Part 5

586 86 31
                                    

Sorry gays for late late update..

Langsung aja baca ya..
Typo bertebaran...
.
.
.
.

Di salah satu mall, ada sepasang kekasih(?) sedang jalan-jalan didalam mall.

Terlihat mesra, namun tidak demikian dengan ekspresi salah satu dari mereka yang terlihat lesu dan memasang wajah datar.

"Sayang, kita mau makan dimana?"

"Terserah."

"Kalau makan sushi bagaimana?"

"Boleh."

"Apa ramyeon aja?"

"... "

"Ih, kok kamu hari ini cuek banget sih Arden?! Kamu sebenarnya gak suka jalan sama aku? Bilang aja, Arden!"

Huft..

Wendy mempoutkan bibirnya dan menghentakkan kakinya sebelum ia meninggalkan (kembaran) Arden.

Amber yg melihat itu hanya memilih pelipis nya. Di satu sisi ia sangat lelah menemani pacar Arden itu, namun di sisi lain, ia merasa harus menjalankan tugas dari Arden dengan baik.

Sial

Amber mengejar Wendy yang belum terlalu jauh dari pandangan nya.

Amber menarik tangan Wendy dan langsung memeluk nya. Wendy tersentak sedikit lalu tersenyum didalam pelukan Amber.

"Maaf, karna cuek padamu."

Wendy mengangguk sambil memeluk Amber dengan erat.

"Wangi tubuhmu sepertinya berbeda hari ini."

Amber mengangkat kedua alisnya,
"Hm? Aku?"

Wendy mengangguk,
"Kamu ganti parfum?"

"A.. Iya itu, aku ganti parfum. Kemarin temanku memberi ku parfum. Jadi aku mencobanya hari ini."

Wendy hanya berohria, lalu memeluk lengan Amber.
"Ayo kita makan."

Amber mengangguk dan tersenyum kikuk sambil berjalan mengikuti Wendy yang menarik dan memeluk lengan nya.

°°°

"Hey, sedang menunggu bis?"

"..."

"Kenapa diam saja?"

"..."

"Nona Irene yang cantik tapi galak."
Goda Arden sambil mencolek dagu Irene.

Irene memukul pundak Arden,
"Yak!!  Bisa diam tidak?! "

Arden menutup telinga nya sedikit setelah mendengar teriakan Irene. Melihat Irene sudah berhenti teriak, ia terkekeh.

" Walau marah, kamu tetap cantik."
Arden tersenyum sambil menatap intens Irene yang sedang menatapnya tajam.

Mendengar pujian itu, entah mengapa pujian kali ini terdengar tulus dan membuat sesuatu menjalar dalam hatinya.

Irene merasakan pipinya memanas.

Ada apa iniKenapa saat ini ia mirip sekali dengan Amber? Dan kenapa aku tersipu?!

"Hey, hey.. "

Irene menoleh cepat ke arah Arden,
" Ta..yo.. Dia bis kecil ramah. Tuh bis mu sudah datang."

Irene yang sempat ingin berteriak lagi, menahan teriakannya itu.

"Aku duluan."

Arden mengangguk.
"Hati-hati cantik."

Arden melambaikan tangannya dan menatap bis yang membawa pujaan hatinya sejak SMP dulu.

Wanita impiannya.. Yang sepertinya hanya akan dimiliki didalam mimpi.

Irene.. Kenapa selalu Amber yang ada di matamu dari dulu?

Padahal aku selalu disini, di samping mu dan selalu melihat mu.

Tapi kamu selalu menatap punggung Amber yang didepan mu.

Arden menunduk, lelah akan hatinya. Sadar wanitanya tak pernah melihatnya sedikitpun.

"Tuan Arden, mau pulang sekarang?"

Arden mengangguk. Sebenarnya ia sengaja meninggalkan mobilnya di sekolah saat melihat Irene berjalan ke arah halte.

Maksud hatinya, ingin menemani Irene pulang.

Tapi malah tubuhnya berkata lain, mungkin lelah kalau harus terus berjuang terlihat berjalan disamping pujaannya.
Padahal pujaannya berjalan didepan nya.

"Ayo kita pulang, Pak Kim."

Arden tersenyum dan masuk ke dalam mobil.

°°°
Di kediaman Tuan Liu, sebuah mobil dan motor masuk secara bersamaan.

"Arden!"

"Hai Amber, bagaimana hari ini? Lancar? "

" Masih berani kau bertanya seperti itu?! Ayo masuk, kubuat perhitungan denganmu."

"Tumben hari ini kau bawel."

"Cih."

Arden terkekeh melihat saudaranya yang sedang marah itu.

Selesai mandi dan makan, Arden ke kamar Amber karna ia dipanggil oleh adiknya itu.

"Hei bro."
Arden berpura-pura menyapa Amber yang sudah menunggunya dengan tatapan tajam.

"Duduk."

Arden tersenyum dan menurut kata-kata Amber.

"Ada apa adikku sayang?"

"Kita hanya berbeda beberapa menit, tak usah memanggil ku adik."

"Yak! Tetap saja aku duluan yang keluar."

"Terserah, jangan mencoba mengalihkan pembicaraan."

Hehehe..

"Karna kau sudah memakai jasa ku hari ini, dan sudah menurun kan harga diriku. Kau harus membayarnya. "

" Hahaha oke. Tapi memangnya hari ini bagaimana acara Jalan2 nya? "

Amber mendelik dan menceritakan kejadian hari ini bersama Wendy.

Arden pun tertawa,
" Kau sampai memeluknya seperti drama-drama korea itu? HAHAHA."

"Puas sekali ketawa nya."

"Hah..ahaha sorry, my bro. Jadi apa yang mau kamu minta dariku?"

"Akan kupikirkan, tapi karna kau setuju. Aku akan memikirkan nya mulai sekarang."

"Oke, bilang saja padaku kalau sudah terpikirkan. Aku balik ke kamarku dulu."

Amber mengangguk dan Arden pun keluar dari kamarnya Amber.

Kira-kira apa yang akan kuminta ya?

*
*
*

Tbc..
Baru sempat nulis segini, nanti kalau ada waktu lg, disempetin nulis lg ya..
Mudah2an kalian masih bersabar menunggu, terlebih nunggu jodoh wkwkw

The Twin Love Story (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang