Chapter 6: Red Door

3 2 0
                                    

Chapter 6: Red Door

Aku kembali terbangun, semuanya menatap ku. "Guys! Aku mendapat kuncinya!" Ucap ku.


"Blair!!" Ucap grayson yang langsung menopang ku yang hampir terjatuh. "Kita harus bertemu deborah!" Ucap ku yang langsung berdiri dan mengambil tas. Semuanya bergegas dan langsung keluar dari gubuk, grayson mengambil kunci dan segera memasuki mobil, mobil berjalan menyusuri hutan gelap lalu keluar dari hutan. Kita memarkir di depan rumah Debora. Aku lari ke depan pintunya lalu mengetuk pintunya. Tetapi pintunya tidak di kunci, aku membukanya lalu tercium bau busuk seperti ada orang atau hewan mati. "Ih bau apaan nih" gerutu Cheryl, "Gatau" ucap Faith.


"Debora? Debora? Aku datang untuk memberitahu sesuatu! Aku menem..." Ucapan ku terpotong, handphone yang aku genggam terjatuh dari genggaman ku "AAAAAAAAA!!!" teriakan ku menggema seisi rumah, yang lain segera naik ke atas tempat aku berdiri, "AAAAAAAAA!!!!" teriak semua orang. Kami semua menatap hal yang sama, yaitu mayat seorang perempuan yang aku kenal bergelantungan dengan darah dimana mana.


Polisi dan ambulans pun datang. Beberapa dari kami di interogasi oleh opsir Richard Kamala. "Oh iya, sebelum kau pergi. Debora meninggalkan surat ini untuk mu. Tulisan nya hanya kau yang boleh membaca ini, ya aku tau maksud privasi, jadi ya silahkan pergi" ucap opsir Richard. Aku keluar ruangan sambil membawa surat yang di beri Debora.


Akhirnya aku sampai di rumah, "Hey, kamu gapapa?" Ucap Grayson yang mengantar ku pulang. "Gapapa, btw makasih yah udah anterin aku pulang" ucap ku sambil melepas sabuk pengaman. "Oh iya, kok loe belakangan ini jauhin gw sih?" Tanya Grasyon. "Yah... Gw kira kita putus..." Ucap ku. "Putus? Kita aja baru jalin hubungan 2 hari, jangan bercanda lah!" Ucap Grayson mengelus kepala ku.


Aku memasuki kamar ku lalu aku membuka surat yang di beri Debora sebelum meninggal. "Blair, kamu harus cepat. Dia datang untuk ku dan selanjutnya untuk mu, jika kamu sudah memiliki kunci nya. Kamu harus kembali ke tempat dimana dia berasal dan masuk ke alam itu!" Setelah aku membaca surat tersebut. Dengan sigap aku berlari kebawah dan mengambil kunci mobil ku.


Aku masuk ke mobil lalu menyalakan mobil tersebut. Dengan sigap aku menyetir menuju sekolah lama ku. Sudah pukul 12 malam aku datang sendiri hanya berbekal senter. Aku memasuki sekolah lama ku melewati pintu belakang. Aku memasuki kelas ku lalu aku duduk di bangku paling.


Aku memejamkan mata. Tak lama aku telah memasuki alam lain. Aku berjalan menyusuri lorong gelap, lalu aku berhenti di depan sebuah pintu. Di hadapan ku aku melihat seorang wanita dengan rambut yang basah dan kulit yang pucat layaknya orang mati. "Dimana wanita bergaun putih?" Dia menunjukan ke ujung lorong, "d..di..dia, di sana!" Ucapnya. Aku terus berjalan aku melihat setiap pintu terdapat orang yang berbeda beda. Sampai akhirnya aku melihat Red door. Aku memasukan kunci pertama di lobang pertama, lalu kunci kedua, klek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Haunt VisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang