"Apa yang menarik dari ponselmu?"
Taehyung kaget tiba-tiba Jungkook bersuara di sampingnya. Cepat ia masukkan kembali ponsel ke dalam saku jaket dan menggeleng. "Hanya lihat tanggal. Sejak kapan kamu duduk di situ?"
"Baru saja."
"Ah... ya,"
Sebetulnya Jungkook yakin sekali kalau Taehyung berbohong soal itu. Yang dilakukannya adalah berharap dan menunggu. Lelaki itu menantikan Jimin menghubunginya sekali saja.
Meski ribuan kali Taehyung berkata tak punya perasaan pada Jimin, Jungkook tetap mampu merasakannya. Perasaan dilema antara ingin pergi tapi menahan. Sedikit banyak ia merasa bersalah karena membuat Taehyung cemberut pagi ini (sebetulnya sejak beberapa hari lalu).
Tetapi menurutnya, ini adalah jalan terbaik.
Padahal Taehyung tak pernah cerita bagaimana kisah menyedihkannya, tapi Jungkook tulus membantu untuk itu. Walau sebetulnya Jungkook sangat kesal dengan tindakan yang dilakukan sahabat lugunya ini.
Kapan pemikirannya bisa dewasa? Apa tidak melelahkan baginya berjalan diantara semak berduri sepanjang waktu?
Mata Jungkook melirik Taehyung yang kembali sibuk dengan catatannya. Mungkin dia sudah terlalu ikut campur tapi menurut Jungkook, memang sebaiknya kedua orang itu tak lagi berhubungan.
Keputusannya untuk memblokir akses Jimin untuk meraih Taehyung adalah hal yang terbaik yang bisa dilakukannya.
"Melamun apa?"
Jungkook menggeleng, "Nanti malam ada acara?"
"Tidak," Taehyung mendengung, "Bukan jadwal kita bekerja kan?"
"Mau pergi denganku?"
Sedikit bingung, Taehyung menggeleng. "Aku ingin sendirian di kamar."
"Tidak akan kemana-mana?"
"Ya, kurasa."
Jungkook mengangguk lega, "Kalau begitu jangan kemana-mana."
Ada yang aneh dari pembicaraannya, tetapi Taehyung tak memperpanjang topik ini dan kembali fokus dengan catatan sebelum kuis pagi dimulai.
Biarlah, lagipula Jungkook memang suka bicara dan bertindak yang aneh-aneh.
;
Taehyung sedang streaming Knowing Brothers sambil nyemil stroberi setelah mandi. Sedang asyik terbahak karena keadaan Youngchul yang menyedihkan, dan nyaris tersedak stroberi di dalam mulutnya, sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya.Jungkook // Taehyung
Jangan kemana-mana.
Tinggallah di rumah.Ya, aku memang.
Kau terdengar aneh,
Seperti... melarangku pergi?
Karena di luar hujan.
Takut kamu sakit.Begitu ia dengar suara petir, barulah ia sadar kalau di luar sedang hujan deras. Taehyung membuka gordyn kamarnya dan melihat malam yang basah. Jendela kamarnya penuh dengan titik-titik air.
Bahkan sulit melihat jalanan dari dalam, semuanya tampak berkabut. Tahu-tahu terasa lebih dingin dari yang ia sadari. Taehyung menggigil karenanya, dan kembali berbaring di ranjang.
Pesan Jungkook ia abaikan begitu saja.
;
Enigma terasa begitu hangat dengan lampu redup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany [MinV]
FanfictionJimin baru sadar, kalau dia pernah menyakiti Taehyung. Dan ia terlalu sadar kalau ia hanya bisa semakin menyakitinya saja. Dalam sebuah harapan diantara kemustahilan, ia ingin memperbaiki segalanya yang pernah ia rusak.