Part 9

3.6K 407 20
                                    

Malam udah aku up ya CAST Mas Yunus di work sebelah Ariska31

Happy Reading...


Rusdi mengusap pundak anaknya dengan sayang.

"Kenapa lagi Nak? Bukannya kau sudah setuju untuk menikahi Mas Yunus? Kenapa sekarang kau menolak?" tanya Rusdi lembut.

Zidni tertegun sejenak,

"Mas Yunus bilang begitu?" tanya Zidni dan Rusdi mengangguk.

Bagaimana dia bisa menjadi imam keluarga jika Yunus sendiri suka berbohong dan memutar balikan fakta bahkan melemparkan kesalahan padanya.

"Bapak tahu Mas Yunus anak yang jujur." ucap Rusdi membuat hati Zidni sakit.

"Iya Pak!"

"Jangan permalukan keluarga kita Ni, kekuarga Anwari itu keluarga baik-baik " ucap Rusdi dan Zidni hanya bisa menunduk pasrah.

"Ya Allah, beri hamba jalan petunjuk-Mu Ya Allah... " jerit batin Zidni.

Sementara Yunus termenung sambil menatap langit yang mulai menggelap di hiasi rintik hujan yang mulai membasahi bumi.

"Yunus..." sapa Levan sambil duduk di samping anaknya.

Yunus hanya menatap sekilas lalu kembali menatap air hujan yang mulai menetes dari genting rumah.

"Ayah sudah tua, Risma sudah mau kuliah dan mungkin menikah. Ayah ingin kau mulai serius menjalani hidup. Mumpung kau masih muda, harta Ayah masih banyak dan Risma juga butuh panutan."

"Aku rasa dengan aku mau menuruti kemauan Ayah, Ayah takkan menuntut lebih." ucap Yunus datar.

"Kau mau menikah terus tetap ke club malam? Bersama wanita itu?"

"Aku butuh pelepasan, aku butuh hiburan!"

"Setelah menikahi Zidni, kau bisa melakukan itu pada istrimu. Bebas, setiap saat dan bukan dosa tapi pahala karena kamu menafkahi batin istrimu."

"Apa?"

"Ya, kalau kau butuh pelepasan!"

"Ya Yuhan, dekat saja aku sudah jijik apa lagi menyentuhnya!" guman Yunus ngeri membuat Levan melotot dan memukul kepala Yunus.

"Awww... Ayah apaan sih?"

"Jaga mulutmu, jijik-jijik, semua lubang wanita itu sama saja!" ucap Levan kelepasan membuat Yunus terkekeh.

Levan menghela napas melihat tingkah anaknya, benar juga sih buah takkan jatuh jauh dari pohonnya dan sifat Yunus buktinya.

"Apa kau menggunakan pengaman ketika melakukannya dengan wanita itu?"

"Tentu Yah, Yunus belum mau punya anak begitu pun Patricia!"

"Ayah tak percaya kau sudah berbuat nista, Yunus!" ucap Levan frustasi dan Yunus hanya tertawa.

******

Zidni bersiap, hari ini ada seminar Pra-Nikah yang akan di lakukan di kantor KUA. Rusdi sudah memberitahu Yunus dan sebentar lagi lelaki itu akan menjemput calon istrinya.

"Disana dengarkan baik- baik apa kata Pak Komar, beliau yang akan memberikan kalian wejangan." ucap Rusdi.

"Iya Pak." ucap Zidni dan tak lama suara klakson mobil berbunyi.

"Itu Mas Yunus!"

"Iya Pak, Zidni pamit dulu  Assalamualaikumm" pamit Zidni sambil mengecup tangan Rusdi.

"Wa'alaikum salam, hati-hati di jalan!"

"Insya Allah." ucap Zidni lalu mendekati mobil Yunus.

Pria itu memberi kode agar Zidni membuka pintunya dan Zidni tersenyum bingung, dengan kesal Yunus  membukakan pintu.

"Assalamualaikum, Mas!"

"Cepat masuk!"

"Tidak pamit dulu sama Bapak dan Emak?"

"Aku bilang masuk ya masuk, atau mau aku tinggal?" tanya Yunus ketus dan Zidni segera masuk ke dalam mobil dan duduk dengan tegang.

"Tutup pintunya!"

"I..Iya Mas!" ucap Zidni lalu menutup pintunya pelan.

"Yang kencang tutupnya!"

"Tapi..."

Yunus memajukan tubuhnya ke arah Zidni membuat gadis itu terkesiap dan takut. Yunus membuka pintu dan menutupnya agak keras.

Bugh!

Pintu tertutup lalu Yunus menjalankan mobilnya, Zidni menghela napas lega.

"Maaf Zidni tak tahu, Zidni baru naik mobil!" ucap Zidni malu dan Yunus hanya tersenyum sinis.

Mereka pun sampai di KUA untuk mengikuti seminar, disana pak Komar sudah menunggu.

"Assalamualaikum Pak!" sapa Zidni sambil menakutkan kedua tangannya di dada sebagai tanda salam dan Yunus hanya tersenyum tipis.

"Wa'alaikum salam Zidni dan ini pasti calon suamimu!" ucap Komar ramah dan Zidni hanya mengangguk, berharap Yunus tidak membuatnya malu seperti waktu dia bersama Ismail.

"Mari ikut bapak." ucap pak Komar dan mereka pun mengikuti lelaki paruh baya itu ke dalam suatu ruangan.

Komar mulai memberikan materi dimana Pernikahan itu sesuatu yang sakral dan tidak bisa di pisahkan boleh manusia. Allah tidak mengharamkan perceraian namun Allah membencinya.  Komar pun memberitahukan rukun nikah.

" Rukun nikah itu terdiri dari lima, mempelai pria, mempelai wanita, Wali, dua saksi dan Shighat. Shighat di sini meliputi ijab dan qabul yang di ucapkan antara wali atau perwakilannya dengan mempelai pria  Disini kalian sudah memenuhi rukun." ucap Komar lalu kembali memberitahukan tentang syarat nikah dan kemudian hak dan kewajiban suami istri.

"Hak dan kewajiban suami istri itu ada tiga, pertama hak dan kewajiban suami terhadap istri, kedua hak dan kewajiban istri terhadap suami dan ketiga hak dan kewajiban bersama." ucap Komar lalu menatap Zidni.

"Hak suami terhadap istri diantaranya, suami berhak untuk mendapatkan istri seutuhnya, meminta jahatnya kepada istrinya kapan saja dia mau. Hajat disini Yunus mungkin tahu!" goda Komar membuat Yunus tersenyum miring.

"Suami berhak memberi ijin dan melarang istri  pergi, suami berhak menjaga dan melindungi istri  serta berhak memberi nasehat kepada istri." ucap Komar dan Zidni mengangguk paham. Komar menatap Yunus.

"Kewajiban suami membimbing istri dalam hal agama dan rumah tangga, suami wajib memberi nafkah lahir dan batin, melindungi dan memuliakan istrinya." ucap Komar lagi.

"Hak istri terhadap suaminya, istri berhak menerima mahar dari suaminya, istri berhak di gali dengan baik dan dimuliakan, menerima nafkah lahir dan batin dari suaminya dan istri berhak di bimbing dan di ajarkan ilmu agama." ucap Komar.

"Kewajiban istri adalah taat dan patuh kepada suami, mengurus suami dan rumah tangganya, istri wajib menjaga harta dan kehormatan suami, selalu berhias dan bersolek untuk suami agar tampil cantik di hadapan suami." ucap Komar lagi

"Ada yang mau di tanyakan?" tanya Komar dan Yunus tersenyum.

"Jadi istri tidak boleh membantah kepada suami kan? Apapun itu?" tanya Yunus dengan nada aneh membuat perasaan  Zidni tak enak.

Zidni menatap horor ke arah Yunus dan lelaki itu hanya tersenyum smirk membuat Zidni mulas.


Tbc

Mas YunusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang