geli melihat tingkahnya.

"Memasak untukku?"

"Iya Mas, sebagai permintaan maaf Zidni karena telah lalai menjaga kehormatan Zidni dan Mas." ucap gadis itu membuat Yunus semakin tertarik.

"Kehormatan?"

"Seorang istri seharusnya tidak jalan bersama seseorang yang bukan mahram meski di tempat ramai. Zidni mengaku salah dan meminta maaf sama Mas! Zidni janji takkan melakukan hal itu lagi." ucap Zidni polos membuat hati Yunus luluh.

"Baiklah, aku lapar." ucap Yunus lalu menarik tangan Zidni ke dapur.

Zidni segera menyalin nasi, perkedel kentang dan sop ayam lalu menyimpannya di hadapan Yunus.

"Berdoa dulu Mas sebelum makan!" ucap Zidni sambil duduk dan ikut makan. Yunus pun memimpin doa lalu mereka pun menikmati makan malam.

Zidni tersenyum bahagia melihat Yunus yang begitu lahap memakan masakannya.

"Masakanmu enak!" puji Yunus 

"Alhamdulillah kalau Mas suka!" ucap Zidni sambil menunduk malu

"Kenapa aku tak mau menatapku? Bukannya kita sudah sah?" tanya Yunus membuat wajah Zidni kembali merona.

"Tatap aku Zidni!" pinta Yunus dan gadis itu pun menatap ke arah Yunus.

Yunus menatap wajah cantik Zidni, matanya indah bersinar dengan di hiasi bulu mata yang lebat dan lentik seperti boneka. Yunus mendekati gadis itu lalu membuka jilbab Zidni membuat Zidni diam membeku.
Dia ingin menolak namun Yunus adalah suaminya dan Zidni adalah haknya Yunus.

"Sangat cantik!" bisik Yunus sambil menyisir rambut Zidni dengan jemarinya. Rambut hitam Zidni tergerai indah jatuh ke bahunya. Yunus memajukan wajahnya mendekati wajah Zidni, napas hangatnya menerpa wajah Zidni yang tampak kaku. 

"Mas..." 

Bibir Yunus menempel di bibir Zidni dan mencium lembut bibir merah gadis itu. Zidni memejamkan kedua matanya merasakan sapuan lembut yang berikan oleh bibir hangat Yunus.

Yunus merasakan getaran aneh di hatinya, tak ada ciuman penuh nafsu yang selalu dia lakukan bersama Patricia. Tak ada getaran hebat yang bisa membuat Yunus gugup sekaligus bahagia jika dia melakukannya bersama Patricia.

Sementara Zidni merasa bingung, Yunus ciuman pertamanya, lelaki yang pertama menyentuhnya. Yunus melepaskan pagutannya dan Zidni langsung menunduk dengan wajah merona.

Yunus memeluk tubuh Zidni lalu mengecap kepalanya dengan sayang.

"Terima kasih!" uca Yunus dan Zidni hanya mengangguk pelan.

*****

Yunus menatap keluar jendela, ini pertama kalinya Yunus merenungkan seorang wanita seperti Zidni. Yunus merasakan perasaan aneh di hatinya.

Apa Yunus jatuh cinta pada Zidni?

Yunus menghela napas lelah, Zidni memang sangat cantik dan baik. Mengingat hal itu Yunus jadi merasa minder, apa lagi dia adalah gadis yang paham agama. Tak lucu juga kan jika kepala rumah tangga malah berguru pada istrinya?

Yunus tersenyum kecut lalu menghela napas lelah. Sayup-sayup Yunus mendengar suara seseorang mengaji, itu pasti Zidni.

Yunus berjalan menuju kamar gadis itu dan seperti biasa dia tak pernah mengunci kamarnya. Yunus masuk dan berbaring di atas ranjang sambil mendengarkan alunan ayat suci Al Quran dari bibir Zidni. Gadis itu tampak terkejut melihat kedatangan Yunus.

"Teruskan, aku suka mendengar suaramu mengaji!" ucap Yunus dan Zidni pun melanjutkan bacaan Al Qurannya.

*****

Zidni menutup Al Qurannya dan melihat Yunus sudah terlelap tidur di rahangnya. Zidni tersenyum tipis lalu menyelimuti Yunus sampai ke dagu agar pria itu tidak kedinginan lalu Zidni pun merebahkan tubuhnya di atas sofa, Zidni tak mau mengganggu tidurnya Yunus.

Keesokan harinya...

Yunus mengerjapkan matanya, dia mendengar seseorang sedang berbincang-bincang di luar sana. Yunus terkejut, dia tidur di kamar Zidni dan dia ingat semalam dia tertidur setelah mendengarkan gadis itu mengaji. 

Yunus berjalan ke luar kamar dan melihat Bundanya dan Bik Ningsih mengobrol dengan Zidni.

"Yunus?" sapa Fatma senang melihat anaknya yang tampak rukun dengan Zidni.

"Mas mau sarapan?" tawar Zidni.

"Aku mandi dulu!" ucap Yunus yang langsung masuk ke kamarnya. Zidni menunduk merasa  malu dengan sikap Yunus yang kurang sopan terhadap ibunya.

"Tak apa, Yunus memang begitu!" ucap Farma yang iba melihat Zidni.

"I... Iya Bunda!" ucap Zidni terbata lalu mereka pun kembali mengobrol hal lain hingga Yunus datang dalam keadaan segar dan rapih untuk sarapan. 

"Jadi kalian belum berjima?" tanya Fatma membuat Zidni gugup. Yunus yang mendengar pertanyaan itu tampak santai lalu menatap Zidni kemudian Fatma.

"Bunda tunggu saja kabar baik dari kami, bukan begitu, Sayang?" goda Yunus membuat wajah Zidni semakin merona.

"Mas..." guman Zidni malu.

Apa Yunus akan menyentuhnya? Ya Allah....


Tbc

Mas YunusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang